- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Masyarakat Baduy Yang Tertutup


TS
ANAS05071996
Masyarakat Baduy Yang Tertutup

Quote:
SELAMAT DATANG DI TRIT ANE 

JANGAN LUPA GAN

DAN JUGA 

GAK MAU 

ini merupakan trit pertama ane dalam lounge. ane sebenernya cuma berbagi informasi tentang perjalan tim ane dalam expedisi ke baduy. sumber isi merupakan asli dari makalah ane apabila ada keterbasan informasi harap dimaklumi karena masyarakat baduy sangat tertutup

tim ane yang beranggota anak SMA semua

Quote:
Masyarakat Baduyadalah salah satu komunitas yang terdapat di Indonesia. Mereka berdomisili di kaki Pegunungan Kendeng Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Ketaatan Masyarakat Baduy terhadap ajaran adat istiadat yang diwariskan dari nenek moyang mereka masih tetap terjaga, terintegrasi dengan perilaku kehidupan sehari-hari yang dapat menjaga dan melestarikan keaslian dan keasrian lingkungan alam

Suku baduy luar
Spoiler for jenis orang baduy:
BADUY DALAM
Merupakan Masyarakat baduy yang memiliki sifat tertutup, baduy dalam cenderung mempertahankan adat istiadat. beberapa aturan adat yang wajib dipatuhi baduy dalam seperti tidak merubah struktur tanah kalo mereka "PANJANG TAK BOLEH DIPOTONG, PENDEK TAK BOLEH DISAMBUNG, LEBIH TAK BOLEH DIKURANG, KURANG TAK BOLEH DITAMBAH


BADUY LUAR
Berbeda dengan Baduy dalam masyarakat baduy luar justru tidak mematuhi perintah adat. masyarakat baduy luar kebanyakan merupakan perpindahan dari baduy dalam. di baduy luar sudah diperbolehkan menggunakan listrik dan barang barang lain. banyak pendapat yang mengatakan bahwa masyarakat baduy luar merupakan masyarakat yang diasingkan oleh baduy dalam, justru pendapat itu salah karena sebenarnya masyarakat baduy luar merupakan masyarakan yang ingin berinteraksi dengan masyarakat kota

Spoiler for rumah orang baduy:
Masyarakat Baduy tinggal di rumah-rumah panggung. Berdasarkan hasil temuan di lapangan, terdapat beberapa perbedaan antara rumah panggung masyarakat Baduy Dalam dan Baduy Luar.


Rumah panggung di wilayah Baduy dalam memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
• Kerangka rumah dan tiang peyangga terbuat dari kayu.
• Dinding rumah terbuat dari anyaman bambu.
• Atap terbuat dari daun rumbia yang dikeringkan.
• Seluruh bagian rumah disatukan dengan tali yang terbuat dari serat alam. Di dalam lingkungan masyarakat Baduy Dalam tidak diperbolehkan menggunakan paku atau jenis logam lainnya untuk membngun rumah.
• Desain rumah sangat sederhana. Biasanya hanya terdiri dari satu pintu. Ruangan di dalam rumah tidak memiliki sekat-sekat untuk membedakan fungsi masing-masing ruangan, kecuali untuk dapur.
• Untuk menyesuaikan rumah dengan struktur dan kontur tanah, maka tiang-tiang penyangga rumah dibuat dengan panjang yang berbeda, sesuai dengan ketinggian atau kemiringan tanah. Di dalam ajaran adat mereka, membalik atau merusak struktur tanah adalah sesuatu yang dilarang.
• Ukuran tangga yang lebih panjang dengan bentuk yang sederhana. Induk dan anak tangga terbuat dari kayu dengan anak tangga yang diikat dengan tali dan dikaitkan dengan induk tangga.
• Di bagian bawah rumah digunakan sebagai tempat menyimpan persediaan kayu bakar.
• Tidak memiliki tempat MCK khusus di dalam rumah, karena seluruh kegiatan yang membutuhkan air dilakukan di sungai sebagai sumber air bagi masyarakat.
Sedangkan rumah panggung pada masyarakat Baduy Luar memilki ciri-ciri sebagai berikut:
• Kerangka rumah dan tiang peyangga terbuat dari kayu.
• Dinding rumah terbuat dari anyaman bambu.
• Atap terbuat dari daun rumbia yang dikeringkan. Namun di bagian atas dalam rumah telah dipasang anyaman bambu yang difungsikan sebagai langit-langit rumah.
• Seluruh bagian rumah disatukan dengan menggunakan paku(logam).
• Desain rumah sudah lebih kompleks dibandingkan desain rumah di Baduy Dalam. Terdapat lebih dari satu pintu hampir di seluruh rumah di wilayah Baduy Luar. Selain itu, di dalam rumah telah terdapat beberapa sekat untuk membagi fungsi ruangan di dalam rumah.
• Untuk menyesuaiakan bangunan dengan struktur tanah, masyarakat menyusun batu-batu kali untuk membuat tanah yang akan dipergunakan untuk membangun rumah menjadi rata, sehingga ukuran tiang penyangga pendek.
• Tangga terbuat dari batu-batu kali yang disusun.
• Kayu bakar tersimpan di bagian samping rumah.
• Pada beberapa rumah, di bagian belakang atau samping rumah telah terdapat tempat MCK sederhana dengan sumber air yang dialirkan dari sungai menggunakan selang. Letaknya pun di luar rumah.
Spoiler for PERTANIAN:

Bertani merupakan kegiatan ekonomi utama masyarakat Baduy, baik Baduy Dalam Maupun Baduy Luar. Pola pertanian yang digunakan adalah bertani huma atau ladang (sawah kering) tanpa pola irigasi yang khusus. Untuk memenuhi kebutuhan pengairan sawah, mereka hanya mengandalkan air hujan atau yang disebut sistem tadah hujan. Jenis padi yang mereka olah adalah padi gogo.
Masyarakat Baduy melakukan penanaman dan pemanenan padi secara serentak. Hal ini dilakukan untuk mengurangi dampak buruk dari keberadaan hama terhadap kualitas padi. Jadi, masyarakat Baduy hanya melakukan panen sekali dalam setahun. Berdasarkan sistem penanggalan masyarakat Baduy, mereka memiliki waktu empat bulan dari mulai proses menanam sampai panen, yaitu pada bulan Kapitu, Kadalapan, Kasalapan dan Kasapuluh.
Peralatan yang mereka gunakan untuk menanam pun sangat sederhana, yakni dengan arit dan kerja tangan. Dalam ajaran adat mereka, masyarakat Baduy tidak mempergunakan cangkul sebagai alat bantu karena larangan merusak struktur tanah atau yang di dalam peribahasa mereka adalah teu meunang malikeun tanah. Begitu masyarakat Baduy memlihara ajaran adat mereka dengan teguh dan berusaha untuk menjaga keaslian dan keasrian lingkungan alam beserta isinya sebagai suatu anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Berikut penjelasan singkat mengenai beberapa teknologi yang masyarakat Baduy terapkan dalam sistem pertaniannya:
• Calintu. Calintu adalah sebuah bambu panjang berukuran ±7 meter yang ditancapkan di tanah sekitar huma yang setiap ruas bambunya dilubangi sehingga saat terkena tiupan angin akan menimbulkan bunyi-bunyi yang menyerupai suling. Calintu berfungsi sebagai pengusir hama.
• Koceler. Koceler adalah sebuah kincir angin sederhana yang disanggakan ada bembu tinggi yang menjulang dengan ukuran bambu induk ±10 meter. Bila terkena angin maka ia akan berputar. Cepat atau lambat tergantung pada kekuatan dan kecepatan angin yang mengenainya. Sama seperti Calintu, ia berfungsi untuk mengusir hama.
• Alu dan Lesung. Alu dan lesung dipergunakan untuk menumbuk padi yang telah dipanen dan dikeringkan. Ukuran alu dan lesung yang dipergunakan besar. Berbea dengan alu dan lesung yang dipergunakan untuk menumbuk kopi.
• Lumbung. Lumbung merupakan tempat penyimpanan gabah. Ukuran lumbung padi masyarakat Baduy ±2x3 meter. Terbuat dari kayu sebagai kerangka dan anyaman bambu sebagai dinding yang kemudian memilki sebuah pintu kecil pada bagian puncak lumbung. Untuk dapat mencapai pintu membutuhkan sebuah tangga kecil. Lumbung padi ini mampu menyimpan padi hingga waktu seratus tahun lamanya. Lumbung-lumbung padi terpisah dengan pemukiman warga.

Namun ada beberapa perbedaan dalam bentuk lumbung di wilayah Baduy Luar dan Baduy Dalam. Di dalam Baduy Dalam, bentuk bangunannya mengerucut atau mengecil ke bawah, dan pada tiap tiang penyangga terdapat lingkaran di bagian tengah yang menyerupai piringan yang berfungsi sebagai penahan tikus. Sedangkan di Baduy Luar, bentuk bangunan lurus dan tidak memilki lingkaran pada tiang penyangga.
Spoiler for ALAT RUMAH TANGGA:
Alat-alat Rumah Tangga
• Somong. Somong adalah sebuah gelas sederhan yang terbuat dari bambu yang digunakan oleh masyarakat Baduy Dalam untuk minum.
• Botol Kaca. ane lupa nama khusus untuk benda tersebut. Akan tetapi, botol kaca ini memang dipergunakan oleh masyarakat Baduy yang difungsikan sebagai teko.
• Mangkuk Beling. Sama halnya dengan botol kaca, mangkuk ini juga bukan merupakan hasil asli masyarakat Baduy, akan tetapi difungsikan sebagai tempat makan atau minum tergantung pada ukurannya.

Spoiler for KALENDER BADUY:
Sistem Penanggalan
Sistem penanggalan atau kalender masyarakat Baduy didasarkan pada peredaran bulan atau biasa disebut penanggalan qomariyah. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat Baduy telah mengenal ilmu astronomi sejak lama. Berikut adalah urutan penanggalan masyarakat Baduy:
• Safar
• Kalima
• Kaenam
• Kapitu
• Kadalapan
• Kasalapan
• Kasapuluh
• Hapit Lemah
• Hapit Kayu
• Kasa
• Karo
• Katiga
Dalam satu bulan terdiri dari 28 sampai 29 hari. Pada saat bulan Kapitu, Kadalapan, Kasalapan dan Kasapuluh merupakan waktu untuk menanam dan memanen padi. Di dalam waktu empat bulan tersebut, masyarakat Baduy diperbolehkan memainkan angklung Buhun. Selain itu, di dalam empat bulan ini terdapat upacara Ngaseuk(upacara menanam padi) dan upacara Seba(menutup masa panen setelah empat bulan.
Selain itu, mereka juga memilki ritual berpuasa pada selama 3 bulan, yakni pada bulan Kasa, Karo dan Katiga. Puasa ini disebut puasa Kawalu yang dimulai sejak sore hari hingga sore hari berikutnya selama 24 jam tanpa sahur. Selam tiga bulan tersebut wilayah Baduy tertutup dari kunjungan masyarakat luar.
Spoiler for AGAMA BADUY:
AGAMA
Agama masyarakat baduy mayoritas beragama sunda wiwitan. mereka percaya tuhan itu ALLOH tapi mereka hanya percaya kepada nabi adam. oleh karena itu mereka tidak mengikuti syariat dalam agama islam
0
4.1K
Kutip
24
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan