- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Polda Metro: Keributan di Kalijodo Jakut Diduga Libatkan Oknum TNI


TS
duta.pertamax
Polda Metro: Keributan di Kalijodo Jakut Diduga Libatkan Oknum TNI
UPDATE
Pembunuh Brigadir Polisi Satu Deni Alfian Hadi
ternyata bukan tentara, tapi warga sipil. (Hansip)
Mei Amelia R - detikNews
Jakarta - Polda Metro Jaya membenarkan peristiwa keributan di Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, melibatkan anggota TNI. Peristiwa terjadi ketika sejumlah pria yang diduga dari TNI AL cekcok dengan seorang perempuan bernama Saimah dan suaminya.
"Terjadi cekcok antara saksi Saimah beserta suami dengan sejumlah laki-laki yang diduga anggota TNI AL," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto melalui keterangan tertulis yang diterima detikcom, Minggu (5/1/2013).
Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 03.00 WIB tadi di depan sebuah musala. Saat keributan terjadi, datang dua anggota polisi dari Polres Kabupaten Tangerang. Namun tiba-tiba mereka diserang oleh orang yang belum diketahui identitasnya. Salah satunya tewas.
"Korban meninggal dunia bernama Briptu Deni Alfian Hadi," ujar Rikwanto.
Polisi masih mendalami kasus ini dengan memeriksa 9 orang saksi, yang terdiri dari 2 orang rekan Deni, 2 warga, dan 6 anggota Marinir Yon Tabib. Jenazah Deni kini berada di RS Polri Kramat Jati untuk diautopsi.
"Sekitar pukul 05.00 WIB tadi sudah dipindahkan ke RS Polri," tutup Rikwanto.
Pihak Marinir yang dikonfirmasi soal ini mengaku belum mendapat laporan. Namun polisi sudah menggandeng Dandim Jakut Letkol Joko dan Mayor Erwin serta Kapten Yusri dari POMAL untuk penyelidikan.
[url]http://news.detik..com/read/2014/01/05/124253/2458544/10/polda-metro-keributan-di-kalijodo-jakut-diduga-libatkan-oknum-tni?9911012[/url]
VERSI OKEZONE
JAKARTA- Bentrokan antara warga dengan kelompok oknum TNI terjadi di lokalisasi Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara. Dalam bentrokan tersebut, satu polisi tewas.
"Kejadiannya hari Minggu jam setengah empat pagi di lokalisasi Kalijodo. Tepatnya di Jalan Kepanduan 2, Pejagalan, Penjaringan,"ujar seorang sumber di Polres Jakarta Utara, Minggu (5/1/2013).
Kejadian bermula saat seorang warga bernama Daeng Napa yang juga berprofesi sebagai hansip, pulang dari tempat kerjanya bersama istri dan wanita penghibur. Namun, sepuluh pria menghampirinya, lalu terjadilah keributan.
" Mereka cekcok dan terjadi keributan, teman-teman dari Daeng Napa juga datang ke lokasi. Saat ditangkap, dari kelompok tersebut diketahui dari oknum anggota TNI. Pelaku juga sudah diamankan ke Koramil Penjaringan," pungkasnya.
Dalam bentrokan tersebut, beberapa warga juga mengalami cidera. Satu polisi juga tewas, belum diketahui identitas polisi yang tewas tersebut. Korban tewas saat ini dibawa ke RS Polri Kramat Jati. (crl)
http://jakarta.okezone.com/read/2014...u-polisi-tewas
Kronologi Penusukan

Sumber foto: http://www.kaskus.co.id/profile/6157124
TEMPO.CO, Jakarta -Anggota Satuan Polisi Air Kepolisian Resor Kota Tangerang, Briptu Deni Alfian Hadi, tewas ditusuk orang tidak dikenal di Kompleks Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, Ahad dinihari, 5 Januari 2014. Britu Deni tewas akibat luka tusuk di bahu sebelah kanannya.
Berdasarkan informasi dari Kepolisian Daerah Metro Jaya, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 03.45. Saat itu, Briptu Deni bersama dua anggota polisi lain, yakni Briptu Roni dan Briptu Satrio, serta teman Briptu Deni, anggota Dinas Perhubungan, mendatangi Komplek Kalijodo, seusai merayakan kenaikan pangkat di Rusunawa bersama rekan seangkatannya.
Tiba di Komplek Kalijodo, mereka melihat banyak warga berlarian ke arah kantor RW. Briptu Roni berusaha masuk ke dalam kantor RW dan mengatakan kepada warga, bahwa dia adalah polisi. Di dalam kantor RW, Briptu Roni melihat ada tiga orang yang diketahui sebagai anggota TNI telah babak belur. Ketiga anggota TNI itu dikeroyok warga karena memukuli warga setempat bernama Daeng Nava.
Saat itu, istri Daeng Nava masuk ke dalam kantor RW, sambil mengamuk dan berteriak-teriak. Briptu Roni mencoba menenangkan istri Daeng dan membawanya keluar kantor RW. Briptu Roni menyarankan istri Daeng untuk membuat laporan ke Polsek terdekat. Namun, istri Daeng berteriak dengan bahasa jawa yang artinya kenapa suaminya dipukuli, tapi tidak ada yang membantu.
Saat itu juga, seorang pria berkaus putih datang, langsung memukul Briptu Roni dari arah belakang. Melihat Briptu Roni dipukul, Briptu Deni berusaha melerai, sambil mengatakan bahwa mereka adalah anggota polisi. Nahas, pria berkaus putih itu malah berbalik menyerang Briptu Deni dengan menggunakan senjata tajam. Sekujur tubuh Briptu Deni penuh luka.
Briptu Roni berhasil membawa temannya itu keluar Komplek Kalijodo dan melarikannya ke Rumah Sakit Sumber Waras dengan menggunakan taksi. Sementara, Briptu Satrio dan teman Briptu Deni (anggota Dishub) menyelamatkan diri keluar komplek Kalijodo.
Di RS Sumber Waras, Briptu Deni mengembuskan napas terakhirnya. Sekitar pukul 05.00, Briptu Denni dinyatakan meninggal akibat luka tusuk di bahu sebelah kanan. Sekitar pukul 08.30, jenazah Briptu Deni dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Juru bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto mengaku belum mengetahui siapa pria berkaus putih yang menusuk Briptu Deni. "Belum diketahui pelakunya, anggota masih mencari," kata Rikwanto kepada Tempo, Ahad, 5 Januari 2014.
http://www.tempo.co/read/news/2014/0...i-Kalijodo/1/1
Polisi tewas ditusuk di Kalijodo berencana nikah September



PM terakhir
Sumber foto: http://www.kaskus.co.id/profile/6157124
Merdeka.com - Anggota Polresta Tangerang Briptu Deni Alfian Hadi yang tewas ditikam di Kalijodo, rencananya menikah bulan September 2014. Anggota Satuan Polair itu saat kejadian coba melerai pertikaian preman dengan anggota TNI AL.
"Ya memang ada niat untuk nikah bulan itu," kata pacar korban Lina di rumah duka di RT 2/2, Jalan Keadilan, Kelurahan Batu Ceper, Kecamatan Batu Ceper, Kota Tangerang, Minggu (5/1).
Lina tidak menyangka Deni tewas dalam peristiwa tersebut. Dia terakhir bertemu Deni pada Jumat (3/2) kemarin, di rumahnya di Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang.
"Saya tidak tahu semalam dia pergi ke mana, dia tidak memberi kabar. Saya baru diberitahu dia meninggal jam lima subuh tadi, saya kaget sekali," ujarnya.
Lina mengenal Deni sebagai pria yang baik dan sopan. Dia mengaku tidak mendapat firasat apapun sebelum pacarnya tewas. "Tidak ada firasat atau pesan yang dia sampaikan sebelumnya," katanya.
Ditanya apa akan menuntut pelaku? Lina dan keluarga korban mengaku belum ada niatan melakukan hal tersebut. "Belum kepikiran. Saat ini, saya berharap Deni bisa tenang dan diterima di sisi Allah," paparnya sambil menangis.
Sementara sepupu korban, Tian mengatakan, bahwa Deni sejak kecil sudah bercita-cita menjadi polisi. Anak kedua dari tiga bersaudara itu masuk menjadi Polair Polda Metro Jaya pada tahun 2009, kemudian pihah tugas ke Polresta Tangerang.
"Memang jadi polisi itu cita-cita dia dari kecil. Dulu dia suka banget main tembak-tembakan," katanya.
Korban sendiri tinggal bersama ibunya, Pikah, di Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang. Dia ikut ibunya setelah bercerai dengan ayahnya, Boneh Hadi.
Jenazah Deni disemayamkan di rumah ayahnya, di Jalan Keadilan, Batuceper, Kota Tangerang, setelah dibawa dari RS Kramat Jati, pukul 14.00 WIB. Di rumah duka tampak hadir kerabat korban dari Polda Metro Jaya dan Polresta Tangerang.
Rencananya korban akan dimakamkan di TPU Batu Ceper sore seusai jenzah diautopsi di RS Kramat Jati, Jakarta.
http://www.merdeka.com/peristiwa/pol...september.html
Pembunuh Briptu Deni Ditangkap
Pelaku Penusuk Briptu Deny Seorang Hansip
Jakarta - Sore ini, Mapolsek Penjaringan akhirnya memberikan keterangan mengenai pelaku yang melakukan penusukan terhadap Briptu Deny Alfian Hadi (24) anggota Polair Polres Tangerang di Jalan Kepanduan, Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara. Seorang pelaku diketahui bernama Ferry yang berprofesi sebagai hansip.
"Tersangka bernama Ferry (30), seorang hansip yang juga berprofesi sebagai pedagang kelontong," ujar Kanit Reskrim Polsek Penjaringan, Kompol Jauhari kepada wartawan di Mapolsek Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (6/1/2014).
Menurut pengakuan pelaku kepada polisi, kejadian bermula, Minggu (5/1) pukul 03.30 WIB, pelaku saat itu berada dalam keadaan mabuk setelah minum-minum di sebuah bar. Ketika sedang berjalan, tiba-tiba dia melihat ada keributan.
Saat pelaku menghampiri lokasi kejadian, secara tak sengaja korban menyenggol pelaku. Namun karena saat itu pelaku dalam keadaan mabuk, akhirnya dia marah dan mengeluarkan badik dari balik bajunya dan seketika menghunuskan badik tersebut ke dada korban.
"Usai melakukan hal tersebut, si pelaku langsung kabur, tapi sebelumnya dia menjemput istrinya dulu yang berjualan. Setelah itu mereka pulang ke rumahnya dan langsung tidur. Paginya, pelaku ditangkap anggota kami di rumahnya tanpa perlawanan," jelas Jauhari.
Dari tangan pelaku, polisi menyita 1 bilah badik, jeans berwarna biru milik tersangka, kaos berwarna biru milik tersangka. Saat dihadirkan di Polsek Penjaringan, polisi juga menggelar barang bukti berupa 1 potong kaos berwarna hijau dengan bercak darah korban dan potongan kuku tangan kanan dan kiri milik tersangka.
Atas perbuatannya, pelaku dikenai pasal berlapis, yakni pasal 338 dan pasal 352 KUHP, dengan ancaman penjara maksimal 15 dan 7 tahun penjara
[url]http://news.detik..com/read/2014/01/06/185036/2459746/10/polsek-penjaringan-pelaku-penusuk-briptu-deny-seorang-hansip?n991102605[/url]

Gang Kalijodo, Jakarta Utara

Merdeka.com - Nama Kalijodo di Kelurahan Angke, Jakarta Barat, sudah ada sebelum tempat pramuriaan muncul. Orang Jakarta sejak dulu menamakan suatu tempat berdasarkan peristiwa yang pernah terjadi. Dulu, mungkin di kali ini seringkali para gadis dan pria berpacaran dan berakhir dengan perjodoan.
Cerita lain, dulu di kali ini tiap tahun diselenggarakan pesta peh coen Imlek atau tahun baru China. Pesta ini menarik para muda-muda yang ingin menyaksikan beragam keramaian seperti barongsai dan pesta ngibing diiringi gambang keromong. Banyak taipan yang menjadi sponsor.
Namun Koran Tempo edisi Selasa, 5 Maret 2002 menulis cerita tentang Kalijodo. Sejak abad 18 Kalijodo juga terkenal sebagai ladang bisnis seks. Di sebelah Banjir Kanal Barat-Kali Angke itu jadi langganan para pria China mencari teman kencan atau membeli gundik.
Perempuan lokal dipoles dan dilatih lagu-lagu Mandarin untuk memikat para babah atau perantau dari China. Sejak itu praktis Kalijodo ikut memainkan peran penting terjadinya asimilasi pria-pria Tionghoa dan warga pribumi. Sampai era 50-an, para mucikari masih terlihat bersama perempuan-perempuan yang ditawarkan di atas perahu-perahu di Kali Angke.
Pada 1998 lokalisasi digusur oleh Gubernur Sutiyoso. Beberapa germo terusir dengan ganti rugi uang. Namun hingga kini, diam-diam di beberapa gang masih ada lokalisasi pramuriaan kelas pinggiran.


Perhatikan langkah anda, pengunjung yg kesana berduyun-2 di keremangan 'red-light district' perbatasan Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Area ini diyakini sebagai 'red-light district' tertua di Indonesia sejak awal abad 18, kombinasi sempurna otoritas korup, kemiskinan kota, Urban tak terbendung yang kronis, mulus memberikan umur panjang untuk bertahan.
Makan korban polisi, ikut berduka aja
Pembunuh Brigadir Polisi Satu Deni Alfian Hadi
ternyata bukan tentara, tapi warga sipil. (Hansip)
Quote:
Mei Amelia R - detikNews
Jakarta - Polda Metro Jaya membenarkan peristiwa keributan di Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, melibatkan anggota TNI. Peristiwa terjadi ketika sejumlah pria yang diduga dari TNI AL cekcok dengan seorang perempuan bernama Saimah dan suaminya.
"Terjadi cekcok antara saksi Saimah beserta suami dengan sejumlah laki-laki yang diduga anggota TNI AL," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto melalui keterangan tertulis yang diterima detikcom, Minggu (5/1/2013).
Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 03.00 WIB tadi di depan sebuah musala. Saat keributan terjadi, datang dua anggota polisi dari Polres Kabupaten Tangerang. Namun tiba-tiba mereka diserang oleh orang yang belum diketahui identitasnya. Salah satunya tewas.
"Korban meninggal dunia bernama Briptu Deni Alfian Hadi," ujar Rikwanto.
Polisi masih mendalami kasus ini dengan memeriksa 9 orang saksi, yang terdiri dari 2 orang rekan Deni, 2 warga, dan 6 anggota Marinir Yon Tabib. Jenazah Deni kini berada di RS Polri Kramat Jati untuk diautopsi.
"Sekitar pukul 05.00 WIB tadi sudah dipindahkan ke RS Polri," tutup Rikwanto.
Pihak Marinir yang dikonfirmasi soal ini mengaku belum mendapat laporan. Namun polisi sudah menggandeng Dandim Jakut Letkol Joko dan Mayor Erwin serta Kapten Yusri dari POMAL untuk penyelidikan.
[url]http://news.detik..com/read/2014/01/05/124253/2458544/10/polda-metro-keributan-di-kalijodo-jakut-diduga-libatkan-oknum-tni?9911012[/url]
VERSI OKEZONE
JAKARTA- Bentrokan antara warga dengan kelompok oknum TNI terjadi di lokalisasi Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara. Dalam bentrokan tersebut, satu polisi tewas.
"Kejadiannya hari Minggu jam setengah empat pagi di lokalisasi Kalijodo. Tepatnya di Jalan Kepanduan 2, Pejagalan, Penjaringan,"ujar seorang sumber di Polres Jakarta Utara, Minggu (5/1/2013).
Kejadian bermula saat seorang warga bernama Daeng Napa yang juga berprofesi sebagai hansip, pulang dari tempat kerjanya bersama istri dan wanita penghibur. Namun, sepuluh pria menghampirinya, lalu terjadilah keributan.
" Mereka cekcok dan terjadi keributan, teman-teman dari Daeng Napa juga datang ke lokasi. Saat ditangkap, dari kelompok tersebut diketahui dari oknum anggota TNI. Pelaku juga sudah diamankan ke Koramil Penjaringan," pungkasnya.
Dalam bentrokan tersebut, beberapa warga juga mengalami cidera. Satu polisi juga tewas, belum diketahui identitas polisi yang tewas tersebut. Korban tewas saat ini dibawa ke RS Polri Kramat Jati. (crl)
http://jakarta.okezone.com/read/2014...u-polisi-tewas
Kronologi Penusukan
Spoiler for :

Sumber foto: http://www.kaskus.co.id/profile/6157124
TEMPO.CO, Jakarta -Anggota Satuan Polisi Air Kepolisian Resor Kota Tangerang, Briptu Deni Alfian Hadi, tewas ditusuk orang tidak dikenal di Kompleks Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, Ahad dinihari, 5 Januari 2014. Britu Deni tewas akibat luka tusuk di bahu sebelah kanannya.
Berdasarkan informasi dari Kepolisian Daerah Metro Jaya, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 03.45. Saat itu, Briptu Deni bersama dua anggota polisi lain, yakni Briptu Roni dan Briptu Satrio, serta teman Briptu Deni, anggota Dinas Perhubungan, mendatangi Komplek Kalijodo, seusai merayakan kenaikan pangkat di Rusunawa bersama rekan seangkatannya.
Tiba di Komplek Kalijodo, mereka melihat banyak warga berlarian ke arah kantor RW. Briptu Roni berusaha masuk ke dalam kantor RW dan mengatakan kepada warga, bahwa dia adalah polisi. Di dalam kantor RW, Briptu Roni melihat ada tiga orang yang diketahui sebagai anggota TNI telah babak belur. Ketiga anggota TNI itu dikeroyok warga karena memukuli warga setempat bernama Daeng Nava.
Saat itu, istri Daeng Nava masuk ke dalam kantor RW, sambil mengamuk dan berteriak-teriak. Briptu Roni mencoba menenangkan istri Daeng dan membawanya keluar kantor RW. Briptu Roni menyarankan istri Daeng untuk membuat laporan ke Polsek terdekat. Namun, istri Daeng berteriak dengan bahasa jawa yang artinya kenapa suaminya dipukuli, tapi tidak ada yang membantu.
Saat itu juga, seorang pria berkaus putih datang, langsung memukul Briptu Roni dari arah belakang. Melihat Briptu Roni dipukul, Briptu Deni berusaha melerai, sambil mengatakan bahwa mereka adalah anggota polisi. Nahas, pria berkaus putih itu malah berbalik menyerang Briptu Deni dengan menggunakan senjata tajam. Sekujur tubuh Briptu Deni penuh luka.
Briptu Roni berhasil membawa temannya itu keluar Komplek Kalijodo dan melarikannya ke Rumah Sakit Sumber Waras dengan menggunakan taksi. Sementara, Briptu Satrio dan teman Briptu Deni (anggota Dishub) menyelamatkan diri keluar komplek Kalijodo.
Di RS Sumber Waras, Briptu Deni mengembuskan napas terakhirnya. Sekitar pukul 05.00, Briptu Denni dinyatakan meninggal akibat luka tusuk di bahu sebelah kanan. Sekitar pukul 08.30, jenazah Briptu Deni dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Juru bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto mengaku belum mengetahui siapa pria berkaus putih yang menusuk Briptu Deni. "Belum diketahui pelakunya, anggota masih mencari," kata Rikwanto kepada Tempo, Ahad, 5 Januari 2014.
http://www.tempo.co/read/news/2014/0...i-Kalijodo/1/1
Polisi tewas ditusuk di Kalijodo berencana nikah September
Spoiler for :



PM terakhir
Sumber foto: http://www.kaskus.co.id/profile/6157124
Merdeka.com - Anggota Polresta Tangerang Briptu Deni Alfian Hadi yang tewas ditikam di Kalijodo, rencananya menikah bulan September 2014. Anggota Satuan Polair itu saat kejadian coba melerai pertikaian preman dengan anggota TNI AL.
"Ya memang ada niat untuk nikah bulan itu," kata pacar korban Lina di rumah duka di RT 2/2, Jalan Keadilan, Kelurahan Batu Ceper, Kecamatan Batu Ceper, Kota Tangerang, Minggu (5/1).
Lina tidak menyangka Deni tewas dalam peristiwa tersebut. Dia terakhir bertemu Deni pada Jumat (3/2) kemarin, di rumahnya di Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang.
"Saya tidak tahu semalam dia pergi ke mana, dia tidak memberi kabar. Saya baru diberitahu dia meninggal jam lima subuh tadi, saya kaget sekali," ujarnya.
Lina mengenal Deni sebagai pria yang baik dan sopan. Dia mengaku tidak mendapat firasat apapun sebelum pacarnya tewas. "Tidak ada firasat atau pesan yang dia sampaikan sebelumnya," katanya.
Ditanya apa akan menuntut pelaku? Lina dan keluarga korban mengaku belum ada niatan melakukan hal tersebut. "Belum kepikiran. Saat ini, saya berharap Deni bisa tenang dan diterima di sisi Allah," paparnya sambil menangis.
Sementara sepupu korban, Tian mengatakan, bahwa Deni sejak kecil sudah bercita-cita menjadi polisi. Anak kedua dari tiga bersaudara itu masuk menjadi Polair Polda Metro Jaya pada tahun 2009, kemudian pihah tugas ke Polresta Tangerang.
"Memang jadi polisi itu cita-cita dia dari kecil. Dulu dia suka banget main tembak-tembakan," katanya.
Korban sendiri tinggal bersama ibunya, Pikah, di Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang. Dia ikut ibunya setelah bercerai dengan ayahnya, Boneh Hadi.
Jenazah Deni disemayamkan di rumah ayahnya, di Jalan Keadilan, Batuceper, Kota Tangerang, setelah dibawa dari RS Kramat Jati, pukul 14.00 WIB. Di rumah duka tampak hadir kerabat korban dari Polda Metro Jaya dan Polresta Tangerang.
Rencananya korban akan dimakamkan di TPU Batu Ceper sore seusai jenzah diautopsi di RS Kramat Jati, Jakarta.
http://www.merdeka.com/peristiwa/pol...september.html
Pembunuh Briptu Deni Ditangkap
Spoiler for :
Metrotvnews.com, Jakarta: Pembunuh Brigadir Polisi Satu Deni Alfian Hadi ternyata bukan tentara, tapi warga sipil. Pelaku, saat kejadian, dalam keadaan mabuk.
TR, 30, diciduk tanpa perlawanan di rumahnya di Kampung Kalijodo, Kelurahan Penjagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, kemarin siang. Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto, TR membunuh karena spontanitas.
"Dia dalam keadaan mabuk dan hatinya tergerak untuk membela," kata Rikwanto, Senin (6/1).
Menurut Rikwanto, TR mengaku tak tega melihat Saimah, 30, berteriak. Dia berpikir perempuan itu menjadi korban pelecehan seksual atau tindak kriminal lainnya. Tanpa pikir panjang, TR langsung menusuk Briptu Deni yang kebetulan berdiri di samping Saimah.
"Briptu Deni dianggap sebagai pelaku. Korban terluka di bagian bahu depan dan mengenai urat besar sehingga terjadi pendarahan dan meninggal," terang Rikwanto.
Rikwanto membantah keterlibatan tiga tentara dalam kasus ini. "Peristiwa awalnya memang ribut-ribut antara seseorang yang bernama Daeng Nafa (suami Saimah) dengan 3 orang tentara yang kedapatan menggoda wanita. Kemudian yang bertikai dibawa ke pos RW dan di sana datang polisi untuk melerai," katanya.
Saimah diduga tidak terima jika suaminya dipukuli sehingga ia terus meronta. Pada saat bersamaan, Briptu Deni datang dengan maksud meredam emosi wanita itu. Namun sayang upaya malah berujung petaka.
Briptu Deni ditikam pada pukul 03.00 WIB, Minggu (5/1) dan dua jam berselang dirinya menghembuskan nafas terakhir. Korban meninggal dunia karena mengalami pendarahan hebat meskipun tim medis RS Sumber Waras berupaya memberikan pertolongan.(Golda Eksa)
http://www.metrotvnews.com/metronews...Deni-Ditangkap
TR, 30, diciduk tanpa perlawanan di rumahnya di Kampung Kalijodo, Kelurahan Penjagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, kemarin siang. Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto, TR membunuh karena spontanitas.
"Dia dalam keadaan mabuk dan hatinya tergerak untuk membela," kata Rikwanto, Senin (6/1).
Menurut Rikwanto, TR mengaku tak tega melihat Saimah, 30, berteriak. Dia berpikir perempuan itu menjadi korban pelecehan seksual atau tindak kriminal lainnya. Tanpa pikir panjang, TR langsung menusuk Briptu Deni yang kebetulan berdiri di samping Saimah.
"Briptu Deni dianggap sebagai pelaku. Korban terluka di bagian bahu depan dan mengenai urat besar sehingga terjadi pendarahan dan meninggal," terang Rikwanto.
Rikwanto membantah keterlibatan tiga tentara dalam kasus ini. "Peristiwa awalnya memang ribut-ribut antara seseorang yang bernama Daeng Nafa (suami Saimah) dengan 3 orang tentara yang kedapatan menggoda wanita. Kemudian yang bertikai dibawa ke pos RW dan di sana datang polisi untuk melerai," katanya.
Saimah diduga tidak terima jika suaminya dipukuli sehingga ia terus meronta. Pada saat bersamaan, Briptu Deni datang dengan maksud meredam emosi wanita itu. Namun sayang upaya malah berujung petaka.
Briptu Deni ditikam pada pukul 03.00 WIB, Minggu (5/1) dan dua jam berselang dirinya menghembuskan nafas terakhir. Korban meninggal dunia karena mengalami pendarahan hebat meskipun tim medis RS Sumber Waras berupaya memberikan pertolongan.(Golda Eksa)
http://www.metrotvnews.com/metronews...Deni-Ditangkap
Pelaku Penusuk Briptu Deny Seorang Hansip
Spoiler for :
Quote:
Original Posted By dk4►ini pelakunya gan.. siap diselesaikan secara adat!!! 

Jakarta - Sore ini, Mapolsek Penjaringan akhirnya memberikan keterangan mengenai pelaku yang melakukan penusukan terhadap Briptu Deny Alfian Hadi (24) anggota Polair Polres Tangerang di Jalan Kepanduan, Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara. Seorang pelaku diketahui bernama Ferry yang berprofesi sebagai hansip.
"Tersangka bernama Ferry (30), seorang hansip yang juga berprofesi sebagai pedagang kelontong," ujar Kanit Reskrim Polsek Penjaringan, Kompol Jauhari kepada wartawan di Mapolsek Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (6/1/2014).
Menurut pengakuan pelaku kepada polisi, kejadian bermula, Minggu (5/1) pukul 03.30 WIB, pelaku saat itu berada dalam keadaan mabuk setelah minum-minum di sebuah bar. Ketika sedang berjalan, tiba-tiba dia melihat ada keributan.
Saat pelaku menghampiri lokasi kejadian, secara tak sengaja korban menyenggol pelaku. Namun karena saat itu pelaku dalam keadaan mabuk, akhirnya dia marah dan mengeluarkan badik dari balik bajunya dan seketika menghunuskan badik tersebut ke dada korban.
"Usai melakukan hal tersebut, si pelaku langsung kabur, tapi sebelumnya dia menjemput istrinya dulu yang berjualan. Setelah itu mereka pulang ke rumahnya dan langsung tidur. Paginya, pelaku ditangkap anggota kami di rumahnya tanpa perlawanan," jelas Jauhari.
Dari tangan pelaku, polisi menyita 1 bilah badik, jeans berwarna biru milik tersangka, kaos berwarna biru milik tersangka. Saat dihadirkan di Polsek Penjaringan, polisi juga menggelar barang bukti berupa 1 potong kaos berwarna hijau dengan bercak darah korban dan potongan kuku tangan kanan dan kiri milik tersangka.
Atas perbuatannya, pelaku dikenai pasal berlapis, yakni pasal 338 dan pasal 352 KUHP, dengan ancaman penjara maksimal 15 dan 7 tahun penjara
[url]http://news.detik..com/read/2014/01/06/185036/2459746/10/polsek-penjaringan-pelaku-penusuk-briptu-deny-seorang-hansip?n991102605[/url]

Gang Kalijodo, Jakarta Utara
Spoiler for :

Merdeka.com - Nama Kalijodo di Kelurahan Angke, Jakarta Barat, sudah ada sebelum tempat pramuriaan muncul. Orang Jakarta sejak dulu menamakan suatu tempat berdasarkan peristiwa yang pernah terjadi. Dulu, mungkin di kali ini seringkali para gadis dan pria berpacaran dan berakhir dengan perjodoan.
Cerita lain, dulu di kali ini tiap tahun diselenggarakan pesta peh coen Imlek atau tahun baru China. Pesta ini menarik para muda-muda yang ingin menyaksikan beragam keramaian seperti barongsai dan pesta ngibing diiringi gambang keromong. Banyak taipan yang menjadi sponsor.
Namun Koran Tempo edisi Selasa, 5 Maret 2002 menulis cerita tentang Kalijodo. Sejak abad 18 Kalijodo juga terkenal sebagai ladang bisnis seks. Di sebelah Banjir Kanal Barat-Kali Angke itu jadi langganan para pria China mencari teman kencan atau membeli gundik.
Perempuan lokal dipoles dan dilatih lagu-lagu Mandarin untuk memikat para babah atau perantau dari China. Sejak itu praktis Kalijodo ikut memainkan peran penting terjadinya asimilasi pria-pria Tionghoa dan warga pribumi. Sampai era 50-an, para mucikari masih terlihat bersama perempuan-perempuan yang ditawarkan di atas perahu-perahu di Kali Angke.
Pada 1998 lokalisasi digusur oleh Gubernur Sutiyoso. Beberapa germo terusir dengan ganti rugi uang. Namun hingga kini, diam-diam di beberapa gang masih ada lokalisasi pramuriaan kelas pinggiran.


Perhatikan langkah anda, pengunjung yg kesana berduyun-2 di keremangan 'red-light district' perbatasan Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Area ini diyakini sebagai 'red-light district' tertua di Indonesia sejak awal abad 18, kombinasi sempurna otoritas korup, kemiskinan kota, Urban tak terbendung yang kronis, mulus memberikan umur panjang untuk bertahan.
Makan korban polisi, ikut berduka aja

Diubah oleh duta.pertamax 07-01-2014 12:49
0
48.3K
Kutip
447
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan