- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[Real Story] Harusnya ini dibaca Bapakku


TS
1001cerita
[Real Story] Harusnya ini dibaca Bapakku
![[Real Story] Harusnya ini dibaca Bapakku](https://s.kaskus.id/images/2014/01/03/6281672_20140103095908.png)
Bapakku (M. Habeahan) yg mantan bintang sepakbola SMA Negeri 1 Pangururan -itu, yg karena tuntutan sosial - ekonomi, beberapa tahun sebelum menghadap sang Khalik sempat menjadi guru honorer di SMP Negeri 1 Pangururan.
Satu hal yang menurutku janggal ketika itu adalah sesuatu yang tak kusangka sebelumnya, Bapakku jadi guru Agama Katolik di bekas sekolah ku itu. hah...guru agama? itu pertanyaan ku.
"Tak ku sangka" bukan karena Sifat Bapakku jahat atau ada sesuatu yg buruk di masa lalunya, tapi sebelum menjadi guru agama, profesi bapakku berbanding terbalik dengan profesi guru. Pernah jadi Pemborong (membangun SMP Negeri 1 Poriaha - Sibolga), pernah jadi pengangguran kelas kakap, pernah jadi parengge-rengge, pernah jadi PARKARAMBA (keramba apung), makelar tanah, dll.
Belakangan, usut punya usut dan bertanya pd narasumber yg terpercaya (tentunya Ibuku - M. Sitorus), ternyata Bapakku dulu ketika masih muda sempat mengikuti sekolah Agama, barulah prasangka2ku buyar tak berbekas.
Tapi bagaimanapun itu, yg kulihat ketika itu adalah Bapakku amat sangat menyukai profesi barunya, Bapakku amat bangga memakai baju kebesarannya, baju guru honorer safari kuning yg selaras dengan celana kuningya.
Dengan bangga Bapakku berjalan kaki dari rumah ke sekolah yg berjarak kurang lebih 500 Meter sambil menenteng beberapa buku. Pemandangan yg juga menjadi kebanggaan bagi kami anak-anak nya, pemandangan yg sempat membuai kami, menghayalkan segala kebaikan hidup di depan, yg akan relatif mudah kami capai selama kaki Bapak masih kuat menindas kerikil-kerikil tajam sepanjang perjalanan ke sekolah. Berharap kaki Bapak tetap kuat, sekuat kakinya ketika menjadi Striker andalan di klub sepakbola sekolah.
Tapi takdir berkata lain, ternyata Bapak tak sempat menyelesaikan studinya di universitas kebaikan, tak sempat mengikuti pertandingan sampai akhir babak "memperjuangkan" ke delapan buah hatinya, buah hatinya yg ketika itu masih terlalu prematur untuk ditinggal sang striker, sang pelatih tim, delapan buah hatinya pun belum mahir memijakkan kakinya disisi lapangan pertandingan kehidupan.
Sang striker, pemimpin yg amat kami segani di rumah itu, pergi untuk selamanya. Tak sempat menyematkan KUSTUM kebanggaannya buat putra pertamanya ini, tak sempat melatih anak bungsunya berlari menyusuri lapangan pertandingan hidup, tak sempat membawa piala keberhasilan untuk istrinya yg amat dicinta yg selalu tabah dan penuh Doa menunggu dirumah.
Terus terang, air mataku spt mata air yg meluap kegirangan ketika ku ketik artikel ini, untungnya ada kawan duduk disamping (sempat aku nangis, heranlah dia, "baru kali ini ku tengok org nangis2 update artikel", gitu pula dibilangnya nanti)
Okelah kita lanjut.
Pengamatanku, Jadi Seorang guru sudah seperti vocation ( panggilan ) buat bapakku, bukan sebagai pekerjaan meskipun latar bapakku jadi guru adalah gara-gara tuntutan sosial-ekonomi. Tetapi, bapakku sepertinya paham betul arti literal dari profesi barunya.
Mungkin (ini dugaanku), Bapak spt sdh tau waktunya akan tiba, jadi Bapak lebih memilih pekerjaan-pekerjaan yg sifatnya lebih kepada pelayanan/panggilan jiwanya, vocation tersebut sedikit banyak menggoreskan kebaikan baru buat sejarah keluarga, menitiskan semangat buat kami agar tetap berlatih walaupun tidak didampingi pelatih, menguatkan kami untuk tetap berlatih disisi lapangan sampai tiba waktunya dipilih menjadi pemain di tengah lapangan yg sudah lama tidak diinjak Bapakku.
Artikel ini harusnya dibaca Bapakku, sekedar untuk memuji dan mengharumkan Vocationnya, tapi tak sempat dibaca, tak sempat diprint-nya di secarik kertas yg mungkin akan ditunjukkannya kepada teman2 Koor Ama-nya.
Tak apalah, tapi seandainya Bapak bisa membaca artikel ini, aku paling bilang:
Pak,anak sulungmu ini tak jadi striker sepak bola, tapi jadi ujung tombak keluarga, menggantikan Bapak, mohon maaf anak sulung mu ini tak jadi Montir Sepeda Motor seperti cita-cita Bapak.
Pak, anak sulungmi ini tak jadi pemain sepakbola gara-gara tak sempat berlatih menjadi pemain sepakbola karena terlalu sibuk memenuhi belanja dapur. Semua pelajaran yg bapak berikan kepada anak sulungmu ini, ku terapkan, ku patrikan dlm pikiran adik-adik ku, anak-anak kesayanganmu.
Semoga Bapak Bangga Dengan Vocationku hari ini, memang tak sehebat Vocation Bapak, tapi untuk saat ini bisalah aku agak sombong karena Vocation kita masih sama rupanya Pak, Vocation kita ternyata bukan jadi Striker Sepakbola yg melelahkan itu, tapi jadi Pendidik di Universitas Kehidupan, Jadi Guru. Bapak Guru Agama Katolik, aku jadi Guru Komputer.
Artikel ini harusnya dibaca Bapakku, untuk menghargai, meneladani panggilannya jadi Guru.
Selamat Hari Guru Pak.Haheahan semoga ilmu yg bapak berikan kepada Murid2 SMP Negeri 1 Panguruan itu berguna dan berdampak kpd Pencapaian Hidup yg lebih baik buat mereka.
Selamat Hari Guru Buat Guru-guru / mantan guru /pensiunan guru di Indonesia, teristimewa buat Guru-Guru di SD SIDAL-DALU Panguruan, SD INPRES 153006 Poriaha Sibolga, SMP N 1 Pangururan, SMU St. Mikhael Pangururan, teman2 dosen di PTS Medicom.
Guru adalah Pahlawan Bangsa.
Sumber
Spoiler for :
===========================
UPDATE
===========================
Komengs
Spoiler for :
Diubah oleh 1001cerita 13-01-2014 21:20
0
2.2K
14


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan