- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Dalang kontroversial Wayang Suket, Slamet Gundono tutup usia


TS
shannon.elsan
Dalang kontroversial Wayang Suket, Slamet Gundono tutup usia
Selamat Siang Agan/Aganwati sekalian!!!
Ane sebagai nubie cuman mau berbagi info tentang
"Meninggalnya Slamet Gundono,Dalang Wayang Suket"
Mohon maaf kalo ternyata


Mohon maaf juga kalo thread ane mungkin rada mirip dengan thread lain yang pernah agan-aganwati baca.
Ane sebagai nubie cuman mau berbagi info tentang
"Meninggalnya Slamet Gundono,Dalang Wayang Suket"
Mohon maaf kalo ternyata


Mohon maaf juga kalo thread ane mungkin rada mirip dengan thread lain yang pernah agan-aganwati baca.

Quote:
Seniman yang lebih dikenal sebagai dalang Wayang Suket, Slamet Gundono, tutup usia. Seniman yang sering tampil di beberapa televisi nasional tersebut mengembuskan napas terakhirnya pada Minggu, (5/1) pukul 08.30 WIB di Ruang ICU Rumah Sakit Islam Solo.
Pria kelahiran Tegal, 19 Juni 1966, tersebut mulai dirawat di rumah sakit pada 31 Desember 2013, usai mendalang di Yogyakarta. Saat itu kondisi badannya sudah melemah. Menurut keterangan keluarga, Gundono menderita sudah lama penyakit diabetes hingga menyebabkan komplikasi.
"Beliau sakit diabetes sudah parah. Dua hari terakhir dia sudah dalam kondisi koma, kemudian menyebabkan komplikasi, menjalar ke jantung, liver, paru-paru dan ginjal," ujar Fafa Utami, penari yang juga kerabat Gundono.
Menurut Fafa, dalang kontemporer tersebut meninggal dengan tenang. Saat dirawat, dokter sempat memasang alat bantu pernapasan namun sudah tidak berfungsi. Sebelum dikebumikan, menurut rencana jenazah akan dibawa ke rumah duka di Jalan Sibela Timur III No 1 Mojosongo, Jebres, Solo.
Pria yang mempunyai berat badan lebih dari 150 kilogram tersebut, meninggalkan seorang istri bernama Nuning Sri Rejeki, dan dua anak. Di rumah tinggalnya itu pula Gundono mendirikan Sanggar Wayang Suket, yang sering dijadikan tempat menggelar pertunjukan dan diskusi kesenian.
Pria kelahiran Tegal, 19 Juni 1966, tersebut mulai dirawat di rumah sakit pada 31 Desember 2013, usai mendalang di Yogyakarta. Saat itu kondisi badannya sudah melemah. Menurut keterangan keluarga, Gundono menderita sudah lama penyakit diabetes hingga menyebabkan komplikasi.
"Beliau sakit diabetes sudah parah. Dua hari terakhir dia sudah dalam kondisi koma, kemudian menyebabkan komplikasi, menjalar ke jantung, liver, paru-paru dan ginjal," ujar Fafa Utami, penari yang juga kerabat Gundono.
Menurut Fafa, dalang kontemporer tersebut meninggal dengan tenang. Saat dirawat, dokter sempat memasang alat bantu pernapasan namun sudah tidak berfungsi. Sebelum dikebumikan, menurut rencana jenazah akan dibawa ke rumah duka di Jalan Sibela Timur III No 1 Mojosongo, Jebres, Solo.
Pria yang mempunyai berat badan lebih dari 150 kilogram tersebut, meninggalkan seorang istri bernama Nuning Sri Rejeki, dan dua anak. Di rumah tinggalnya itu pula Gundono mendirikan Sanggar Wayang Suket, yang sering dijadikan tempat menggelar pertunjukan dan diskusi kesenian.
Sumber
Quote:
Gundono dilahirkan dari keluarga dalang di Tegal Jawa Tengah. Masa kecil Gundono dihabiskan di kampung halaman dengan menjadi siswa pesantren. Selepas SMA Gundono sempat menimba ilmu di Jurusan Teater di Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Sebelum lulus, Gundono pindah ke Jurusan Pedalangan di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (InstItut Seni Indonesia Surakarta) hingga lulus. Gundono mulai berkiprah sebagai dalang dan seniman kreatif sejak 1995. Sosoknya yang selalu kritis sempat menggegerkan dunia pewayangan.
Di masa orde baru, saat digelar festival dalang di Solo, untuk memperingati 50 tahun Indonesia Merdeka, Gundono justru menyajikan tampilan kontroversial. Jika dalang lain tampil sesuai pakem, maka dia justru sebaliknya.
Akibat ulahnya tersebut, sempat menimbulkan perdebatan panjang antara panitia, juri, pengamat, hingga khalayak umum. Beberapa tokoh bahkan memberikan dukungan. Di antaranya seniman besar seperti Umar Kayam, Gunawan Mohamad, Murtidjono dan Halim HD.
Saat itu Gundono menampilkan lakon tentang kehidupan sosok Karna. Dalam cerita 'pergelaran wayang kulit garap' tersebut, Gundono memadukan berbagai disiplin seni, baik seni panggung tradisional, teater modern, tari, musik, hingga seni rupa.
Selain dunia wayang, Gundono juga sering tampil dalam panggung tari, panggung drama, hingga pentas keliling untuk menjadi pencerita bagi anak-anak. Kontroversi yang sering dihadirkan dalam menggelar pertunjukan itu membuat beberapa kalangan memberikan apresiasi.
Berbagai penghargaan pun diterima Gundono, di antaranya adalah Prince Claus Award pada 2005 yang diberikan oleh Prince Claus Fund untuk Kebudayaan dan Perkembangan kepada seniman, pemikir, lembaga kebudayaan di Afrika, Asia, Amerika Latin, dan Karibia.
Sebelum lulus, Gundono pindah ke Jurusan Pedalangan di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (InstItut Seni Indonesia Surakarta) hingga lulus. Gundono mulai berkiprah sebagai dalang dan seniman kreatif sejak 1995. Sosoknya yang selalu kritis sempat menggegerkan dunia pewayangan.
Di masa orde baru, saat digelar festival dalang di Solo, untuk memperingati 50 tahun Indonesia Merdeka, Gundono justru menyajikan tampilan kontroversial. Jika dalang lain tampil sesuai pakem, maka dia justru sebaliknya.
Akibat ulahnya tersebut, sempat menimbulkan perdebatan panjang antara panitia, juri, pengamat, hingga khalayak umum. Beberapa tokoh bahkan memberikan dukungan. Di antaranya seniman besar seperti Umar Kayam, Gunawan Mohamad, Murtidjono dan Halim HD.
Saat itu Gundono menampilkan lakon tentang kehidupan sosok Karna. Dalam cerita 'pergelaran wayang kulit garap' tersebut, Gundono memadukan berbagai disiplin seni, baik seni panggung tradisional, teater modern, tari, musik, hingga seni rupa.
Selain dunia wayang, Gundono juga sering tampil dalam panggung tari, panggung drama, hingga pentas keliling untuk menjadi pencerita bagi anak-anak. Kontroversi yang sering dihadirkan dalam menggelar pertunjukan itu membuat beberapa kalangan memberikan apresiasi.
Berbagai penghargaan pun diterima Gundono, di antaranya adalah Prince Claus Award pada 2005 yang diberikan oleh Prince Claus Fund untuk Kebudayaan dan Perkembangan kepada seniman, pemikir, lembaga kebudayaan di Afrika, Asia, Amerika Latin, dan Karibia.
Sumber
Quote:
Seniman wayang suket Slamet Gundono meninggal dunia di RSI Yarsis Solo pada pukul 08.30 WIB.
Aktor Butet Kartaredjasa menulis di akun twitter-nya, Minggu (5/1/2014), "Selamat jalan sedulurku SLAMET GUNDONO @Slametg ...suk le gojek dilanjutkan di sono."
Almarhum dirawat sejak 31 Desember 2013 karena mengeluhkan kepala yang sakit dan kaki yang bengkak.
Sejak 1999, lulusan Sekolah Tinggi Seni Indonesia ini konsisten memainkan wayang suket di Tanah Air sampai mancanegara. Dinamakan wayang suket karena wayang yang dimainkan terbuat dari rumput atau dalam bahasa Jawa disebut suket.
Pada 2005, Slamet menerima penghargaan Prince Claus dari pemerintah Belanda. Panitia penghargaan mengatakan, anugerah ini diberikan kepada pria kelahiran 1966 ini atas jasanya mengembangkan seni tradisional dengan mengadaptasi idiom dan gaya modern.
Aktor Butet Kartaredjasa menulis di akun twitter-nya, Minggu (5/1/2014), "Selamat jalan sedulurku SLAMET GUNDONO @Slametg ...suk le gojek dilanjutkan di sono."
Almarhum dirawat sejak 31 Desember 2013 karena mengeluhkan kepala yang sakit dan kaki yang bengkak.
Sejak 1999, lulusan Sekolah Tinggi Seni Indonesia ini konsisten memainkan wayang suket di Tanah Air sampai mancanegara. Dinamakan wayang suket karena wayang yang dimainkan terbuat dari rumput atau dalam bahasa Jawa disebut suket.
Pada 2005, Slamet menerima penghargaan Prince Claus dari pemerintah Belanda. Panitia penghargaan mengatakan, anugerah ini diberikan kepada pria kelahiran 1966 ini atas jasanya mengembangkan seni tradisional dengan mengadaptasi idiom dan gaya modern.
Sumber
Quote:
Seniman Solo Slamet Gundono tutup usia,Minggu (5/1/2014), pukul 08.30 wib di RSI Yarsis Pabelan, Kartasura.
Saat ini pihak keluarga sedang membicarakan alternatif pemakamannya di Solo, Boyolali (asal istrinya), atau Tegal.
Sebelumnya Kamis (2/1/2014) dalang wayang suket ini mengalami kritis. Beberapa seniman juga menggalang dukungan doa maupun donasi.
Salah satu kerabat Gundono, Sri Waluyo menyebutkan Gundono sebelumnya sempat membaik, Namun Jumat pagi kembali mengalami kritis karena infeksi.
Kabar meninggalnya Gundono membuat twitter Gundono @slametg dibanjiri ucapan duka.
@downforlife menuliskan, Selamat Jalan Mas Slamet Gundono wayang suketmu akan selalu kami kenang.
@_Plotpoint menuslikan, Turut berduka atas wafatnya dalang wayang suket ki Slamet Gundono.
Saat ini pihak keluarga sedang membicarakan alternatif pemakamannya di Solo, Boyolali (asal istrinya), atau Tegal.
Sebelumnya Kamis (2/1/2014) dalang wayang suket ini mengalami kritis. Beberapa seniman juga menggalang dukungan doa maupun donasi.
Salah satu kerabat Gundono, Sri Waluyo menyebutkan Gundono sebelumnya sempat membaik, Namun Jumat pagi kembali mengalami kritis karena infeksi.
Kabar meninggalnya Gundono membuat twitter Gundono @slametg dibanjiri ucapan duka.
@downforlife menuliskan, Selamat Jalan Mas Slamet Gundono wayang suketmu akan selalu kami kenang.
@_Plotpoint menuslikan, Turut berduka atas wafatnya dalang wayang suket ki Slamet Gundono.
Sumber
Quote:
Seniman besar dan berbadan besar dari Solo, Jawa Tengah, Slamet Gundono diberitakan meninggal dunia. Kabar tersebut menyebar di jejaring sosial. Slamet Gundono dikenal dengan pertunjukan wayang suket yang demikian cair dan bisa diterima di semua kalangan, berikut kritik-kritik sosialnya.
Dalam akun facebook pemusik Yogyakarta, Djaduk Ferianto yang diunggah Minggu (5/1/2014) menuliskan: Telah meninggal dunia sahabatku seniman besar Slamet Gendono....selamat jln sobat
Dalam akun facebook pemusik Yogyakarta, Djaduk Ferianto yang diunggah Minggu (5/1/2014) menuliskan: Telah meninggal dunia sahabatku seniman besar Slamet Gendono....selamat jln sobat
Sumber
Quote:
Setelah dirawat di ICU Rumah Sakit Yarsis selama beberapa hari, Dalang Wayang Suket, Ki Slamet Gundono meninggal dunia, Minggu (5/1) sekitar pukul 08.30 WIB.
Ungkapan belasungkawa dari sejumlah seniman mengalir dalam status jejaring sosial. Seperti status akun facebooknya, salah seorang pegiat seni Retno Sayekti Lawu innalillahiwainnailaihirojiun. Mas Slamet Gundono berpulang hari ini. mudah-mudahan diterangkan jalan pulangnya, dan dilapangkan hati orang-orang yang ditinggalkannya… selamat jalan mas…
Dari informasi yang diperoleh melalui salah seorang kerabat almarhum, Cahwati, jenazah Ki Slamet saat ini sedang dimandikan di rumah sakit setempat.
Seperti diberitakan, dalang kenamakan kelahiran Tegal, Jawa Tengah ini terbaring sakit di Rumah Sakit Yarsis, Pabelan Kartasura, Sukoharjo. Menurut Sri Waluyo, sebelumnya kondisi dalang kondang itu masih sempat berkomunikasi setelah mendapat perawatan, Selasa (31/12) di rumah sakit lantaran kakinya mengalami pembengkakan.
“Setelah dirawat dan bisa berkomunikasi, pada Rabu (1/1), terpaksa dipindahkan ke ruang ICU,” tutur Waluyo pada wartawan, Jumat (3/1).
Lebih lanjut Waluyo menuturkan, pada Kamis (2/1) tidur Gundono tidak nyenyak. Bahkan, untuk bergerak pun dirinya ikut membantu di tempat tidur kamar rawat.
“Sejak Kamis sore terlihat gelisah. Badannya bolak-balik terus, mungkin kurang nyaman. Jadi saya juga ikut membantunya,” ujar dia.
Ungkapan belasungkawa dari sejumlah seniman mengalir dalam status jejaring sosial. Seperti status akun facebooknya, salah seorang pegiat seni Retno Sayekti Lawu innalillahiwainnailaihirojiun. Mas Slamet Gundono berpulang hari ini. mudah-mudahan diterangkan jalan pulangnya, dan dilapangkan hati orang-orang yang ditinggalkannya… selamat jalan mas…
Dari informasi yang diperoleh melalui salah seorang kerabat almarhum, Cahwati, jenazah Ki Slamet saat ini sedang dimandikan di rumah sakit setempat.
Seperti diberitakan, dalang kenamakan kelahiran Tegal, Jawa Tengah ini terbaring sakit di Rumah Sakit Yarsis, Pabelan Kartasura, Sukoharjo. Menurut Sri Waluyo, sebelumnya kondisi dalang kondang itu masih sempat berkomunikasi setelah mendapat perawatan, Selasa (31/12) di rumah sakit lantaran kakinya mengalami pembengkakan.
“Setelah dirawat dan bisa berkomunikasi, pada Rabu (1/1), terpaksa dipindahkan ke ruang ICU,” tutur Waluyo pada wartawan, Jumat (3/1).
Lebih lanjut Waluyo menuturkan, pada Kamis (2/1) tidur Gundono tidak nyenyak. Bahkan, untuk bergerak pun dirinya ikut membantu di tempat tidur kamar rawat.
“Sejak Kamis sore terlihat gelisah. Badannya bolak-balik terus, mungkin kurang nyaman. Jadi saya juga ikut membantunya,” ujar dia.
Sumber
Thanks yang udah mampir

Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan.

Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan.
0
2.6K
Kutip
26
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan