- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[with PIC] Ini Penjelasan KJRI Hong Kong Soal Penyiksaan TKI Erwiana


TS
multivitamins
[with PIC] Ini Penjelasan KJRI Hong Kong Soal Penyiksaan TKI Erwiana
![[with PIC] Ini Penjelasan KJRI Hong Kong Soal Penyiksaan TKI Erwiana](https://s.kaskus.id/images/2014/01/14/3252711_20140114074138.jpg)
Jakarta - Penyiksaan terhadap TKI di Hong Kong kembali terjadi. Erwiana Sulastyaningsih (23), TKI asal Ngawi yang baru beberapa bulan bekerja di Hong Kong harus kembali ke tanah air dengan tubuh penuh luka akibat siksaan majikannya.
Erwiana sedianya baru mulai bekerja di Hong Kong pada 13 Mei 2013 lalu. Namun dia pulang ke Indonesia pada 10 Januari 2014 lalu.
"Dipulangkan pada 10 Januari 2014 dalam kondisi yang tidak sehat dan bekas luka," staf Penerangan Sosial Budaya KJRI Hong Kong Sam Ariyadi saat dikonfirmasi detikcom, Senin (13/1/2014).
Menurut Sam, Erwiana tak melaporkan kasusnya ke KJRI Hong Kong. Dia langsung pulang ke kampung asalnya di Ngawi, Jawa Timur.
KJRI Hong Kong mendapat data mengenai Erwiana dari agen penyalurnya di Hong Kong. Saat ini KJRI sedang mengusahakan agar kasus penyiksaan Erwiana ini dibawa ke meja hijau.
"Sekarang dia dirawat di Sragen dan sedang mendapatkan pemeriksaan laboratorium. Kami menunggu hasil lengkap dari dokter. Saat ini kami sedang mengumpulkan seluruh informasi," tutur Sam.
Dia menuturkan KJRI Hong Kong sudah berkoordinasi dengan kepolisian setempat terkait kasus ini. Jika informasi yang dihimpun sudah lengkap, maka kasus penyiksaan ini bisa ditindaklanjuti secara hukum.
[URL="http://news.detik..com/read/2014/01/13/163714/2466392/10/ini-penjelasan-kjri-hong-kong-soal-penyiksaan-tki-erwiana"]sumber[/URL]
Kondisi setelah pulang
Spoiler for DP:
![[with PIC] Ini Penjelasan KJRI Hong Kong Soal Penyiksaan TKI Erwiana](https://dl.kaskus.id/images.detik..com/content/2014/01/13/10/163921_erwiana.jpg)
Spoiler for DP :
![[with PIC] Ini Penjelasan KJRI Hong Kong Soal Penyiksaan TKI Erwiana](https://s.kaskus.id/images/2014/01/14/3252711_20140114073039.jpg)
Spoiler for DP:
![[with PIC] Ini Penjelasan KJRI Hong Kong Soal Penyiksaan TKI Erwiana](https://s.kaskus.id/images/2014/01/14/3252711_20140114073258.jpg)
Spoiler for kondisi:
![[with PIC] Ini Penjelasan KJRI Hong Kong Soal Penyiksaan TKI Erwiana](https://dl.kaskus.id/fbcdn-sphotos-a-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn1/1012253_700065043349892_1667819983_n.jpg)
Quote:
Kisah dari saksi
ERWIANA SULISTYANINGSIH ASAL NGAWI NOMER PASPOR 321825
8 bulan bekerja di majikan bernama LAW WAN TUNG
Erwi diberangkatkandari P.T. GRAHA AYUKARSA Tangerang.
Narasumber berasal dari kawan BMI (R) yang kebetulan hendak Cuti ke Indonesia.
Tanggal 9 Januari 2014,
Ketika aku nyampek di Bandara CHEK LAP KOK, HONG KONG, aku melihat ada seorang mbak-mbak BMI juga, kok wajahnya lebam dan jari tangannya juga bengkak menghitam, lalu ku Tanya:
Namamu siapa mbak? “Erwiana” jawabnya
Aku : Lhoh mbak, kenapa wajah dan tanganmu seperti itu?
Erwiana : ahh nggak papa kok mbak.. ini Cuma alergi kena air dingin.
Aku : ahhh massa sih alergi air dngin sebegitunya ? kok kayak ada luka gitulo mbak di wajahmu juga lebam?
Erna : enggaklah nggak apa-apa kok “ lalu Erwiana diam dan menunduk sambil memainkan jarinya yang menghitam itu.
Aku : memang kenapa sih mbak? Apakah kamu di pukul oleh majikanmu?! “aku setengah memaksa dia untuk mengakui ada apasih yang terjadi dengan dirinya
Ernwiana : ora popo mbak, “jawab Er singkat dan lagi-lagi dia menunduk,
Aku : kamu asal mana?
Er: Ngawi mbak,
Aku : lohhh yo sama ..aku dari Magetan, berarti kita tetangga dekat lo.
Er : ohh iyo mbak…”jawab Er seraya memandang ke orang yang sedang berlalu lalang di ruang tunggu.
Tung..ting..tung…
Suara peringatan kepada seluruh Penumpang Pesawat agar segera masuk ke Gate 31.
Aku: yok masuk ..dah ada peringatan tuh ” ajakku ke Er
Er: aku ewangono mbak, aku gak bisa bawa tasku
Aku : looh tadi katamu gak aa apa ? lha kok ? sebenarnya kenapa sih mbak kamu nih?! “nadaku agak jengkel, habis di tanya berkali- kali juga gak mau ngaku.
Er : mbak..iya aku di pukuli oleh majikanku selama 8 bulan, tapi mbak ojo ngomong ngomong yo..aku takut sekali..” wajah Er terlihat banget cemas” Aku gak boleh ngobrol dengan Orang Indonesia ataupun melapor ke Polisi tentang kejadian ini..”tangan Er terlihat gemetar”
Aku: hahhh..”aku kaget dan mentayangkan banget, kenapa di siksa separah itu kok diam saja…! kenapa??!!!
Karena waktu sudah mepet dan kamipun harus segera masuk pesawat, maka aku gandeng dia tuk jalan, namun alangkah kagwtnya aku! Ternyata dia juga susah jalan, jadi aku harus memapah dia, semua bawaanku ku taruh di kereta barang, aku sudah menawarkan untuk lapor Polisi, dia gak mau dan ngeyel gak mau.
Akhirnya kami tiba di depan gate masuk Imigrasi.
Beberapa petugas bertanya pada Er, kamu kenapa? Dan aku yang jawab, ku jelaskan bahwa dia telah di aniaya majikanya,
petugas tersebut seketika langsung menyarankan untuk lapor Polisi, dan lagi-lagi Er menolak dengan alasan ingin segera pulang bertemu keluarga di kampung. Akhirnya walaupun banyak orang menyarankannya lapor Polisi tapi dianya gak mau, ya sudah tentu pihak Imigrasipun tidak bisa memaksa seseorang untuk Laporkan kasusnya.
Sampai di dalam pesawat aku bersusah payah untuk memapahnya dan barangku di bawakan teman yang lain, oh ya Er juga tidak mau di papah teman lainya selain aku, di barisan tempat dudukku jug Er ada orang asing, dan dia melihat kondisi fisik Er yang begitu, lantas penumpang asing itu minta pindah tempat duduk yang kebetulan ada yang masih kosong, (mungkin orang itu takut melihat tangan Er yang seperti penyakit apa gak tau)
Di dalam Pesawat, Er tertidur mungkin saking capeknya, dan beberapa kali dia terlelap, bebberapa kali juga dia mengikau, dalam igauanya dia berteriak ketakutan..capek..dan banyak lagi, saat dia tidak tidur, aku coba ajak dia untuk bicara mengenai kondisi dia di majikan hingga dia teraniaya,
Hahhhhhhh…Er..kutatap wajahnya saat ia tertidur lagi..
(kasihan banget kau Er, wajah ayumu kini berubah lebam, majikanmu hanya memberi satu lembar uang seratus dolar, umurmu yang masih kecil juga harus dituakan tiga tahun) “aku menerawang sedih…
Er terbang ke Hong Kong pada Tanggal 13 May 2013, dan dia juga harus membayar potongan Agen selama 6/7 bulan, dari awal dia bekerja, ER sudah mulai di pukul oleh majikannya menggunakan hanger atau apa saja yang ada di depan majikannya, lalu pada saat dia sudah bekerja satu bulan, dia sempat lari ke bawah rumah telpon pihak PJTKI di Indonesia, Er laporan bahwa dia mengalami penganiayaan fisik dan tiap hari di marahi oleh majikannya, Er gak kuat dan harus bagaiman? Lalu pihak PJTKI segera menghubungi Agen yang ada di Hong Kong, tak berapa lama Agen datang ke bawah rumah majikan Er menemui Er yang masih di bawah rumah, dan selanjutnya, pihak Agen mengantar Er kembali ke rumah majikan, karena Er belum habis Potongan gaji.
Karena Er yang masih baru dan tidak tahu harus kemana dan langkah apa yang harus dilakukan, dengan bujuk agen HK itu, Er terpaksa kembali ke majikan lagi, dalam bekerja sehari-harinya Er selalu mendapat perlakuan tidak baik dari majikannya, Dia juga kurang makan juga kurang tidur.
Hingga pada kondisi yang kritis
tepatnya tiga hari sebelum dipulangkan, Er mengeluh sakit dan lemah, lalu majikannya menyuruhnya untuk tidur istirahat, ketika mandi, si Er juga dimandikan oleh majikan perempuannya dengan alasan kalau Er mandi sendiri nggak bersih.
Akhirnya Pesawat Landing di bandara Indonesia, aku segera memapah Er, ketika dia berasa ingin buang air kecil, segera ku antar Er ke toilet, dan alangkah terkejutnya aku, ternyata Er sudah dipakek i Pampers !
ohhh ya Alloh… Betapa tersiksanya dirimu wahai saudarakuuuu…
Aku hanya bisa berucap dalam hati, ingin sekali aku menangis..menjerit.. Agar apa yang kurasakan dongkol dalam hati ini berkurang, tapi ku tahan, aku tak ingin terlihat sedih di depan Er.
Dari bandara, aku mengantarkan Er sampai rumahnya di Ngawi, di halaman depan rumahnya Taxi yang kami tumpangi berhenti, dan keluarganya yang tidak tahu dia akan pulang hari itu pada kaget, apalagi ketika melihat kondisi fisik Er yang mukanya lebam dan harus di bopong masuk ke rumah, spontan keluarga dan tetangga yang disitu pada menangis histeris.
Sampai didalam rumah, Er di tidurkan, sebenarnya aku sudah penasaran sejak dari HK, kok kakinya gak bisa buat jalan itu kenapa??? Tapi Er menutupi dan tidak mau memberitahuku,
dalam kondisi yang pada menangisi keadaan Er, aku terus bersabar, aku harus kuat, aku harus tatak di hadapan banyak orang, aku gak ingin menangis meskipun batinku menjerit dan airmataku begitu ingin mengalir.
Dan akhirnya akupun memberanikan diri untuk melihat kondisi kakinya,
Duh Gustiiiiii… Ampunilah Dosa Hambamu yang lemah iniiiii…(ku berDoa dalam hati)
Kedua kakinya di perban dan akutidak tshu luka apa ini? bekas diraman.air panaskah? atau bekas apa? ..ya Alloh begini parahnya, aku mencium aroma yang tidak sedap dari kedua kaki Er, namum tak sedikitpun aku merasa jijik atau bagaimana, aku tetap melepas perban perban yang menempel di luka Er, dan menggantikan dengan yang baru.
Er kondisinya sangat lemah dan masih butuh perawatan extra.
Saat ini Er sudah dibawa ke Rumah Sakit setempat untuk perawatan.
Kawan-kawan semua, itu tadi kisah saudara kita yang foto fotonya sudah ramai dibicarakan di FB sejak semalam, dan untuk kekurangan nama tempat atau alamat, saya pribadi memang belum mendapatkan dari pihak keluarga, dan perlu kawan- kawan ketahui, saat ini Er juga sudah ada pihak di indonesia yang siap mendampingi untuk menuntut haknya.
************
Er mengalami kondisi disiksa dan terlunta-lunta karena dia tidak tahu lembaga yang bisa membantunya di Hong Kong, kecuali PJTKI dan agen yang memberangkatkan. Pemerintah selalu “memaksa” BMI untuk percaya bahwa PJTKI dan agen adalah pelindung sebab pemerintah sendiri merasa tidak berkemampuan melindungi rakyatnya diluar negeri, apalagi jika sudah di dalam rumah majikan. Dari penalaran inilah, Pemerintah memaksa semua BMI wajib masuk PJTKI dan agen. Tetapi kenyataan berkata lain. Kasus Kartika dan BMI lainnya membuktikan, PJTKI dan agen hanya bertujuan meraup uang potongan gaji dan tidak perduli bagaimana BMI diperlakukan. Mbak itu pun dipaksa masuk majikan jahatnya hanya karena dia masih belum finish potongan. Alhasil, dia disiksa terus menerus dan dipulangkan diam-diam. Lalu dimana letak keadilan dan perlindungan?
sumber
ERWIANA SULISTYANINGSIH ASAL NGAWI NOMER PASPOR 321825
8 bulan bekerja di majikan bernama LAW WAN TUNG
Erwi diberangkatkandari P.T. GRAHA AYUKARSA Tangerang.
Narasumber berasal dari kawan BMI (R) yang kebetulan hendak Cuti ke Indonesia.
Tanggal 9 Januari 2014,
Ketika aku nyampek di Bandara CHEK LAP KOK, HONG KONG, aku melihat ada seorang mbak-mbak BMI juga, kok wajahnya lebam dan jari tangannya juga bengkak menghitam, lalu ku Tanya:
Namamu siapa mbak? “Erwiana” jawabnya
Aku : Lhoh mbak, kenapa wajah dan tanganmu seperti itu?
Erwiana : ahh nggak papa kok mbak.. ini Cuma alergi kena air dingin.
Aku : ahhh massa sih alergi air dngin sebegitunya ? kok kayak ada luka gitulo mbak di wajahmu juga lebam?
Erna : enggaklah nggak apa-apa kok “ lalu Erwiana diam dan menunduk sambil memainkan jarinya yang menghitam itu.
Aku : memang kenapa sih mbak? Apakah kamu di pukul oleh majikanmu?! “aku setengah memaksa dia untuk mengakui ada apasih yang terjadi dengan dirinya
Ernwiana : ora popo mbak, “jawab Er singkat dan lagi-lagi dia menunduk,
Aku : kamu asal mana?
Er: Ngawi mbak,
Aku : lohhh yo sama ..aku dari Magetan, berarti kita tetangga dekat lo.
Er : ohh iyo mbak…”jawab Er seraya memandang ke orang yang sedang berlalu lalang di ruang tunggu.
Tung..ting..tung…
Suara peringatan kepada seluruh Penumpang Pesawat agar segera masuk ke Gate 31.
Aku: yok masuk ..dah ada peringatan tuh ” ajakku ke Er
Er: aku ewangono mbak, aku gak bisa bawa tasku
Aku : looh tadi katamu gak aa apa ? lha kok ? sebenarnya kenapa sih mbak kamu nih?! “nadaku agak jengkel, habis di tanya berkali- kali juga gak mau ngaku.
Er : mbak..iya aku di pukuli oleh majikanku selama 8 bulan, tapi mbak ojo ngomong ngomong yo..aku takut sekali..” wajah Er terlihat banget cemas” Aku gak boleh ngobrol dengan Orang Indonesia ataupun melapor ke Polisi tentang kejadian ini..”tangan Er terlihat gemetar”
Aku: hahhh..”aku kaget dan mentayangkan banget, kenapa di siksa separah itu kok diam saja…! kenapa??!!!
Karena waktu sudah mepet dan kamipun harus segera masuk pesawat, maka aku gandeng dia tuk jalan, namun alangkah kagwtnya aku! Ternyata dia juga susah jalan, jadi aku harus memapah dia, semua bawaanku ku taruh di kereta barang, aku sudah menawarkan untuk lapor Polisi, dia gak mau dan ngeyel gak mau.
Akhirnya kami tiba di depan gate masuk Imigrasi.
Beberapa petugas bertanya pada Er, kamu kenapa? Dan aku yang jawab, ku jelaskan bahwa dia telah di aniaya majikanya,
petugas tersebut seketika langsung menyarankan untuk lapor Polisi, dan lagi-lagi Er menolak dengan alasan ingin segera pulang bertemu keluarga di kampung. Akhirnya walaupun banyak orang menyarankannya lapor Polisi tapi dianya gak mau, ya sudah tentu pihak Imigrasipun tidak bisa memaksa seseorang untuk Laporkan kasusnya.
Sampai di dalam pesawat aku bersusah payah untuk memapahnya dan barangku di bawakan teman yang lain, oh ya Er juga tidak mau di papah teman lainya selain aku, di barisan tempat dudukku jug Er ada orang asing, dan dia melihat kondisi fisik Er yang begitu, lantas penumpang asing itu minta pindah tempat duduk yang kebetulan ada yang masih kosong, (mungkin orang itu takut melihat tangan Er yang seperti penyakit apa gak tau)
Di dalam Pesawat, Er tertidur mungkin saking capeknya, dan beberapa kali dia terlelap, bebberapa kali juga dia mengikau, dalam igauanya dia berteriak ketakutan..capek..dan banyak lagi, saat dia tidak tidur, aku coba ajak dia untuk bicara mengenai kondisi dia di majikan hingga dia teraniaya,
Hahhhhhhh…Er..kutatap wajahnya saat ia tertidur lagi..
(kasihan banget kau Er, wajah ayumu kini berubah lebam, majikanmu hanya memberi satu lembar uang seratus dolar, umurmu yang masih kecil juga harus dituakan tiga tahun) “aku menerawang sedih…
Er terbang ke Hong Kong pada Tanggal 13 May 2013, dan dia juga harus membayar potongan Agen selama 6/7 bulan, dari awal dia bekerja, ER sudah mulai di pukul oleh majikannya menggunakan hanger atau apa saja yang ada di depan majikannya, lalu pada saat dia sudah bekerja satu bulan, dia sempat lari ke bawah rumah telpon pihak PJTKI di Indonesia, Er laporan bahwa dia mengalami penganiayaan fisik dan tiap hari di marahi oleh majikannya, Er gak kuat dan harus bagaiman? Lalu pihak PJTKI segera menghubungi Agen yang ada di Hong Kong, tak berapa lama Agen datang ke bawah rumah majikan Er menemui Er yang masih di bawah rumah, dan selanjutnya, pihak Agen mengantar Er kembali ke rumah majikan, karena Er belum habis Potongan gaji.
Karena Er yang masih baru dan tidak tahu harus kemana dan langkah apa yang harus dilakukan, dengan bujuk agen HK itu, Er terpaksa kembali ke majikan lagi, dalam bekerja sehari-harinya Er selalu mendapat perlakuan tidak baik dari majikannya, Dia juga kurang makan juga kurang tidur.
Hingga pada kondisi yang kritis
tepatnya tiga hari sebelum dipulangkan, Er mengeluh sakit dan lemah, lalu majikannya menyuruhnya untuk tidur istirahat, ketika mandi, si Er juga dimandikan oleh majikan perempuannya dengan alasan kalau Er mandi sendiri nggak bersih.
Akhirnya Pesawat Landing di bandara Indonesia, aku segera memapah Er, ketika dia berasa ingin buang air kecil, segera ku antar Er ke toilet, dan alangkah terkejutnya aku, ternyata Er sudah dipakek i Pampers !
ohhh ya Alloh… Betapa tersiksanya dirimu wahai saudarakuuuu…
Aku hanya bisa berucap dalam hati, ingin sekali aku menangis..menjerit.. Agar apa yang kurasakan dongkol dalam hati ini berkurang, tapi ku tahan, aku tak ingin terlihat sedih di depan Er.
Dari bandara, aku mengantarkan Er sampai rumahnya di Ngawi, di halaman depan rumahnya Taxi yang kami tumpangi berhenti, dan keluarganya yang tidak tahu dia akan pulang hari itu pada kaget, apalagi ketika melihat kondisi fisik Er yang mukanya lebam dan harus di bopong masuk ke rumah, spontan keluarga dan tetangga yang disitu pada menangis histeris.
Sampai didalam rumah, Er di tidurkan, sebenarnya aku sudah penasaran sejak dari HK, kok kakinya gak bisa buat jalan itu kenapa??? Tapi Er menutupi dan tidak mau memberitahuku,
dalam kondisi yang pada menangisi keadaan Er, aku terus bersabar, aku harus kuat, aku harus tatak di hadapan banyak orang, aku gak ingin menangis meskipun batinku menjerit dan airmataku begitu ingin mengalir.
Dan akhirnya akupun memberanikan diri untuk melihat kondisi kakinya,
Duh Gustiiiiii… Ampunilah Dosa Hambamu yang lemah iniiiii…(ku berDoa dalam hati)
Kedua kakinya di perban dan akutidak tshu luka apa ini? bekas diraman.air panaskah? atau bekas apa? ..ya Alloh begini parahnya, aku mencium aroma yang tidak sedap dari kedua kaki Er, namum tak sedikitpun aku merasa jijik atau bagaimana, aku tetap melepas perban perban yang menempel di luka Er, dan menggantikan dengan yang baru.
Er kondisinya sangat lemah dan masih butuh perawatan extra.
Saat ini Er sudah dibawa ke Rumah Sakit setempat untuk perawatan.
Kawan-kawan semua, itu tadi kisah saudara kita yang foto fotonya sudah ramai dibicarakan di FB sejak semalam, dan untuk kekurangan nama tempat atau alamat, saya pribadi memang belum mendapatkan dari pihak keluarga, dan perlu kawan- kawan ketahui, saat ini Er juga sudah ada pihak di indonesia yang siap mendampingi untuk menuntut haknya.
************
Er mengalami kondisi disiksa dan terlunta-lunta karena dia tidak tahu lembaga yang bisa membantunya di Hong Kong, kecuali PJTKI dan agen yang memberangkatkan. Pemerintah selalu “memaksa” BMI untuk percaya bahwa PJTKI dan agen adalah pelindung sebab pemerintah sendiri merasa tidak berkemampuan melindungi rakyatnya diluar negeri, apalagi jika sudah di dalam rumah majikan. Dari penalaran inilah, Pemerintah memaksa semua BMI wajib masuk PJTKI dan agen. Tetapi kenyataan berkata lain. Kasus Kartika dan BMI lainnya membuktikan, PJTKI dan agen hanya bertujuan meraup uang potongan gaji dan tidak perduli bagaimana BMI diperlakukan. Mbak itu pun dipaksa masuk majikan jahatnya hanya karena dia masih belum finish potongan. Alhasil, dia disiksa terus menerus dan dipulangkan diam-diam. Lalu dimana letak keadilan dan perlindungan?
sumber
Erwina Dianiaya, BMI HK Berduka
Spoiler for berita:
Duh, Hong Kong yang terkenal dengan aturan perburuhan terbaik di berbagai negara penempatan ternyata masih saja kecolongan_lagi. Sudah dua hari ini (10-11/1/2013), grup whatsapp dan beranda facebook saya dipenuhi berita duka. Sumbernya adalah sebuah foto Buruh Migran Indonesia (BMI) yang sedang duduk di kursi tunggu warna biru dengan penampakan wajah bengkak dan lebam termasuk kedua tangannya yang rusak. BMI ini diduga dianiaya.
BMI ini bernama ERWINA SULISTYANINGSIH asal Ngawi dengan nomor paspor AS 321825. Menurut UPTP3TKI Jatim, Er yang lahir pada 07/01/1991 ini direkrut oleh PT. Graha Ayu Karsa dan beragency di Chans Asia Recruitment Center. Ia bekerja pada majikan LAW WAN TUNG yang beralamat di Flat J 38/F Block 5, Beverly Garden I, Tong Ming Street, Tseung Kwan O, Hong Kong.
Dini hari itu sekitar pukul 00:55 WHK, di HKIA Chek Lap Kok, seorang BMI asal Magetan (R) bertemu dengan Erwina. Melihat kondisi Er yang ‘ganjil’, R bertanya bagaimana tangannya kok sampai seperti itu. Erwina menjawab tidak apa-apa lantaran terkena air dingin. Setelah berbagai upaya, akhirnya Erwina mengaku kalo dia dipukuli majikan.
Parahnya, Erwina datang ke bandara diantar majikannya pada saat mendekati detik-detik waktu terbang. Tak hanya itu, dia hanya bermodalkan paspor tanpa kertas kontrak kerja, uang pesangon HKD 100,- dan baju satu stel yang melekat di badan.
Baru sedikit info yang didapat dari ‘interogasi’ singkat itu, waktu masuk gate tiba. R sudah menawarkan untuk lapor polisi saja. Tetapi Erwina menolak. Pun ketika melewati pintu gate, petugas imigrasi juga menawarkan untuk menelefon polisi. Lagi-lagi Erwina menolak dengan alasan ingin segera bertemu keluarganya di Indonesia. Tentu saja R yang membantu menjawabnya lantaran Erwina baru 8 bulan bekerja di Hong Kong. Meski banyak yang menyarankan untuk lapor polisi, Erwina tetap menolak.
Erwina terbang ke Hong Kong pada tanggal 13 Mei 2013 dengan potongan gaji sebanyak 6/7 bulan. Sejak bulan pertama, Erwina sudah mengalami penganiayaan. Tepat sebulan bekerja, ia sempat lari ke bawah apartemen melaporkan penganiayaan ini pada PJTKI. Lalu PJTKI menghubungi agen penyalur di Hong Kong untuk datang ke Tseung Kwan O. Karena Erwina belum selesai potongan gaji, agen membujuknya untuk kembali ke rumah majikan.
Ketika sampai di rumahnya (ngawi-Jatim) dengan diantar R memakai taksi, kepulangan Erwina yang mendadak dan keadaan yang demikian membuat keluarganya histeris. Tidak hanya wajah dan tangan, pada kaki Erwina juga terdapat luka. Saat ini Erwina sudah berada dalam perawatan rumah sakit Magetan serta pendampingan untuk menuntut kasusnya.
Dari kasus ini, saya pribadi setidaknya belajar bagaimana bersyukur karena telah bekerja pada majikan yang baik. Saya mendapat fasilitas yang manusiawi seperti: kamar sendiri, makan-istirahat-ibadah-(dan main) yang cukup, bahkan saya sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Mereka juga memberi kebebasan dan kepercayaan penuh kepada saya. Rasanya nyesekkk sekali membaca berita dan melihat foto-foto Erwina. Semoga Erwina mendapatkan hak-haknya dan segera diberi kesembuhan jasmani dan traumatiknya.
Itu yang pertama.
Kedua, perlu adanya pembekalan yang cukup untuk BMI di negara-negara penempatan. Selain kecakapan kerja, keahlian berbahasa, dan pengetahuan aturan perburuhan serta mengetahui hak dan kewajiban, BMI hendaknya dibekali nomor-nomor darurat untuk berjaga-jaga kalo terjadi (amit-amit) suatu hal yang tidak diinginkan. Untuk Hong Kong, kalau terjadi penganiayaan, segeralah lapor ada nomor-nomor penting berikut. Polisi/ bantuan darurat : 999. KJRI: 852-28904421. Dompet Dhuafa Hong Kong: 852-31194707/63439047.
Kenapa? Adakalanya pihak PT tidak memberikan nomor-nomor penting ini sebagaimana kasus Erwina di atas. Pengalaman saya sendiri pun, pihak PT tidak memberi nomor-nomor ini. Syukurlah, guru pengajar baru, yang juga mantan BMI Hong Kong secara sembunyi-sembunyi (di sela-sela mengajar) memberikan info ini. Dia bilang jangan sampai pihak PT tahu (nah loh).
Ketiga, dengan kasus Erwina yang pulang dengan kondisi memprihatinkan dan tanpa pendampingan, kita akan tahu bagaimana ‘kesaktian’ Kartu Tanda Kerja Luar Negeri (KTKLN) yang selama ini ramai diperbincangkan. Termasuk bagaimana sikap pemerintah, baik Indonesia dan Hong Kong, pihak PJTKI dan agency untuk menyelesaikan kasus ini. Jangan sampai BMI hanya diperas saja uangnya tanpa adanya perlindungan.
Namun yang pasti, solidaritas kaum migran di Hong Kong semakin solid. BMI HK, kayao.
sumber
BMI ini bernama ERWINA SULISTYANINGSIH asal Ngawi dengan nomor paspor AS 321825. Menurut UPTP3TKI Jatim, Er yang lahir pada 07/01/1991 ini direkrut oleh PT. Graha Ayu Karsa dan beragency di Chans Asia Recruitment Center. Ia bekerja pada majikan LAW WAN TUNG yang beralamat di Flat J 38/F Block 5, Beverly Garden I, Tong Ming Street, Tseung Kwan O, Hong Kong.
Dini hari itu sekitar pukul 00:55 WHK, di HKIA Chek Lap Kok, seorang BMI asal Magetan (R) bertemu dengan Erwina. Melihat kondisi Er yang ‘ganjil’, R bertanya bagaimana tangannya kok sampai seperti itu. Erwina menjawab tidak apa-apa lantaran terkena air dingin. Setelah berbagai upaya, akhirnya Erwina mengaku kalo dia dipukuli majikan.
Parahnya, Erwina datang ke bandara diantar majikannya pada saat mendekati detik-detik waktu terbang. Tak hanya itu, dia hanya bermodalkan paspor tanpa kertas kontrak kerja, uang pesangon HKD 100,- dan baju satu stel yang melekat di badan.
Baru sedikit info yang didapat dari ‘interogasi’ singkat itu, waktu masuk gate tiba. R sudah menawarkan untuk lapor polisi saja. Tetapi Erwina menolak. Pun ketika melewati pintu gate, petugas imigrasi juga menawarkan untuk menelefon polisi. Lagi-lagi Erwina menolak dengan alasan ingin segera bertemu keluarganya di Indonesia. Tentu saja R yang membantu menjawabnya lantaran Erwina baru 8 bulan bekerja di Hong Kong. Meski banyak yang menyarankan untuk lapor polisi, Erwina tetap menolak.
Erwina terbang ke Hong Kong pada tanggal 13 Mei 2013 dengan potongan gaji sebanyak 6/7 bulan. Sejak bulan pertama, Erwina sudah mengalami penganiayaan. Tepat sebulan bekerja, ia sempat lari ke bawah apartemen melaporkan penganiayaan ini pada PJTKI. Lalu PJTKI menghubungi agen penyalur di Hong Kong untuk datang ke Tseung Kwan O. Karena Erwina belum selesai potongan gaji, agen membujuknya untuk kembali ke rumah majikan.
Ketika sampai di rumahnya (ngawi-Jatim) dengan diantar R memakai taksi, kepulangan Erwina yang mendadak dan keadaan yang demikian membuat keluarganya histeris. Tidak hanya wajah dan tangan, pada kaki Erwina juga terdapat luka. Saat ini Erwina sudah berada dalam perawatan rumah sakit Magetan serta pendampingan untuk menuntut kasusnya.
Dari kasus ini, saya pribadi setidaknya belajar bagaimana bersyukur karena telah bekerja pada majikan yang baik. Saya mendapat fasilitas yang manusiawi seperti: kamar sendiri, makan-istirahat-ibadah-(dan main) yang cukup, bahkan saya sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Mereka juga memberi kebebasan dan kepercayaan penuh kepada saya. Rasanya nyesekkk sekali membaca berita dan melihat foto-foto Erwina. Semoga Erwina mendapatkan hak-haknya dan segera diberi kesembuhan jasmani dan traumatiknya.
Itu yang pertama.
Kedua, perlu adanya pembekalan yang cukup untuk BMI di negara-negara penempatan. Selain kecakapan kerja, keahlian berbahasa, dan pengetahuan aturan perburuhan serta mengetahui hak dan kewajiban, BMI hendaknya dibekali nomor-nomor darurat untuk berjaga-jaga kalo terjadi (amit-amit) suatu hal yang tidak diinginkan. Untuk Hong Kong, kalau terjadi penganiayaan, segeralah lapor ada nomor-nomor penting berikut. Polisi/ bantuan darurat : 999. KJRI: 852-28904421. Dompet Dhuafa Hong Kong: 852-31194707/63439047.
Kenapa? Adakalanya pihak PT tidak memberikan nomor-nomor penting ini sebagaimana kasus Erwina di atas. Pengalaman saya sendiri pun, pihak PT tidak memberi nomor-nomor ini. Syukurlah, guru pengajar baru, yang juga mantan BMI Hong Kong secara sembunyi-sembunyi (di sela-sela mengajar) memberikan info ini. Dia bilang jangan sampai pihak PT tahu (nah loh).
Ketiga, dengan kasus Erwina yang pulang dengan kondisi memprihatinkan dan tanpa pendampingan, kita akan tahu bagaimana ‘kesaktian’ Kartu Tanda Kerja Luar Negeri (KTKLN) yang selama ini ramai diperbincangkan. Termasuk bagaimana sikap pemerintah, baik Indonesia dan Hong Kong, pihak PJTKI dan agency untuk menyelesaikan kasus ini. Jangan sampai BMI hanya diperas saja uangnya tanpa adanya perlindungan.
Namun yang pasti, solidaritas kaum migran di Hong Kong semakin solid. BMI HK, kayao.
sumber
Semoga untuk yg terakhir kalinya
Diubah oleh multivitamins 14-01-2014 08:42
0
4.2K
Kutip
27
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan