- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
YAKIN MAU TINGGAL DI PAPUA? PIKIR DULU 1000x ~


TS
ghocyghocy
YAKIN MAU TINGGAL DI PAPUA? PIKIR DULU 1000x ~
Quote:
Spoiler for awas bwk:



Quote:
Quote:
Sepintas emang enak ngayalin hidup di papua, ngeliatin pantai, terumbu karang, hutan yang masih alami dan lain-lain. Tapi coba dipikir lagi deh abis baca beginian gan 



Quote:
Quote:
Spoiler for penyebab:

Quote:
Quote:
Kenaikan harga gas LPG 12 kilogram sangat terasa oleh masyarakat Papua. Harga gas di ujung timur Indonesia tersebut mencapai Rp 310.000 per tabung. Pertamina sebagai pihak penyedia menolak disalahkan terkait tingginya harga gas di Papua.
vice president corporate communication Pertamina, Ali Mundakir mengatakan tingginya harga gas di Papua karena jarak tempuh yang sangat jauh. Infrastruktur Indonesia yang masih jauh dari sempurna menjadi kendala dalam penyaluran.
“Yang di Papua, LPG 12 kilogram itu diambil dari Surabaya. Karena Indonesia bagian timur tidak adanya stasiun pengisian atau krannya stasiun pengisian maka terpaksa mengambil tabung LPG 12 kilogram dari Surabaya,” ucap Ali di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (5/1).
Untuk mengurangi tingginya harga, Ali mengajak lembaga negara lain untuk ikut menyelesaikan masalah infrastruktur bersama-sama.
“Ini yang perlu kita pikirkan bersama jangka panjangnya bagaimana menjamin keberlangsungan suplai elpiji bagi seluruh saudara kita di wilayah Indonesia bagian timur,” jelasnya.
Sedangkan stok elpiji untuk keseluruhan Indonesia, Ali menjamin tidak akan ada kekurangan. Dengan kata lain, pihaknya mengklaim stok LPG tahun ini sudah cukup sebesar 4,7 juta ton sesuai dengan kebutuhan yang ada.
“Stok tahun ini cukup 4,7 juta ton tahun ini. Ini baru mulai 2014 yang penting masyarakat tidak kesulitan nyari gas elpiji masyarakat tenang,” tambahnya.
Ali menjamin ketersediaan pasokan LPG, baik yang 3 kilogram maupun yang 12 kilogram.Ini dilakukan pasca kenaikan gas LPG 12 kg pada 1 Januari 2014, di mana dari harga Rp 70.200 menjadi Rp 117.708 per tabung.
“Pasca kenaikan LPG non subsidi 12 Kg, Pertamina akan menambah pasokan LPG subsidi 3 Kg di pasaran,” ungkapnya.
Pertamina juga akan memaksimalkan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sebagai tempat penjualan LPG. baik yang subsidi 3 kilogram dan non subsidi 12 kilogram. Sehingga masyarakat akan semakin mudah membeli LPG di daerahnya masing-masing.
“Jadi masyarakat lebih mudah untuk membeli elpiji. Jika diperlukan, Pertamina juga siap melakukan operasi pasar,” tutupnya.
sumber : merdeka.com
vice president corporate communication Pertamina, Ali Mundakir mengatakan tingginya harga gas di Papua karena jarak tempuh yang sangat jauh. Infrastruktur Indonesia yang masih jauh dari sempurna menjadi kendala dalam penyaluran.
“Yang di Papua, LPG 12 kilogram itu diambil dari Surabaya. Karena Indonesia bagian timur tidak adanya stasiun pengisian atau krannya stasiun pengisian maka terpaksa mengambil tabung LPG 12 kilogram dari Surabaya,” ucap Ali di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (5/1).
Untuk mengurangi tingginya harga, Ali mengajak lembaga negara lain untuk ikut menyelesaikan masalah infrastruktur bersama-sama.
“Ini yang perlu kita pikirkan bersama jangka panjangnya bagaimana menjamin keberlangsungan suplai elpiji bagi seluruh saudara kita di wilayah Indonesia bagian timur,” jelasnya.
Sedangkan stok elpiji untuk keseluruhan Indonesia, Ali menjamin tidak akan ada kekurangan. Dengan kata lain, pihaknya mengklaim stok LPG tahun ini sudah cukup sebesar 4,7 juta ton sesuai dengan kebutuhan yang ada.
“Stok tahun ini cukup 4,7 juta ton tahun ini. Ini baru mulai 2014 yang penting masyarakat tidak kesulitan nyari gas elpiji masyarakat tenang,” tambahnya.
Ali menjamin ketersediaan pasokan LPG, baik yang 3 kilogram maupun yang 12 kilogram.Ini dilakukan pasca kenaikan gas LPG 12 kg pada 1 Januari 2014, di mana dari harga Rp 70.200 menjadi Rp 117.708 per tabung.
“Pasca kenaikan LPG non subsidi 12 Kg, Pertamina akan menambah pasokan LPG subsidi 3 Kg di pasaran,” ungkapnya.
Pertamina juga akan memaksimalkan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sebagai tempat penjualan LPG. baik yang subsidi 3 kilogram dan non subsidi 12 kilogram. Sehingga masyarakat akan semakin mudah membeli LPG di daerahnya masing-masing.
“Jadi masyarakat lebih mudah untuk membeli elpiji. Jika diperlukan, Pertamina juga siap melakukan operasi pasar,” tutupnya.
sumber : merdeka.com
Quote:
Quote:
Spoiler for yg disalahin:

Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Jakarta -Kenaikan harga elpiji 12 kg pada 1 Januari 2014, dari Rp 70.200 menjadi Rp 117.708 per tabung dinilai terlalu tinggi. Harga ini akan diturunkan sehingga kenaikan tidak terlalu tinggi.
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, Presiden SBY sudah meminta agar kenaikan harga elpiji 12 kg yang tidak disubsidi, tidak terlalu tinggi kenaikannya.
"Sudah pasti ada itu (penurunan harga elpiji 12 kg), karena Presiden juga bilang jangan setinggi itu (kenaikan harganya)," ucap Dahlan ditemui di Kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (6/1/2014).
Namun pemerintah berkonsultasi terlebih dahuu kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), karena pada 2012 lalu, BPK menemukan adanya kerugian Pertamina Rp 7,7 triliun karena menjual murah elpiji 12 kg.
"Makanya kita ke sini (kantor BPK) untuk konsultasi dengan BPK. Spakah bisa kerugian tersebut tidak dibarengi dengan kenaikan harga yang tinggi," tutupnya.
Seperti diketahui, Pertamina memberlakukan kenaikan harga elpiji 12 kg pada 1 Januari 2014 pukul 00.00 WIB dari Rp 70.200/tabung jadi Rp 117.708/tabung. Namun Pertamina mengaku masih akan rugi lebih dari Rp 2 triliun per tahun karena menjual elpiji 12 kg.
Pertamina mencatat, konsumsi elpiji 12 kg pada 2013 mencapai 977.000 ton. Dengan harga pokok elpiji (harga keekonomian) rata-rata meningkat US$ 873 serta nilai tukar rupiah yang terus melemah, maka kerugian Pertamina sepanjang tahun ini diperkirakan mencapai lebih dari Rp 5,7 triliun.
source : detik..com
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, Presiden SBY sudah meminta agar kenaikan harga elpiji 12 kg yang tidak disubsidi, tidak terlalu tinggi kenaikannya.
"Sudah pasti ada itu (penurunan harga elpiji 12 kg), karena Presiden juga bilang jangan setinggi itu (kenaikan harganya)," ucap Dahlan ditemui di Kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (6/1/2014).
Namun pemerintah berkonsultasi terlebih dahuu kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), karena pada 2012 lalu, BPK menemukan adanya kerugian Pertamina Rp 7,7 triliun karena menjual murah elpiji 12 kg.
"Makanya kita ke sini (kantor BPK) untuk konsultasi dengan BPK. Spakah bisa kerugian tersebut tidak dibarengi dengan kenaikan harga yang tinggi," tutupnya.
Seperti diketahui, Pertamina memberlakukan kenaikan harga elpiji 12 kg pada 1 Januari 2014 pukul 00.00 WIB dari Rp 70.200/tabung jadi Rp 117.708/tabung. Namun Pertamina mengaku masih akan rugi lebih dari Rp 2 triliun per tahun karena menjual elpiji 12 kg.
Pertamina mencatat, konsumsi elpiji 12 kg pada 2013 mencapai 977.000 ton. Dengan harga pokok elpiji (harga keekonomian) rata-rata meningkat US$ 873 serta nilai tukar rupiah yang terus melemah, maka kerugian Pertamina sepanjang tahun ini diperkirakan mencapai lebih dari Rp 5,7 triliun.
source : detik..com
Quote:
Quote:
Quote:
Yang jadi masalah dan yang bikin miris itu saudara yang di Papua sana, bayangin harga LPG disana per galon
nyampe 300k. Eee buset dah itu ngebunuh kali yah. Lo orang kalo hidup di papua sana pasti lebih milih tinggal di hutan dari pada tinggal di kota. Udah pembangunan ketinggalan, perekonomian apalagi. Dan yang paling mencengangkan daerah mereka itu merupakan salah satu penghasil gas bumi terbesar di Indonesia
Dan memang benar penghasilan mereka bisa dikatakan 'TINGGI' tp coba dipikirkan itu kan cuma dibeberapa daerah di Papua dan penghasilan mereka jg tidak merata, rakyat miskinnya lebih diatas daripada yang makmur. Oke kalo Jayapura sudah maju, lalu bagaimana dengan daerah Papua yang lain? Meratakah dengan Jayapura?
Masih mending daerah seperti jawa, sumatera, kalimantan masih diprioritaskan, lah mereka dapet apa saudara di papua sana?
Kurang miris apa coba daerah mereka



Dan memang benar penghasilan mereka bisa dikatakan 'TINGGI' tp coba dipikirkan itu kan cuma dibeberapa daerah di Papua dan penghasilan mereka jg tidak merata, rakyat miskinnya lebih diatas daripada yang makmur. Oke kalo Jayapura sudah maju, lalu bagaimana dengan daerah Papua yang lain? Meratakah dengan Jayapura?

Masih mending daerah seperti jawa, sumatera, kalimantan masih diprioritaskan, lah mereka dapet apa saudara di papua sana?
Kurang miris apa coba daerah mereka


Ayo dong, om-om yang terkait lebih bijak lagi mikirnya, dikaji lagi persentase kenaikannya yang waw itu 
Tinggal nunggu aja nih, beneran turun ga itu harga LPG seperti kata bapak diatas
Pahamin dulu isi threadnya baca ampe kelar, baru di komen pikir yg bijak buat agan-agan sekalian

Tinggal nunggu aja nih, beneran turun ga itu harga LPG seperti kata bapak diatas

Pahamin dulu isi threadnya baca ampe kelar, baru di komen pikir yg bijak buat agan-agan sekalian

Diubah oleh ghocyghocy 06-01-2014 17:32
0
11.9K
Kutip
98
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan