Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

couldjibrilAvatar border
TS
couldjibril
Bapak Bangsa yang Melajang Hingga Akhir Hayat: Tan Malaka
Singapura 1938. Suatu hari, Matu Mona (nama pena Hasbullah Parindurie) diundang oleh seseorang yang mengaku sebagai penjahit asal Sumatera Barat. Begitu memasuki toko kecil di sudut kota Singapura tersebut, tahulah ia bahwa sang penjahit itu ternyata Tan Malaka, buron politik Hindia Belanda yang tengah dicari-cari para agen intelejen negara-negara Barat. Tan yang kala itu dilukiskan Matu sebagai sosok yang mirip tauke Tionghoa (karena ia berpenampilan seperti orang Tionghoa) sengaja ingin bertemu dengan orang yang menulis Patjar Merah Indonesia (Spionnage-Dienst). Pertemuan itu sendiri tidak berlangsung lama. Dengan pertimbangan keamanan, Tan hanya menyediakan waktu 5 menit untuk ngobrol-ngobrol dengan Matu Mona. "Dia sama sekali menolak untuk diwawancara,"ujar Matu yang juga seorang jurnalis di Sumatera Utara.

Patjar Merah Indonesia adalah sebuah novel karya Matu Mona yang ditulis tahun 1930. Konon saat menuliskannya, Matu terinspirasi oleh kisah petualangan Tan Malaka sebagai buronan politik dari satu negara ke negara lain. Selain politik dan spionase, buku ini juga bercerita tentang kisah cinta Patjar Merah (nama pelaku utama dalam novel tersebut) yang tak pernah sampai. Karena posisinya yang merupakan buronan politik, Patjar menyadari bahwa ia harus "melupakan" untuk mencintai dan dicintai oleh seorang perempuan. Ya memang sangat platonis sekali.Dalam kenyataannya, Tan Malaka memang tak pernah beristri dan berkeluarga. Soal ini sempat ditanyakan Adam Malik langsung kepada Tan Malaka pada sekitar 1945-an:

"Bung, apa Bung pernah jatuh cinta?"

"Pernah tiga kali malahan: sekali di Belanda, sekali di Philipina dan sekali lagi di Indonesia…"jawab Tan dalam nada datar.

"Lalu seterusnya bagaimana?" tanya Adam Malik lagi

"Yaaaaa…Semua itu katakanlah hanya cinta yang tak sampai, karena perhatian saya terlalu tercurah kepada perjuangan untuk kepentingan rakyat.." ujar Tan.



Ya, memang kenyataannya: saat ia dieksekusi di tepi Kali Brantas, ia masih seorang bujangan....


Bapak Bangsa yang Melajang Hingga Akhir Hayat: Tan Malaka


https://m.facebook.com/story.php?sto...86283471178873
by Hendi.Johari

Spoiler for biografi:
Diubah oleh couldjibril 12-01-2014 03:58
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
4.4K
13
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan