- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[Berita Elpiji] Mencla mencle ala Hatta Rajasa


TS
SatrioPininggit
[Berita Elpiji] Mencla mencle ala Hatta Rajasa
Inilah Pernyataan Mencla-Mencle Pejabat Kita Terkait Kenaikan Elpiji
Minggu, 5 Januari 2014 | 16:34
![[Berita Elpiji] Mencla mencle ala Hatta Rajasa](https://dl.kaskus.id/www.suarapembaruan.com/media/images/medium2/20120614183536827.jpg)
Menarik dan sangat lucu melihat lakon pemimpin, pejabat negara, atau elite politik kita menyikapi kenaikan harga elpiji 12 kilogram (kg).
Mari kita rangkum pernyataan mereka sejak PT Pertamina per 1 Januari 2014, menaikkan harga elpiji nonsubsidi tabung 12 kg sebesar 68 persen, untuk mengurangi kerugian bisnis bahan bakar nonsubsidi yang rata-rata Rp6 triliun per tahun.
Pada 2 Januari 2014, semua pihak berteriak. Rakyat menjerit. Warung-warung makan mengurangi volume masakan. Media massa pun memberitakan reaksi penolakan publik secara masif. Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa tampil ke publik. Seperti seorang heroik, dia membela keputusan PT Pertamina.
Hatta Rajasa mengatakan seperti ini:
1. Kenaikan elpiji sudah tepat.
2. Pemerintah tidak bisa intervensi Pertamina.
3. Pertamina mengalami kerugian, sehingga harus menaikkan elpiji 12 kg.
Publik pun marah dan menuding Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai partai yang mendukung kenaikan elpiji. PAN ternyata salah satu partai yang tidak memihak rakyat.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat suara ketika melihat reaksi penolakan publik dan sejumlah partai politik.
Respons yang dibuat SBY adalah memerintahkan Wakil Presiden (Wapres) Boediono menggelar rapat dengan menteri terkait.
Seusai rapat, Boediono dan Hatta Rajasa menuding Menteri BUMN Dahlan Iskan sebagai penyebab atau biang keladi kericuhan terkait kenaikah harga elpiji 12 Kg.
Hatta Rajasa kemudian mengklarifikasi pernyataan-pernyataan sebelumnya, dan hari ini ia mengatakan bahwa pertama, kenaikan elpiji tidak tepat waktunya.
Kedua, aksi Pertamina sah-sah saja, tetapi harus dengar suara rakyat.
Hanya berselang dua hari, Hatta Rajasa mengeluarkan pernyataan yang berbeda dan kontradiktif.
Awalnya, Hatta Rajasa mengafirmasi keputusan PT Pertamina, tetapi kini ia menegasi pernyataannya sendiri dan kebijakan yang diambil PT Pertamina.
“Nah, kalau omong hanya selang dua hari saja sudah beda-beda, padahal omongan itu terkait hajat hidup orang banyak di seluruh negeri, bagaimana orang semacam ini bisa diserahi menjadi pemimpin negara yang rakyatnya 300 juta dan masih banyak yang miskin (11%)? Saya kira negeri ini perlu punya pemimpin yang sekurang-kurangnya omongannya bisa konsisten lebih lama dari sehari,” kata pengamat politik dan mantan Menristek, AS Hikam dalam akun twitternya, @mashikam, Minggu (5/1).
AS Hikam lebih jauh mengatakan, pernyataan Hatta Rajasa mengingatkan dia kepada seorang politis kawakan, yang konon juga dianggap tokoh reformasi, tetapi juga hobbinya mencla-mencle.
“Nah orang ini sudah ditolak rakyat ketika nyapres. Anda tahulah siapa dia. Rakyat Indonesia berhak memperoleh pemimpin yang lebih dari sekadar bisa omong. Tetapi yang punya pendiriam dan tahu apa yang dirasakan oleh rakyatnya. Hatta Rajasa, saya kira jauh dari kualitas itu,” katanya.
Lalu apa kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik soal kenaikan elpiji 12 Kg?
Sampai saat ini,tak terekam pernyataan Jero Wacik yang mendukung keputusan PT Pertamina. Jero Wacik malah mengingatkan PT Pertamina persero untuk tidak hanya memikirkan kepentingan bisnis semata.
Itu terkait dengan aksi korporasinya yang menaikkan harga gas elpiji 12 kg dari Rp 70.200 menjadi Rp 117.708 per tabung.
"Gas elpiji 12 kg aturannya korporat seperti pertamax, tapi gas begini kan menyangkut warung rakyat. Harus ada sensitifitas. Jangan cuma sekedar bisnis," ungkap Jero di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (5/1).
Jero Wacik tidak menuding sesama menteri lain, seperti yang dilakukan Wapres Boediono dan Hatta Rajasa, dimana keduanya menuduh Menteri BUMN Dahlan Iskan yang tahu semua rencana kenaikan elpiji 12 Kg ini.
Hatta Rajasa mengatakan, keputusan kenaikan elpiji 12 kg telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina (Persero).
Hatta menyebut Menteri BUMN yang merupakan pemegang saham Pertamina sudah pasti mengetahui rencana kenaikan elpiji 12 kg tersebut.
"Keputusan diambil melalui RUPS. RUPS itu kan Menteri BUMN, jadi sebetulnya BUMN (Menteri) sudah tahu duluan bahwa itu naik (gas 12 kg). Itu keputusan RUPS," kata Hatta saat ditemui di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (5/1).
Hatta bersama Menteri ESDM Jero Wacik dan beberapa Menteri lainnya seperti Menteri Keuangan Chatib Basri, Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Direksi Pertamina menghadiri rapat khusus membahas kenaikan elpiji 12 kg di Bandara Halim Perdanakusuma.
Rapat ini langsung dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wapres Boediono. Rapat ini merupakan kelanjutan dari rapat terbatas yang dipimpin Wapres Boediono pada Sabtu (4/1) kemarin.
Jero Wacik sendiri memastikan tidak menerima pemberitahuan dari PT Pertamina terkait kenaikan harga gas elpiji 12 kg pada 1 Januari 2014. Padahal, gas elpiji merupakan salah satu kebutuhan utama masyarakat yang memiliki dampak cukup signifikan.
"Saya baru terima suratnya tadi," ungkap Jero di tempat yang sama.
Bohong
Semua pernyataan dan saling lempar tanggung jawab tidak serta-merta membuat rakyat percaya. Wakil rakyat di DPR RI, Bambang Soesatyo mengatakan, semuanya berbohong.
"Pertamina itu BUMN yang diikat dengan undang-undang dan harus tunduk pada pemerintah, khususnya kepada Presiden dan Menteri ESDM sebagai pembina. Terlebih komoditi yang dikelola Pertamina sangat strategis dalam konteks kepentingan rakyat," kata Bambang dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (5/1).
Dia menilai, ketika Presiden SBY dan Menteri Koordinator bidang Perekonomian mengatakan naiknya harga elpiji 12 kilogram sebagai aksi korporasi Pertamina, pernyataan ini sarat kebohongan.
Menurut dia, kenaikan harga itu tidak mendadak, melainkan sudah direncanakan dan diketahui pemerintah, karena Pertamina telah melaporkan rencana kebijakan perubahan harga elpiji 12 kilogram kepada Menteri ESDM Jero Wacik.
"Mekanisme pelaporan ini sesuai dengan Pasal 25 Peraturan Menteri ESDM No.26 tahun 2009 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Elpiji," ujarnya.
Bambang menilai, Jero Wacik pasti tidak berani bertindak sendirian, karena kenaikan harga elpiji berdampak sangat luas dan signifikan terhadap kehidupan rakyat.
Jero, menurut dia, akan berkoordinasi dengan Menko Perekonomian Hatta Rajasa terlebih ada dampak inflatoir dari naiknya harga gas elpiji.
"Hatta dan Jero Wacik pasti harus berkonsultasi dengan Presiden SBY sebelum memberi respons final kepada Pertamina," katanya.
Dia menyimpulkan bahwa Pertamina menaikan harga elpiji 12 kilogram itu setelah presiden dan pembantunya menyetujui kebijakan itu.
Menurut dia, Pertamina tidak akan berani menaikan harga gas elpiji jika tidak disetujui Presiden Yudhoyono. [L-8]
http://www.suarapembaruan.com/home/i...n-elpiji/47432
berita besan presiden setuju harga elpiji naik:
berita besan presiden lepas tanggung jawab demi menyelamatkan popularitas:
berita besan presiden bermuka dua:
komen ane:
![[Berita Elpiji] Mencla mencle ala Hatta Rajasa](https://dl.kaskus.id/i41.tinypic.com/wuigq8.png)
silakan yg mau pilih pak besan jadi presiden
Minggu, 5 Januari 2014 | 16:34
Quote:
![[Berita Elpiji] Mencla mencle ala Hatta Rajasa](https://dl.kaskus.id/www.suarapembaruan.com/media/images/medium2/20120614183536827.jpg)
Menarik dan sangat lucu melihat lakon pemimpin, pejabat negara, atau elite politik kita menyikapi kenaikan harga elpiji 12 kilogram (kg).
Mari kita rangkum pernyataan mereka sejak PT Pertamina per 1 Januari 2014, menaikkan harga elpiji nonsubsidi tabung 12 kg sebesar 68 persen, untuk mengurangi kerugian bisnis bahan bakar nonsubsidi yang rata-rata Rp6 triliun per tahun.
Pada 2 Januari 2014, semua pihak berteriak. Rakyat menjerit. Warung-warung makan mengurangi volume masakan. Media massa pun memberitakan reaksi penolakan publik secara masif. Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa tampil ke publik. Seperti seorang heroik, dia membela keputusan PT Pertamina.
Hatta Rajasa mengatakan seperti ini:
1. Kenaikan elpiji sudah tepat.
2. Pemerintah tidak bisa intervensi Pertamina.
3. Pertamina mengalami kerugian, sehingga harus menaikkan elpiji 12 kg.
Publik pun marah dan menuding Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai partai yang mendukung kenaikan elpiji. PAN ternyata salah satu partai yang tidak memihak rakyat.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat suara ketika melihat reaksi penolakan publik dan sejumlah partai politik.
Respons yang dibuat SBY adalah memerintahkan Wakil Presiden (Wapres) Boediono menggelar rapat dengan menteri terkait.
Seusai rapat, Boediono dan Hatta Rajasa menuding Menteri BUMN Dahlan Iskan sebagai penyebab atau biang keladi kericuhan terkait kenaikah harga elpiji 12 Kg.
Hatta Rajasa kemudian mengklarifikasi pernyataan-pernyataan sebelumnya, dan hari ini ia mengatakan bahwa pertama, kenaikan elpiji tidak tepat waktunya.
Kedua, aksi Pertamina sah-sah saja, tetapi harus dengar suara rakyat.
Hanya berselang dua hari, Hatta Rajasa mengeluarkan pernyataan yang berbeda dan kontradiktif.
Awalnya, Hatta Rajasa mengafirmasi keputusan PT Pertamina, tetapi kini ia menegasi pernyataannya sendiri dan kebijakan yang diambil PT Pertamina.
“Nah, kalau omong hanya selang dua hari saja sudah beda-beda, padahal omongan itu terkait hajat hidup orang banyak di seluruh negeri, bagaimana orang semacam ini bisa diserahi menjadi pemimpin negara yang rakyatnya 300 juta dan masih banyak yang miskin (11%)? Saya kira negeri ini perlu punya pemimpin yang sekurang-kurangnya omongannya bisa konsisten lebih lama dari sehari,” kata pengamat politik dan mantan Menristek, AS Hikam dalam akun twitternya, @mashikam, Minggu (5/1).
AS Hikam lebih jauh mengatakan, pernyataan Hatta Rajasa mengingatkan dia kepada seorang politis kawakan, yang konon juga dianggap tokoh reformasi, tetapi juga hobbinya mencla-mencle.
“Nah orang ini sudah ditolak rakyat ketika nyapres. Anda tahulah siapa dia. Rakyat Indonesia berhak memperoleh pemimpin yang lebih dari sekadar bisa omong. Tetapi yang punya pendiriam dan tahu apa yang dirasakan oleh rakyatnya. Hatta Rajasa, saya kira jauh dari kualitas itu,” katanya.
Lalu apa kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik soal kenaikan elpiji 12 Kg?
Sampai saat ini,tak terekam pernyataan Jero Wacik yang mendukung keputusan PT Pertamina. Jero Wacik malah mengingatkan PT Pertamina persero untuk tidak hanya memikirkan kepentingan bisnis semata.
Itu terkait dengan aksi korporasinya yang menaikkan harga gas elpiji 12 kg dari Rp 70.200 menjadi Rp 117.708 per tabung.
"Gas elpiji 12 kg aturannya korporat seperti pertamax, tapi gas begini kan menyangkut warung rakyat. Harus ada sensitifitas. Jangan cuma sekedar bisnis," ungkap Jero di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (5/1).
Jero Wacik tidak menuding sesama menteri lain, seperti yang dilakukan Wapres Boediono dan Hatta Rajasa, dimana keduanya menuduh Menteri BUMN Dahlan Iskan yang tahu semua rencana kenaikan elpiji 12 Kg ini.
Hatta Rajasa mengatakan, keputusan kenaikan elpiji 12 kg telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina (Persero).
Hatta menyebut Menteri BUMN yang merupakan pemegang saham Pertamina sudah pasti mengetahui rencana kenaikan elpiji 12 kg tersebut.
"Keputusan diambil melalui RUPS. RUPS itu kan Menteri BUMN, jadi sebetulnya BUMN (Menteri) sudah tahu duluan bahwa itu naik (gas 12 kg). Itu keputusan RUPS," kata Hatta saat ditemui di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (5/1).
Hatta bersama Menteri ESDM Jero Wacik dan beberapa Menteri lainnya seperti Menteri Keuangan Chatib Basri, Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Direksi Pertamina menghadiri rapat khusus membahas kenaikan elpiji 12 kg di Bandara Halim Perdanakusuma.
Rapat ini langsung dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wapres Boediono. Rapat ini merupakan kelanjutan dari rapat terbatas yang dipimpin Wapres Boediono pada Sabtu (4/1) kemarin.
Jero Wacik sendiri memastikan tidak menerima pemberitahuan dari PT Pertamina terkait kenaikan harga gas elpiji 12 kg pada 1 Januari 2014. Padahal, gas elpiji merupakan salah satu kebutuhan utama masyarakat yang memiliki dampak cukup signifikan.
"Saya baru terima suratnya tadi," ungkap Jero di tempat yang sama.
Bohong
Semua pernyataan dan saling lempar tanggung jawab tidak serta-merta membuat rakyat percaya. Wakil rakyat di DPR RI, Bambang Soesatyo mengatakan, semuanya berbohong.
"Pertamina itu BUMN yang diikat dengan undang-undang dan harus tunduk pada pemerintah, khususnya kepada Presiden dan Menteri ESDM sebagai pembina. Terlebih komoditi yang dikelola Pertamina sangat strategis dalam konteks kepentingan rakyat," kata Bambang dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (5/1).
Dia menilai, ketika Presiden SBY dan Menteri Koordinator bidang Perekonomian mengatakan naiknya harga elpiji 12 kilogram sebagai aksi korporasi Pertamina, pernyataan ini sarat kebohongan.
Menurut dia, kenaikan harga itu tidak mendadak, melainkan sudah direncanakan dan diketahui pemerintah, karena Pertamina telah melaporkan rencana kebijakan perubahan harga elpiji 12 kilogram kepada Menteri ESDM Jero Wacik.
"Mekanisme pelaporan ini sesuai dengan Pasal 25 Peraturan Menteri ESDM No.26 tahun 2009 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Elpiji," ujarnya.
Bambang menilai, Jero Wacik pasti tidak berani bertindak sendirian, karena kenaikan harga elpiji berdampak sangat luas dan signifikan terhadap kehidupan rakyat.
Jero, menurut dia, akan berkoordinasi dengan Menko Perekonomian Hatta Rajasa terlebih ada dampak inflatoir dari naiknya harga gas elpiji.
"Hatta dan Jero Wacik pasti harus berkonsultasi dengan Presiden SBY sebelum memberi respons final kepada Pertamina," katanya.
Dia menyimpulkan bahwa Pertamina menaikan harga elpiji 12 kilogram itu setelah presiden dan pembantunya menyetujui kebijakan itu.
Menurut dia, Pertamina tidak akan berani menaikan harga gas elpiji jika tidak disetujui Presiden Yudhoyono. [L-8]
http://www.suarapembaruan.com/home/i...n-elpiji/47432
berita besan presiden setuju harga elpiji naik:
Spoiler for :
Hatta Sebut Kenaikan Harga Elpiji 12 Kg Sudah Tepat
Jumat, 03 Januari 2014, 14:15 WIB
![[Berita Elpiji] Mencla mencle ala Hatta Rajasa](https://dl.kaskus.id/static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/gas-elpiji-12-kilogram-mulai-langka-di-bandar-lampung-_110516075533-116.jpg)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menilai kenaikan harga elpiji 12 kilogram oleh PT Pertamina (Persero) sudah tepat. Apalagi Pertamina terus mengalami kerugian yang nilainya bisa triliunan.
"Jika tidak dinaikan, maka PT Pertamina sebagai distributor bisa terus merugi akibat subsidi yang diberikan untuk harga gas elpiji 12 kilogram. Saya sudah bilang, apa yang diusulkan Pertamina sudah benar," kata Hatta, Jumat (3/1).
Hatta mengatakan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan kerugian harga karena tidak sesuai produksi. Sebelum adanya depresiasi rupiah, Pertamina sudah rugi Rp 5 triliun.
Pelemahan nilai tukar rupiah menambah kerugian Pertamina sebesar Rp 600 miliar-Rp 700 miliar.Hal tersebut disebabkan gas produk elpiji 12 kilogram masuk kategori non-subsidi.
Secara perhitungan bisnis, Pertamina seharus bisa meraup untung dari penjualan gas produk elpiji 12 kilogram. Namun, pada kenyataanya produk tersebut masih mendapat subsidi yang ditalangi oleh Pertamina.
"Untuk menghindari kerugian, Pertamina harus meningkatkan keuntungannya untuk yang non-subsidi. Karena saat ini Badan Pemeriksa Keuangan sudah menemukan banyak kerugian di Pertamina, akibat subsidi yang terlalu berat untuk harga elpiji 12 kilogram," kata dia.
Hatta juga mengatakan kenaikan harga elpiji 12 kilogram sepenuhnya wewenang Pertamina. Pemerintah, lanjutnya, tidak dapat memaksakan karena sudah menjadi keputusan dalam rapat umum pemegang saham.
"Pemerintah tidak memiliki kewenangan untuk mengintervensi kecuali menyangkut subsidi,"katanya. Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) berharap pemerintah segera memberi izin menaikan harga elpiji tabung 12 kilogram Rp 25.400 per tabung.
Pertamina mengaku sudah merugi Rp 16 triliun selama 4 tahun karena harga elpiji 12 kilogram tidak naik. Jika tahun ini harga elpiji 12 kilogram tidak naik juga, Pertamina memperkirakan akan kembali merugi Rp 5 triliun pada 2013.
Menurut Vice Presiden Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir, kerugian Pertamina tersebut karena penjualan elpiji 12 kilogram yang dilakukan Pertamina jauh di bawah harga pasar.Elpiji 12 kilogram yang dijual Pertamina saat ini per kilogram dijual seharga Rp 5.850, sedangkan harga keekonomian sekitar Rp12.500 per kilogram.
Ali menjelaskan Pertamina sudah merencanakan kenaikan elpiji 12 kilogram sebesar Rp2.166 per kilogram atau Rp25.400 per tabung, atau dijual menjadi Rp95.600 pertabung."Saat ini elpiji 12 kilogram masih dijual Pertamina dengan harga Rp70.200 per tabung," katanya.
Walaupun dilakukan perbaikan harga tersebut, Pertamina tetap tidak akan memperoleh keuntungan, hanya mengurangi angka kerugian. Dengan kenaikan Rp 2.166 per kilogram tersebut pada 2013, Pertamina bisa mengurangi kerugian menjadi Rp1,1 triliun atau kerugian pada 2013 diprediksi menjadi Rp3,9 triliun.
"Jika tidak ada perubahan harga penjualan elpiji 12 kilogram, maka diprediksi di 2013 ini Pertamina akan rugi Rp5 triliun," kata Ali.Ia menjelaskan untuk menaikkan elpiji 12 kilogram tersebut, Pertamina tidak perlu meminta izin dari pemerintah, tapi hanya menyampaikan atau mengomunikasikannya, karena pemerintah adalah pemegang saham dari Pertamina.
http://www.republika.co.id/berita/na...kg-sudah-tepat
Jumat, 03 Januari 2014, 14:15 WIB
![[Berita Elpiji] Mencla mencle ala Hatta Rajasa](https://dl.kaskus.id/static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/gas-elpiji-12-kilogram-mulai-langka-di-bandar-lampung-_110516075533-116.jpg)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menilai kenaikan harga elpiji 12 kilogram oleh PT Pertamina (Persero) sudah tepat. Apalagi Pertamina terus mengalami kerugian yang nilainya bisa triliunan.
"Jika tidak dinaikan, maka PT Pertamina sebagai distributor bisa terus merugi akibat subsidi yang diberikan untuk harga gas elpiji 12 kilogram. Saya sudah bilang, apa yang diusulkan Pertamina sudah benar," kata Hatta, Jumat (3/1).
Hatta mengatakan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan kerugian harga karena tidak sesuai produksi. Sebelum adanya depresiasi rupiah, Pertamina sudah rugi Rp 5 triliun.
Pelemahan nilai tukar rupiah menambah kerugian Pertamina sebesar Rp 600 miliar-Rp 700 miliar.Hal tersebut disebabkan gas produk elpiji 12 kilogram masuk kategori non-subsidi.
Secara perhitungan bisnis, Pertamina seharus bisa meraup untung dari penjualan gas produk elpiji 12 kilogram. Namun, pada kenyataanya produk tersebut masih mendapat subsidi yang ditalangi oleh Pertamina.
"Untuk menghindari kerugian, Pertamina harus meningkatkan keuntungannya untuk yang non-subsidi. Karena saat ini Badan Pemeriksa Keuangan sudah menemukan banyak kerugian di Pertamina, akibat subsidi yang terlalu berat untuk harga elpiji 12 kilogram," kata dia.
Hatta juga mengatakan kenaikan harga elpiji 12 kilogram sepenuhnya wewenang Pertamina. Pemerintah, lanjutnya, tidak dapat memaksakan karena sudah menjadi keputusan dalam rapat umum pemegang saham.
"Pemerintah tidak memiliki kewenangan untuk mengintervensi kecuali menyangkut subsidi,"katanya. Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) berharap pemerintah segera memberi izin menaikan harga elpiji tabung 12 kilogram Rp 25.400 per tabung.
Pertamina mengaku sudah merugi Rp 16 triliun selama 4 tahun karena harga elpiji 12 kilogram tidak naik. Jika tahun ini harga elpiji 12 kilogram tidak naik juga, Pertamina memperkirakan akan kembali merugi Rp 5 triliun pada 2013.
Menurut Vice Presiden Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir, kerugian Pertamina tersebut karena penjualan elpiji 12 kilogram yang dilakukan Pertamina jauh di bawah harga pasar.Elpiji 12 kilogram yang dijual Pertamina saat ini per kilogram dijual seharga Rp 5.850, sedangkan harga keekonomian sekitar Rp12.500 per kilogram.
Ali menjelaskan Pertamina sudah merencanakan kenaikan elpiji 12 kilogram sebesar Rp2.166 per kilogram atau Rp25.400 per tabung, atau dijual menjadi Rp95.600 pertabung."Saat ini elpiji 12 kilogram masih dijual Pertamina dengan harga Rp70.200 per tabung," katanya.
Walaupun dilakukan perbaikan harga tersebut, Pertamina tetap tidak akan memperoleh keuntungan, hanya mengurangi angka kerugian. Dengan kenaikan Rp 2.166 per kilogram tersebut pada 2013, Pertamina bisa mengurangi kerugian menjadi Rp1,1 triliun atau kerugian pada 2013 diprediksi menjadi Rp3,9 triliun.
"Jika tidak ada perubahan harga penjualan elpiji 12 kilogram, maka diprediksi di 2013 ini Pertamina akan rugi Rp5 triliun," kata Ali.Ia menjelaskan untuk menaikkan elpiji 12 kilogram tersebut, Pertamina tidak perlu meminta izin dari pemerintah, tapi hanya menyampaikan atau mengomunikasikannya, karena pemerintah adalah pemegang saham dari Pertamina.
http://www.republika.co.id/berita/na...kg-sudah-tepat
berita besan presiden lepas tanggung jawab demi menyelamatkan popularitas:
Spoiler for :
Hatta Rajasa: Kenaikan Elpiji tidak Tepat Waktunya
Minggu, 5 Januari 2014 12:51 WIB
![[Berita Elpiji] Mencla mencle ala Hatta Rajasa](https://dl.kaskus.id/data.tribunnews.com/foto/bank/images/20131111_menko-perekonomian-bertemu-pengusaha-amerika-serikat_5319.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keputusan PT Pertamina (persero) menaikkan harga elpiji 12 kilogram, tidak diterima masyarakat banyak.
Menteri Koordinator Perekonomian RI, Hatta Rajasa menilai aksi Pertamina adalah sah-sah saja sebagai perusahaan BUMN. Namun Pertamina harus mendengar suara masyarakat.
"Yang diputuskan Pertamina (menaikkan harga elpiji 12 kg) harus dengar suara masyarakat," ujar Hatta di Bandara Halim Perdana Kusuma, Minggu (5/1/2014).
Hatta pun menilai meski Pertamina punya hak khusus dalam menaikkan harga elpiji, hal ini tidak bisa diputuskan sendiri. Hatta berpendapat bahwa kenaikan elpiji 12 kilogram di awal tahun waktunya tidak tepat.
"Kenaikan ini tidak tepat waktunya," ungkap Hatta.
Mengenai koordinasi Pertamina dengan pemerintah, Hatta mengatakan perusahaan BUMN yang mengelola migas di dalam negeri sudah bekerja dengan baik. Hatta menilai Pertamina sudah memberitahukan terlebih dahulu kenaikan harga elpiji 12 kilogram.
"Surat dari Pertamina tanggal 30 Desember, tanggal 31 saya dengar dari Pertamina," papar Hatta.
Minggu, 5 Januari 2014 12:51 WIB
![[Berita Elpiji] Mencla mencle ala Hatta Rajasa](https://dl.kaskus.id/data.tribunnews.com/foto/bank/images/20131111_menko-perekonomian-bertemu-pengusaha-amerika-serikat_5319.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keputusan PT Pertamina (persero) menaikkan harga elpiji 12 kilogram, tidak diterima masyarakat banyak.
Menteri Koordinator Perekonomian RI, Hatta Rajasa menilai aksi Pertamina adalah sah-sah saja sebagai perusahaan BUMN. Namun Pertamina harus mendengar suara masyarakat.
"Yang diputuskan Pertamina (menaikkan harga elpiji 12 kg) harus dengar suara masyarakat," ujar Hatta di Bandara Halim Perdana Kusuma, Minggu (5/1/2014).
Hatta pun menilai meski Pertamina punya hak khusus dalam menaikkan harga elpiji, hal ini tidak bisa diputuskan sendiri. Hatta berpendapat bahwa kenaikan elpiji 12 kilogram di awal tahun waktunya tidak tepat.
"Kenaikan ini tidak tepat waktunya," ungkap Hatta.
Mengenai koordinasi Pertamina dengan pemerintah, Hatta mengatakan perusahaan BUMN yang mengelola migas di dalam negeri sudah bekerja dengan baik. Hatta menilai Pertamina sudah memberitahukan terlebih dahulu kenaikan harga elpiji 12 kilogram.
"Surat dari Pertamina tanggal 30 Desember, tanggal 31 saya dengar dari Pertamina," papar Hatta.
berita besan presiden bermuka dua:
Spoiler for :
Diisukan berseteru gara-gara elpiji, Hatta rangkul Dahlan
Reporter : Mustiana Lestari | Minggu, 5 Januari 2014 19:31
Merdeka.com - Menteri BUMN, Dahlan Iskan seakan menjadi kambing hitam dalam kenaikan elpiji 12 Kg. Dahlan disalahkan karena tidak berkoordinasi dengan pemerintah sebelum menaikkan harga elpiji 12 kg.
Pernyataan paling keras datang dari Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Ketua Umum PAN itu menilai BUMN lalai dan melakukan pembiaran terhadap Pertamina saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
"Pertamina itu bersifat pemberitahuan, Pak Wacik (Menteri ESDM) itu baru terima surat tanggal 2. Keputusan diambil kan melalui RUPS. RUPS itu kan Menteri BUMN (Dahlan Iskan). Jadi sebetulnya BUMN-nya sudah tahu duluan bahwa itu naik, karena keputusan RUPS. Ada surat keputusan kenaikan ini lewat RUPS seperti itu aksi korporasi. Suratnya tanggal 30 (Desember 2013), saya tahu tanggal 31 (Desember 2013) melalui telepon," ujar Hatta di Jakarta, Minggu (5/1).
Setelah rapat koordinasi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selesai, Hatta Rajasa dan Dahlan Iskan terlihat berpisah jalan dan tidak berkomunikasi. Keduanya kemudian melayani pertanyaan dari masing-masing wartawan.
Namun, keadaan berubah ketika Dahlan yang telah masuk ke dalam mobil dan hendak pergi diberhentikan mendadak oleh Hatta.
"Pak Dahlan, Pak Dahlan," kata Hatta sambil melambaikan tangan memberhentikan mobil Dahlan di Bandara Halim Perdanakusuma.
Dahlan pun langsung keluar. Hatta kemudian merangkul pundak Dahlan dan berpaling dari wartawan. Tetapi rupanya mereka masih dibuntuti.
Hatta dan Dahlan berputar arah dan Hatta berbisik pada Dahlan. Tidak terdengar apa bisikan dari sang menteri. Yang pasti Dahlan, tampak mengangguk-anguk. Keduanya lantas masuk mobil.
"Enggak ada misskomunikasi," kata Dahlan saat dikonfirmasi wartawan.
Dengan mobil berbeda keduanya pergi beriringan. Seperti yang diketahui, sejak harga elpiji naik, Hatta mengeluarkan pernyataan keras.
Menurut Hatta keputusan untuk menaikkan elpiji nonsubsidi ini merupakan keputusan dari perusahaan. Namun tetap harus memikirkan dampaknya kepada masyarakat.
"Ini yang diputuskan Pertamina, tetapi harus dengar suara masyarakat. Ini pandangan saya," jelas dia.
Dalam Undang-undang No 19 Tahun 2003 Pasal 14 Tentang BUMN, Menteri BUMN bertindak selaku RUPS dalam hal seluruh saham persero dimiliki oleh negara dan bertindak selaku pemegang saham pada persero dan perseroan terbatas dalam hal tidak seluruh sahamnya dimiliki oleh negara.
[dan]
http://www.merdeka.com/peristiwa/dii...ul-dahlan.html
Reporter : Mustiana Lestari | Minggu, 5 Januari 2014 19:31
Merdeka.com - Menteri BUMN, Dahlan Iskan seakan menjadi kambing hitam dalam kenaikan elpiji 12 Kg. Dahlan disalahkan karena tidak berkoordinasi dengan pemerintah sebelum menaikkan harga elpiji 12 kg.
Pernyataan paling keras datang dari Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Ketua Umum PAN itu menilai BUMN lalai dan melakukan pembiaran terhadap Pertamina saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
"Pertamina itu bersifat pemberitahuan, Pak Wacik (Menteri ESDM) itu baru terima surat tanggal 2. Keputusan diambil kan melalui RUPS. RUPS itu kan Menteri BUMN (Dahlan Iskan). Jadi sebetulnya BUMN-nya sudah tahu duluan bahwa itu naik, karena keputusan RUPS. Ada surat keputusan kenaikan ini lewat RUPS seperti itu aksi korporasi. Suratnya tanggal 30 (Desember 2013), saya tahu tanggal 31 (Desember 2013) melalui telepon," ujar Hatta di Jakarta, Minggu (5/1).
Setelah rapat koordinasi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selesai, Hatta Rajasa dan Dahlan Iskan terlihat berpisah jalan dan tidak berkomunikasi. Keduanya kemudian melayani pertanyaan dari masing-masing wartawan.
Namun, keadaan berubah ketika Dahlan yang telah masuk ke dalam mobil dan hendak pergi diberhentikan mendadak oleh Hatta.
"Pak Dahlan, Pak Dahlan," kata Hatta sambil melambaikan tangan memberhentikan mobil Dahlan di Bandara Halim Perdanakusuma.
Dahlan pun langsung keluar. Hatta kemudian merangkul pundak Dahlan dan berpaling dari wartawan. Tetapi rupanya mereka masih dibuntuti.
Hatta dan Dahlan berputar arah dan Hatta berbisik pada Dahlan. Tidak terdengar apa bisikan dari sang menteri. Yang pasti Dahlan, tampak mengangguk-anguk. Keduanya lantas masuk mobil.
"Enggak ada misskomunikasi," kata Dahlan saat dikonfirmasi wartawan.
Dengan mobil berbeda keduanya pergi beriringan. Seperti yang diketahui, sejak harga elpiji naik, Hatta mengeluarkan pernyataan keras.
Menurut Hatta keputusan untuk menaikkan elpiji nonsubsidi ini merupakan keputusan dari perusahaan. Namun tetap harus memikirkan dampaknya kepada masyarakat.
"Ini yang diputuskan Pertamina, tetapi harus dengar suara masyarakat. Ini pandangan saya," jelas dia.
Dalam Undang-undang No 19 Tahun 2003 Pasal 14 Tentang BUMN, Menteri BUMN bertindak selaku RUPS dalam hal seluruh saham persero dimiliki oleh negara dan bertindak selaku pemegang saham pada persero dan perseroan terbatas dalam hal tidak seluruh sahamnya dimiliki oleh negara.
[dan]
http://www.merdeka.com/peristiwa/dii...ul-dahlan.html
komen ane:
Spoiler for :
![[Berita Elpiji] Mencla mencle ala Hatta Rajasa](https://dl.kaskus.id/i41.tinypic.com/wuigq8.png)
silakan yg mau pilih pak besan jadi presiden

Diubah oleh SatrioPininggit 07-01-2014 21:20
0
2.6K
Kutip
18
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan