- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Acong, Hacker Insaf yang Suka Berbagi


TS
kuskus.kaskus
Acong, Hacker Insaf yang Suka Berbagi
Assalamualaikum Wr. Wb
Ijin Nyubi buat Trit yang semoga berguna bagi kaskuser agan dan aganwati
Acong, Hacker Insaf yang
Suka Berbagi
"Semakin kita berbagi, semakin kita
akan mendapatkan sesuatu. Kenapa
musti takut berbagi?"

Juny 'Acong' Maimun, pendiri
Indowebster.
Kata-kata yang ane inget dan buat ane tersentuh
:
Ane ga nolak
tapi ane nolak
Ijin Nyubi buat Trit yang semoga berguna bagi kaskuser agan dan aganwati

Acong, Hacker Insaf yang
Suka Berbagi
"Semakin kita berbagi, semakin kita
akan mendapatkan sesuatu. Kenapa
musti takut berbagi?"

Juny 'Acong' Maimun, pendiri
Indowebster.
Quote:
Ia tak tahu pasti sudah
berapa ribu server yang telah ia jebol.
Sebagai seorang peretas, Juny Maimun
memang gemar sekali masuk ke server
orang. Bukan untuk mengeruk
keuntungan, namun sekadar untuk
mempelajari source code aplikasi, atau
desain sebuah database.
Itu adalah Juny Maimun yang dulu. Pria
yang kerap disapa Acong itu, beberapa
tahun lalu memang aktif di komunitas
'bawah tanah' AntiHackerlink. Di
kalangan peretas, ia dikenal dengan
nama nick 'Bagan'.
Tapi Acong sudah tobat. Ia tak mau
lagi merugikan orang lain. Sebagai
penganut agama Budha taat, Acong
percaya betul dengan Karma. Kini, ia
tengah mengembangkan bisnisnya di
bidang teknologi informasi yang
tengah berkembang pesat.
"Sekarang saya cuma pingin nebus
dosa," kata Acong, saat diwawancara
VIVAnews di Gedung Cyber, Jakarta,
Rabu 17 Februari 2010. Bahkan, ia
justru menyeru rekan-rekan sesama
hacker yang salah jalan, untuk insaf
kembali ke 'jalan yang benar'.
Pelan-pelan, pria kelahiran Bagan
Siapi-api, 29 tahun lalu itu, mengajak
teman-teman kracker (hacker
kriminil) untuk beralih menjadi
pengusaha konten, pengembang
aplikasi, atau bergabung dalam
proyek-proyek yang ia kerjakan.
"Apa sih yang didapat dari aktivitas
hacking?" Pertanyaan itu biasanya ia
lontarkan untuk menyadarkan teman
sejawat peretasnya. Sebab, Acong
yakin, walau kegiatan carding
(menjebol kartu kredit orang lain) bisa
membuahkan hasil yang sepadan dengan
harga sebuah kapal pesiar, namun hasil
uang panas itu akan cepat 'menguap'
tak tersisa.
Kini, Acong sibuk dengan tiga proyek
yang ia jalankan. Yakni, bisnis warung
internet (warnet), usaha penyediaan
jasa internet (ISP), dan menjalankan
situs bagi pakai file, foto, dan musik:
Indowebster.
Usaha warnet sudah ditekuni sejak
Acong masih kuliah di New College
Stamford. Dari pertama Acong hanya
punya satu warnet, kini, bekerja sama
dengan rekannya, ia mengoperasikan
sekitar tujuh buah warnet. Selain
bisnis warnet, Acong juga memiliki ISP
bernama Maxindo Mitra Solusi.
Sementara Acong mulai terjun ke
dunia web saat mendirikan forum
khusus bagi para pecinta game,
bernama Indonesiaamers. Di forum ini,
Acong juga mendorong anggota
komunitas untuk tak cuma berdiskusi,
tapi juga berani membuat server game.
Kemudian, sekitar 3 tahun lalu, Acong
mendirikan sebuah situs bagi pakai file
bernama Indofile. Dari kocek
pribadinya, Acong menginvestasikan
dana sekitar Rp 50 juta untuk membeli
server untuk keperluan situs bagi
pakai file.
Situs ini bertahan selama setahun.
Hingga pada akhirnya, Acong mengubah
Indofile menjadi Indowebster .
Konsepnya juga mengalami perubahan.
"Indowebster merupakan perpaduan
dari rapid*share, ImageShack, dan
YouTube," kata Acong.
Jadi tak sekadar mengunduh dan
mengunggah file, tapi pengguna juga
bisa mengunggah foto dan video di
Indowebster. Ke depan Acong sedang
mempersiapkan sebuah strategi baru
untuk memperluas layanan
Indowebster, yaitu menyediakan
layanan TV internet.
Uniknya, tak seperti pengusaha web
lain yang mengejar profit atau
keuntungan, dalam mengelola
Indowebster, Acong sama sekali tak
mau menarik keuntungan dari situs
web ini. Sebab, hal ini terkait erat
dengan filosofi yang dipegang teguh
oleh Acong: Internet adalah tempat
berbagi, sehingga tak sepatutnya bila
sebuah situs web mengutip
keuntungan.
Walaupun tak mengkomersialkan
Indowebster, Acong tak pernah takut
situs itu bangkrut, karena untuk
membiayai operasional Indowebster,
Acong mengambilnya dari berbagai
keuntungan yang ia dapatkan dari
bisnis ISP dan proyek-proyek yang ia
kerjakan bersama tim pengembangan
mereka.
"Kebaikan yang kita lakukan pasti akan
membawa feedback . Semakin kita
berbagi, semakin kita akan
mendapatkan sesuatu. Kenapa musti
takut berbagi?" kata Acong. Buktinya,
kata dia, total investasi dari
perangkat-perangkat yang dimiliki
Indowebster , kini sudah mencapai
paling tidak Rp 1,3 miliar.
Menurut Acong, praktek berbagi yang
ia terapkan merupakan
pengejawantahan dari prinsip Open
Source. Ia sangat mendukung
penyebaran ilmu atau teknologi secara
terbuka dan cuma-cuma, sehingga
semua orang bisa menikmatinya.
"Kalau semua orang go open source,
tidak ada orang yang kelaparan. Sebab,
open source membuka peluang
kontribusi kepada semua orang, tidak
hanya kepada orang atau kalangan
tertentu saja. Dunia akan lebih
sejahtera dengan open source," kata
suami dari Wiwik Huang itu.
Tip berbagi dan keterbukaannya itu
ternyata tidak hanya dipraktekan pada
urusan bisnis semata. Acong juga
menerapkannya saat berinteraksi
dengan para karyawan. Ia memberikan
kesempatan yang sangat besar kepada
karyawan-karyawannya untuk maju.
Alim Bachtiar, 19 tahun, adalah salah
satu buktinya. Empat tahun lalu,
pemuda kelahiran Boyolali itu adalah
juru parkir, saat pertama kali bekerja
di warnet milik Acong. Namun, Alim
yang 'cuma' jebolan SMP itu, kini
memegang tanggung jawab menangani
core routing koneksi wireless ke klien
Maxindo.
"Tak selalu membutuhkan titel
pendidikan yang tinggi untuk sebuah
tanggung jawab yang besar. Semua
orang bisa mempelajari teori, tapi
pengalaman adalah sesuatu yang paling
bernilai," kata Acong.
Saat diwawancara VIVAnews, Rabu 17
Februari 2010, Alim mengatakan bahwa
Acong tak pernah membeda-bedakan
orang berdasarkan agama, ras, etnis,
dan lain-lain. Acong sering membantu
menyiarkan siaran langsung sebuah
acara pengajian majelis taklim, ke
situs Indowebster.
Tak hanya itu, selama ia bekerja, Alim
mengaku tak pernah dibentak atau
mengalami perlakuan kasar dari Acong.
"Saya bangga punya atasan Pak
Acong," kata Alim. Tak terbatas
urusan kerjaan, Acong bahkan juga
kerap menjadi sasaran curhat Alim,
saat ia sedang ada masalah keluarga.
Bagi Acong sendiri, menjadi pengusaha
di bidang TI seperti saat ini bukan
cita-citanya sejak kecil, karena Acong
mengaku tak pernah punya cita-cita di
waktu kecil. Hanya saja, pekerjaannya
saat ini memang sangat cocok dengan
kegemaran dasarnya, yaitu
menyediakan sesuatu untuk digunakan
orang lain.
berapa ribu server yang telah ia jebol.
Sebagai seorang peretas, Juny Maimun
memang gemar sekali masuk ke server
orang. Bukan untuk mengeruk
keuntungan, namun sekadar untuk
mempelajari source code aplikasi, atau
desain sebuah database.
Itu adalah Juny Maimun yang dulu. Pria
yang kerap disapa Acong itu, beberapa
tahun lalu memang aktif di komunitas
'bawah tanah' AntiHackerlink. Di
kalangan peretas, ia dikenal dengan
nama nick 'Bagan'.
Tapi Acong sudah tobat. Ia tak mau
lagi merugikan orang lain. Sebagai
penganut agama Budha taat, Acong
percaya betul dengan Karma. Kini, ia
tengah mengembangkan bisnisnya di
bidang teknologi informasi yang
tengah berkembang pesat.
"Sekarang saya cuma pingin nebus
dosa," kata Acong, saat diwawancara
VIVAnews di Gedung Cyber, Jakarta,
Rabu 17 Februari 2010. Bahkan, ia
justru menyeru rekan-rekan sesama
hacker yang salah jalan, untuk insaf
kembali ke 'jalan yang benar'.
Pelan-pelan, pria kelahiran Bagan
Siapi-api, 29 tahun lalu itu, mengajak
teman-teman kracker (hacker
kriminil) untuk beralih menjadi
pengusaha konten, pengembang
aplikasi, atau bergabung dalam
proyek-proyek yang ia kerjakan.
"Apa sih yang didapat dari aktivitas
hacking?" Pertanyaan itu biasanya ia
lontarkan untuk menyadarkan teman
sejawat peretasnya. Sebab, Acong
yakin, walau kegiatan carding
(menjebol kartu kredit orang lain) bisa
membuahkan hasil yang sepadan dengan
harga sebuah kapal pesiar, namun hasil
uang panas itu akan cepat 'menguap'
tak tersisa.
Kini, Acong sibuk dengan tiga proyek
yang ia jalankan. Yakni, bisnis warung
internet (warnet), usaha penyediaan
jasa internet (ISP), dan menjalankan
situs bagi pakai file, foto, dan musik:
Indowebster.
Usaha warnet sudah ditekuni sejak
Acong masih kuliah di New College
Stamford. Dari pertama Acong hanya
punya satu warnet, kini, bekerja sama
dengan rekannya, ia mengoperasikan
sekitar tujuh buah warnet. Selain
bisnis warnet, Acong juga memiliki ISP
bernama Maxindo Mitra Solusi.
Sementara Acong mulai terjun ke
dunia web saat mendirikan forum
khusus bagi para pecinta game,
bernama Indonesiaamers. Di forum ini,
Acong juga mendorong anggota
komunitas untuk tak cuma berdiskusi,
tapi juga berani membuat server game.
Kemudian, sekitar 3 tahun lalu, Acong
mendirikan sebuah situs bagi pakai file
bernama Indofile. Dari kocek
pribadinya, Acong menginvestasikan
dana sekitar Rp 50 juta untuk membeli
server untuk keperluan situs bagi
pakai file.
Situs ini bertahan selama setahun.
Hingga pada akhirnya, Acong mengubah
Indofile menjadi Indowebster .
Konsepnya juga mengalami perubahan.
"Indowebster merupakan perpaduan
dari rapid*share, ImageShack, dan
YouTube," kata Acong.
Jadi tak sekadar mengunduh dan
mengunggah file, tapi pengguna juga
bisa mengunggah foto dan video di
Indowebster. Ke depan Acong sedang
mempersiapkan sebuah strategi baru
untuk memperluas layanan
Indowebster, yaitu menyediakan
layanan TV internet.
Uniknya, tak seperti pengusaha web
lain yang mengejar profit atau
keuntungan, dalam mengelola
Indowebster, Acong sama sekali tak
mau menarik keuntungan dari situs
web ini. Sebab, hal ini terkait erat
dengan filosofi yang dipegang teguh
oleh Acong: Internet adalah tempat
berbagi, sehingga tak sepatutnya bila
sebuah situs web mengutip
keuntungan.
Walaupun tak mengkomersialkan
Indowebster, Acong tak pernah takut
situs itu bangkrut, karena untuk
membiayai operasional Indowebster,
Acong mengambilnya dari berbagai
keuntungan yang ia dapatkan dari
bisnis ISP dan proyek-proyek yang ia
kerjakan bersama tim pengembangan
mereka.
"Kebaikan yang kita lakukan pasti akan
membawa feedback . Semakin kita
berbagi, semakin kita akan
mendapatkan sesuatu. Kenapa musti
takut berbagi?" kata Acong. Buktinya,
kata dia, total investasi dari
perangkat-perangkat yang dimiliki
Indowebster , kini sudah mencapai
paling tidak Rp 1,3 miliar.
Menurut Acong, praktek berbagi yang
ia terapkan merupakan
pengejawantahan dari prinsip Open
Source. Ia sangat mendukung
penyebaran ilmu atau teknologi secara
terbuka dan cuma-cuma, sehingga
semua orang bisa menikmatinya.
"Kalau semua orang go open source,
tidak ada orang yang kelaparan. Sebab,
open source membuka peluang
kontribusi kepada semua orang, tidak
hanya kepada orang atau kalangan
tertentu saja. Dunia akan lebih
sejahtera dengan open source," kata
suami dari Wiwik Huang itu.
Tip berbagi dan keterbukaannya itu
ternyata tidak hanya dipraktekan pada
urusan bisnis semata. Acong juga
menerapkannya saat berinteraksi
dengan para karyawan. Ia memberikan
kesempatan yang sangat besar kepada
karyawan-karyawannya untuk maju.
Alim Bachtiar, 19 tahun, adalah salah
satu buktinya. Empat tahun lalu,
pemuda kelahiran Boyolali itu adalah
juru parkir, saat pertama kali bekerja
di warnet milik Acong. Namun, Alim
yang 'cuma' jebolan SMP itu, kini
memegang tanggung jawab menangani
core routing koneksi wireless ke klien
Maxindo.
"Tak selalu membutuhkan titel
pendidikan yang tinggi untuk sebuah
tanggung jawab yang besar. Semua
orang bisa mempelajari teori, tapi
pengalaman adalah sesuatu yang paling
bernilai," kata Acong.
Saat diwawancara VIVAnews, Rabu 17
Februari 2010, Alim mengatakan bahwa
Acong tak pernah membeda-bedakan
orang berdasarkan agama, ras, etnis,
dan lain-lain. Acong sering membantu
menyiarkan siaran langsung sebuah
acara pengajian majelis taklim, ke
situs Indowebster.
Tak hanya itu, selama ia bekerja, Alim
mengaku tak pernah dibentak atau
mengalami perlakuan kasar dari Acong.
"Saya bangga punya atasan Pak
Acong," kata Alim. Tak terbatas
urusan kerjaan, Acong bahkan juga
kerap menjadi sasaran curhat Alim,
saat ia sedang ada masalah keluarga.
Bagi Acong sendiri, menjadi pengusaha
di bidang TI seperti saat ini bukan
cita-citanya sejak kecil, karena Acong
mengaku tak pernah punya cita-cita di
waktu kecil. Hanya saja, pekerjaannya
saat ini memang sangat cocok dengan
kegemaran dasarnya, yaitu
menyediakan sesuatu untuk digunakan
orang lain.
Kata-kata yang ane inget dan buat ane tersentuh

Spoiler for Buka:
"Bila sesuatu yang kita sediakan
bermanfaat bagi orang lain, rasanya
ada kepuasan tersendiri"
bermanfaat bagi orang lain, rasanya
ada kepuasan tersendiri"
Ane ga nolak

tapi ane nolak

Spoiler for Sumber:
us.m.news.viva.co.id/news/read/130394-acong__hacker_insaf_yang_suka_berbagi
0
3.3K
Kutip
11
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan