Satu-satunya penoton sinetron yang paling ada memilikinya itu mungkin ya Ibu-Ibu. Gak heran makanya kalau setiap nonton sinetron pasti Ibu-Ibu bakal berisik mengomentari jalannya sinetron. Mulai dari alur cerita sampe ke masalah pakean yang dikenakan pemain sinetronnya gak lepas dari komentarnya Ibu-Ibu. Contoh komentarnya kayak gini

“Eh, aduh, jangan lewat situ, nanti ketauan, aduh aduh,”–> Saat jagoan di sinetron sedang bersembunyi dari musuh yang mau menangkapnya

“Masa orang mau shalat makeupnya gak dibersihin dulu,”–> Saat karakter utama sedang mau beribadah


Ibu-Ibu mempunyai rasa kedekatan yang sangat tinggi terhadap sinetron. Makanya gak heran kalau mereka akan ikut merasakan apa yang dirasakan tiap karakter yang ada di sinetron. Saat pemeran utamanya nangis, Ibu-Ibu pun seraya akan menitikan air mata sambil berkata, “Ya ampun sedih banget hidupnya.” Padahal dia tau kalau itu hanyalah akting belaka.


Kayak yang udah MBDC kasih tau di atas, sinetron itu bisa jadi temen satu-satunya Ibu-Ibu. Makanya pas masak pun Ibu-Ibu butuh seorang yang bisa diajak ngobrol gitu deh. Walaupun gak ngeliat gambarnya, setidaknya sang Ibu bisa mendengarkan suara dari sinetron tersebut. Dan hebatnya, Ibu-Ibu masih tetep ngikutin alur ceritanya dan tetep berkomentar.


Selain sambil masak, selagi nonton sinetron Ibu-Ibu juga seneng banget chatingan sama temennya. Apa yang diobrolin? ya apalagi kalau bukan sinetron yang lagi ditontonnya. Atau nggak ngomongin keluarganya atau temennya yang lailn yang baru aja beli mobil baru.


Ini biasanya kalau sinetronnya malam-malam gitu dan jam tayangannya lama banget kayak si tukang bakso itu. Karena jam tayangnya yang kelamaan, Ibu-Ibu yang tadinya asik menonton sinetron pun akhirnya kebalik menjadi ditonton sinetron.


sumber