- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
(Keterlaluan ) Selfie Bersama Pasien yang Sekarat


TS
404.dll
(Keterlaluan ) Selfie Bersama Pasien yang Sekarat
Posting Foto Bersama Pasien yang Sekarat, Perawat Ini Didenda Rp 16 Juta
Semua orang bebas memposting foto-fotonya di media sosial. Namun ada aturan tak tertulis terkait foto-foto yang diunggah, antara lain agar memperhatikan etika yang berlaku umum di masyarakat. Jangan hanya demi 'keren' semata, lantas menabrak norma di masyarakat. Jika nekat, bukan hanya hujatan yang didapat, tapi bisa juga berujung pada kasus hukum.
Seperti yang dialami perawat berusia 37 tahun ini, Blaze Binder. Dia memposting fotonya bersama seorang pasien tua yang sedang sekarat. Perawat itu memang bekerja menjaga pasien tersebut di panti jompo di Mogelsberg. Nah, suatu kali dia mengambil foto dengan berpose duduk di samping pasiennya yang sedang berbaring di tempat tidur. Dengan pakaian putih khas perawat, Blaze menyunggingkan senyum saat foto diambil.
Nah, saat memposting foto di Facebook, Blaze menambahkan kata 'pencuri jiwa' dan 'Salam Setan'. Kepada sekitar 2.000 temannya di Facebook, perempuan yang mengunakan nama Ghostinthedark Satania Blaze di Facebook itu menyebut dirinya sedang memanen jiwa. Yang keterlaluan, dia meminta teman-temannya menebak apakah pasien tua itu masih hidup atau sudah mati.

Di kolom komentar, Blaze menulis akan mengirim beberapa orang ke neraka, sedangkan sisanya akan dimasukkan ke lubang kompos untuk pupuk. Di akhir kalimat, dia menuliskan 'he he he he'. Demikian dikutip dari Mirror, Jumat (10/1/2014).
Menanggapi postongan foto itu, salah seorang teman Blaze menyebut apa yang dilakukannya tidak pantas. Namun Blaze terkesan marah dengan kritikan itu. "Saya bisa menaruh apapun yang saya mau di Facebook saya. Ini milik saya," tulisnya sembari mengatakan bahwa kematian merupakan hal normal bagi manusia dan bisa terjadi kapanpun.
Atas tindakan Blaze, Asosiasi Perawat di Swiss menyatakan terkejut dan marah. Kasus ini lantas berlabjur ke meja hijau. Pengadilan di St Gallen di Swiss, sekitar 85 km dari Zurich menyatakan Blaze bersalah dalam kasus tersebut. Dia dianggap telah mengganggu kedamaian orang yang sudah meninggal dan melanggar kepercayaan yang telah diberikan. Dia harus membayar denda Rp 16 juta atau yang nilainya sama dengan 120 hari kerja.
Saat Blaze diwawancara oleh surat kabar harian Blick ketika kasus itu pertama kali terungkap, perawat bertato itu menyebut foto dirinya dan pasiennya itu adalah foto yang bagus. Apalagi kematian adalah bagian dari kehidupan sehari-hari di panti jompo.
"Saya tidak mengerti mengapa orang-orang marah dengan foto-foto itu," ucap Blaze.
Sementara anak laki-laki dari wanita yang diambil fotonya bersama Blaze meminta agar foto-foto itu dihapus dari internet. Dia mengaku tidak habis pikir hal seperti itu bisa terjadi di panti jompo.
Blaze yang berdarah Filipina sendiri sebelumnya memiliki skandal terkait 'profesinya' sebagai dominatrix. Di halaman Facebook-nya dia mengiklankan diri sebagai 'ratu kesenangan' yang siap melayani untuk daerah Saint Gallen. Foto lainnya menunjukkan dia tengah berpose memegang cambuk dan perlengkapan lainnya untuk bekerja.
Dominatrix merupakan perempuan yang berperan dominan di Bondage Domination Sado Masochism (BDSM). Sado masochisme merupakan sekelompok orang yang bisa mendapatkan kenikmatan seksual dengan cara didominasi. Dalam praktiknya, seseorang yang tergabung dalam kelompok ini akan terangsang dan mencapai titik kepuasan jika disakiti orang lain, atau sebaliknya.






dimohon tinggalkan


+


#T'Wew-Wew#
Spoiler for rempong:

Spoiler for klik:
Semua orang bebas memposting foto-fotonya di media sosial. Namun ada aturan tak tertulis terkait foto-foto yang diunggah, antara lain agar memperhatikan etika yang berlaku umum di masyarakat. Jangan hanya demi 'keren' semata, lantas menabrak norma di masyarakat. Jika nekat, bukan hanya hujatan yang didapat, tapi bisa juga berujung pada kasus hukum.
Seperti yang dialami perawat berusia 37 tahun ini, Blaze Binder. Dia memposting fotonya bersama seorang pasien tua yang sedang sekarat. Perawat itu memang bekerja menjaga pasien tersebut di panti jompo di Mogelsberg. Nah, suatu kali dia mengambil foto dengan berpose duduk di samping pasiennya yang sedang berbaring di tempat tidur. Dengan pakaian putih khas perawat, Blaze menyunggingkan senyum saat foto diambil.
Nah, saat memposting foto di Facebook, Blaze menambahkan kata 'pencuri jiwa' dan 'Salam Setan'. Kepada sekitar 2.000 temannya di Facebook, perempuan yang mengunakan nama Ghostinthedark Satania Blaze di Facebook itu menyebut dirinya sedang memanen jiwa. Yang keterlaluan, dia meminta teman-temannya menebak apakah pasien tua itu masih hidup atau sudah mati.

Di kolom komentar, Blaze menulis akan mengirim beberapa orang ke neraka, sedangkan sisanya akan dimasukkan ke lubang kompos untuk pupuk. Di akhir kalimat, dia menuliskan 'he he he he'. Demikian dikutip dari Mirror, Jumat (10/1/2014).
Menanggapi postongan foto itu, salah seorang teman Blaze menyebut apa yang dilakukannya tidak pantas. Namun Blaze terkesan marah dengan kritikan itu. "Saya bisa menaruh apapun yang saya mau di Facebook saya. Ini milik saya," tulisnya sembari mengatakan bahwa kematian merupakan hal normal bagi manusia dan bisa terjadi kapanpun.
Atas tindakan Blaze, Asosiasi Perawat di Swiss menyatakan terkejut dan marah. Kasus ini lantas berlabjur ke meja hijau. Pengadilan di St Gallen di Swiss, sekitar 85 km dari Zurich menyatakan Blaze bersalah dalam kasus tersebut. Dia dianggap telah mengganggu kedamaian orang yang sudah meninggal dan melanggar kepercayaan yang telah diberikan. Dia harus membayar denda Rp 16 juta atau yang nilainya sama dengan 120 hari kerja.
Saat Blaze diwawancara oleh surat kabar harian Blick ketika kasus itu pertama kali terungkap, perawat bertato itu menyebut foto dirinya dan pasiennya itu adalah foto yang bagus. Apalagi kematian adalah bagian dari kehidupan sehari-hari di panti jompo.
"Saya tidak mengerti mengapa orang-orang marah dengan foto-foto itu," ucap Blaze.
Sementara anak laki-laki dari wanita yang diambil fotonya bersama Blaze meminta agar foto-foto itu dihapus dari internet. Dia mengaku tidak habis pikir hal seperti itu bisa terjadi di panti jompo.
Blaze yang berdarah Filipina sendiri sebelumnya memiliki skandal terkait 'profesinya' sebagai dominatrix. Di halaman Facebook-nya dia mengiklankan diri sebagai 'ratu kesenangan' yang siap melayani untuk daerah Saint Gallen. Foto lainnya menunjukkan dia tengah berpose memegang cambuk dan perlengkapan lainnya untuk bekerja.
Dominatrix merupakan perempuan yang berperan dominan di Bondage Domination Sado Masochism (BDSM). Sado masochisme merupakan sekelompok orang yang bisa mendapatkan kenikmatan seksual dengan cara didominasi. Dalam praktiknya, seseorang yang tergabung dalam kelompok ini akan terangsang dan mencapai titik kepuasan jika disakiti orang lain, atau sebaliknya.
Spoiler for pict:







dimohon tinggalkan





+









#T'Wew-Wew#
Diubah oleh 404.dll 10-01-2014 22:16
0
40.7K
Kutip
458
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan