- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
RAJA TAK BERMAHKOTA / THE MAGICAL MAGYARS


TS
loetoeyoel
RAJA TAK BERMAHKOTA / THE MAGICAL MAGYARS


Quote:


Ane mw share salah satu negara yg pernah mengejutkan dan sangat menakutkan di zamanya.
Spoiler for No Repsol:

Quote:
Koment dari kaskuser
Spoiler for koment:
Quote:
Original Posted By sasrabirawa►Ngomongin Hungaria jaman segitu pasti nggak bakal lepas dari Kapten mereka, Ferenc Puskas
Ferenc Puskas the legend.. akhirnya menemukan kejayaannya bersama Real Madrid dengan gelar Champions 3 kali ditambah 8 gelar liga Spanyol
Puskas badannya kecil lho masbro.. tingginya cuma 172 cm.. tapi tendangan kaki kirinya seperti tembakan meriam, makanya dijuluki The Little Canon. julukan lainnya adalah Galloping Major, gallop itu artinya pincang, menacu pada kemampuannya yang cuma mengandalkan kaki kiri, Major itu karena dia pernah menjadi tentara waktu masih di Hungaria
Ferenc Puskas the legend.. akhirnya menemukan kejayaannya bersama Real Madrid dengan gelar Champions 3 kali ditambah 8 gelar liga Spanyol
Puskas badannya kecil lho masbro.. tingginya cuma 172 cm.. tapi tendangan kaki kirinya seperti tembakan meriam, makanya dijuluki The Little Canon. julukan lainnya adalah Galloping Major, gallop itu artinya pincang, menacu pada kemampuannya yang cuma mengandalkan kaki kiri, Major itu karena dia pernah menjadi tentara waktu masih di Hungaria
Quote:
Ferenc Puskas nama ini mungkin terlupakan para penggemar sepak bola saat ini. Namun bagi para pecinta sepak bola sejati dan mengikuti sejarah dari permainan sepak bola itu sendiri, nama ini pantang untuk dilupakan. Main bersama dengan Nandor Hidegkuti, Sandor Kocsis, dan Zoltan Czibor membentuk timnas Hungaria yg dengan julukan The Magical Magyars. Sebuah legenda yang tidak pernah habis diceritakan oleh semua generasi. Pada saat dekade 1950-an, sepak bola mulai kembali menyusun kekuatan mereka setelah perang dan kekuatan- kekuatan tradisional macam Uruguay, Inggris, Brazil, Italy, Yugoslavia bisa dikatan sebagai tim kuat yang sekelas dengan Hungaria. Tapi coba lihat apa yang dilakukan Hungaria kepada tim-tim kuat itu ? Hungaria seakan berada pada level yang berbeda.
Banyak catatan-catatan sensasional yang tidak pernah hilang dibicarakan oleh penggemar sepak bola. Jika kita bandingkan dengan Spanyol di era saat ini, bisa jadi Spanyol memang lebih mentereng dari segi prestasi Piala Dunia dan Piala Eropa yang selama 10 tahun ini mereka monopoli, tapi jika melihat apa yang dilakukan oleh Hungaria selama kurang lebih 8 tahun pada dekade 50-an, mungkin Hungaria saat itu lebih ditakuti lawan-lawannya dibandingkan Spanyol saat ini. Cerita tantang the Magical Magyars menjadi begitu dikenang saat mereka berhasil membuktikan diri diatas tim-tim kuat saingan mereka lainnya secara langsung dengan mengalahkan mereka.
- Pada babak perempat final, Hungaria sudah ditunggu juara dari grup 1 yang juga runner-up Piala Dunia edisi sebelumnya, Brazil. Brazil adalah tim yang sangat kuat pada masa itu dengan permainan menyerang yang hebat, bintang utama mereka adalah Didi. Brazil yang kehilangan kesempatan untuk juara pada PD 1950 ingin menebus kegagalan tersebut dengan meraih kembali final di PD edisi kali ini. Tapi, langkah mereka sangat berat mengingat tim yang akan mereka hadapi adalah Hungaria. Reputasi hebat kedua tim diprediksikan akan membuat jalannya laga berlangsung sangat seru, sehingga pertandingan ini juga disebut “Battle of Berne”. Namun yang terjadi, pertandingan ini berlangsung sangat kasar dengan 3 kartu merah yang dikeluarkan oleh wasit. 1 untuk Hungaria dan 2 untuk Brazil. Pelatih Brazil saat itu, Zeze Moreira melakukan sebuah kejutan dengan tidak memasang bintang utama mereka, Didi sejak awal pertandingan. Entah itu kecorobohan, kesombongan, atau strategi tapi yang jelas putusan itu dianggap blunder. Terbukti Brazil akhirnya harus takluk 4-2 via gol Hidegkuti, 2 gol Kocsis dan pinalti Lantos. Brazil hanya mampu membalas via Djalma Santos dan pinalti Julinho.
- Melangkah ke semifinal, Hungaria kembali berjumpa dengan tim kuat asal Amerika Latin dan juga juara bertahan, Uruguay. Perlu dicatat disini, predikat Uruguay sangat luar biasa, baru 2 kali mengikuti piala dunia (sampai 1954 ), 2 kali juga mereka menjuarai turnamen ini. Pada pertandingan semifinal sebelumnya, Uruguay secara meyakinkan menang 4-2 atas tim kuat Inggris. Hungaria harus rela tampil tanpa kapten sekaligus bintangnya, Ferenc Puskas. Tapi cederanya Puskas tidak mempengaruhi penampilan Hungaria secara signifikan karena memang permainan Hungaria saat itu sangat mengandalkan kolektifitas. Jalannya pertandingan semifinal ini berlangsung sangat seru dan alot. Hungaria yang sempat memimpin 2 gol, akhirnya berhasil disamakan oleh Uruguay secara dramatis via 2 gol Juan Honberg. Pertandingan pun harus kembali dilanjutkan pada babak tambahan waktu. Pada masa perpanjangann waktu inilah Hungaria menunjukan kelasnya, mereka kembali menambah 2 gol via Sandor Kocsis dan berhak melangkahkan kakinya ke babak utama yaitu Final.
Dipertandingan pamungkas, Hungaria akan menghadapi tim yang mereka permak 8-3 dipertandingan babak penyisihan, Jerman Barat.
Stadion Wankdorf penuh tanpa satu pun kursi kosong dengan kapasitas yang berjumlah 60.000 kursi. Jalan-nya pertandingan semakin membuat prediksi semua kalangan terasa akan menjadi kenyataan. Dalam tempo 10 menit Hungaria sudah unggul 2 gol via Puskas pada menit 6 disusul gol Czibor 2 menit berselang. Pertandingan yang dirasa akan berjalan mudah berbalik menjadi seru setelah Max Morlock menyarangkan gol balasan pada menit 10. Khalayak mulai menyadari keberadaan Jerman Barat dan menyadari mereka mampu memberikan perlawan sengit saat mampu menyarangkan gol penyeimbang pada menit ke-18 via Helmut Rahn.
Jerman Barat seakan mendapatkan kepercayaan diri mereka tentang bola itu bundar dan tidak ada tim yang tidak bisa dikalahkan. Memasuki babak kedua, dominasi Hungaria sebenarnya masih terlihat jelas untuk terus memburu gol. Kemampuan menyerang yang sangat menakutkan the Magical Magyars seakan tidak pernah menemui target.
Kejadian yang akhirnya membuat dunia tercengang dan kelak akan dikenang sepanjang masa akhirnya terjadi, aktor utamanya adalah kembali Helmut Rahn, melalui kakinya pada menit 84, dia membalikkan skor untuk menjadi keunggulan Jerman Barat. Seketika publik Jerman Barat bergemuruh. Tapi pertandingan tidak selesai sampai disitu, Hungaria yang memang mempunyai mental juara terus berjuang memburu gol penyeimbang. Puskas berhasil melakukannya, namun wasit tidak mengesahkan gol tersebut disebabkan Puskas lebih dulu off-side.
Peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan pun ditiupkan, lagu nasional Jerman Barat berkumandang, Jerman Barat berhasil merengkuh trophy Jules Rimet pertama mereka dan tercenganglah dunia.
Spoiler for The Magical Magyars:

Banyak catatan-catatan sensasional yang tidak pernah hilang dibicarakan oleh penggemar sepak bola. Jika kita bandingkan dengan Spanyol di era saat ini, bisa jadi Spanyol memang lebih mentereng dari segi prestasi Piala Dunia dan Piala Eropa yang selama 10 tahun ini mereka monopoli, tapi jika melihat apa yang dilakukan oleh Hungaria selama kurang lebih 8 tahun pada dekade 50-an, mungkin Hungaria saat itu lebih ditakuti lawan-lawannya dibandingkan Spanyol saat ini. Cerita tantang the Magical Magyars menjadi begitu dikenang saat mereka berhasil membuktikan diri diatas tim-tim kuat saingan mereka lainnya secara langsung dengan mengalahkan mereka.
Spoiler for Rekor The Magical Magyars:
Prestasi mereka yang membuat tim dari Eropa Timur ini begitu ditakuti :
1. 4 Juni 1950 – 19 Februari 1956 : selama kurang lebih 6 tahun hanya kalah 1 kali, 42 kali menang, 7 kali berhasil ditahan imbang. 1 kekalahan ini menjadi kekalahan paling menyakitkan sepanjang sejarah sepak bola menurut saya (nanti kita bahas)
2. 4 juni 1950 – 3 juli 1954 : Selama 4 tahun berhasil mengukir 31 kemenangan berturut-turut
3. 10 April 1949 – 16 Juni 1957 : Selama kurun 8 tahun ini, berturut-turut mencetak paling tidak satu gol disetiap laga baik itu persahabatan/uji coba atau kompetisi resmi
4. 4 Juni 1950 – 4 Juli 1954 : Selama 4 tahun 1 bulan tidak tersentuh 1 kalipun kekalahan
5. Gol pertandingan internasional terbanyak yang dicetak oleh Ferenc Puskas (84 gol)
6. 27 gol dicetak dalam satu turnamen Piala Dunia 1954 dengan 5,4 gol per-pertandingan
7. Margin kemenangan terbesar sepanjang sejarah Piala Dunia (PD 1954, 9-0 melawan Korea Selatan)
Sebuah rekor-rekor yang hampir masuk golongan mustahil untuk dipecahkan oleh tim manapun hanya dalam waktu yang singkat (sekitar 7 tahun)
Yang paling dikenang adalah keikutsertaan dalam piala dunia 1954, walaupun hanya keluar sebagai Runner-Up, namun The Magical Magyars dianggap sebagai juara sesungguhnya walaupun tanpa mahkota.
1. 4 Juni 1950 – 19 Februari 1956 : selama kurang lebih 6 tahun hanya kalah 1 kali, 42 kali menang, 7 kali berhasil ditahan imbang. 1 kekalahan ini menjadi kekalahan paling menyakitkan sepanjang sejarah sepak bola menurut saya (nanti kita bahas)
2. 4 juni 1950 – 3 juli 1954 : Selama 4 tahun berhasil mengukir 31 kemenangan berturut-turut
3. 10 April 1949 – 16 Juni 1957 : Selama kurun 8 tahun ini, berturut-turut mencetak paling tidak satu gol disetiap laga baik itu persahabatan/uji coba atau kompetisi resmi
4. 4 Juni 1950 – 4 Juli 1954 : Selama 4 tahun 1 bulan tidak tersentuh 1 kalipun kekalahan
5. Gol pertandingan internasional terbanyak yang dicetak oleh Ferenc Puskas (84 gol)
6. 27 gol dicetak dalam satu turnamen Piala Dunia 1954 dengan 5,4 gol per-pertandingan
7. Margin kemenangan terbesar sepanjang sejarah Piala Dunia (PD 1954, 9-0 melawan Korea Selatan)
Sebuah rekor-rekor yang hampir masuk golongan mustahil untuk dipecahkan oleh tim manapun hanya dalam waktu yang singkat (sekitar 7 tahun)
Spoiler for Piala dunia 1954:
Piala Dunia 1954 Swiss ini diikuti oleh 16 tim yang terbagi kedalam 4 grup. Grup 1 terdiri dari Brazil, Yugoslavia, Prancis, dan Mexico. Grup 2 diisi oleh : Hungaria, Jerman Barat, Turki, dan Korea Selatan. Grup 3 dihuni oleh Uruguay (juara bertahan), Austria, Cekoslovakia, dan Skotlandia. Yang terakhir grup 4 diisi oleh tuan rumah Swiss, Inggris, Italia, dan Belgia. Tim unggulan pada kompetisi kali ini ada 4, yaitu Swiss dengan statu tuan rumah, Uruguay sebagai juara bertahan, Brazil Runner-up Piala Dunia sebelumnya dan Hungaria sebagai peraih medali emas olimpiade. Kesemua unggulan ini diatur pada pot 1 yang tidak memungkinkan berada dalam 1 grup.
Format kompetisi ini terbagi-bagi dalam setiap grup, masing-masing tim di grupnya akan melakoni 2 pertandingan saja sesuai undian, tidak seperti sekarang ini dimana jika diisi 4 tim maka semua tim akan saling bertarung memperebutkan poin. Sistem poin pada masa itu juga berbeda dengan saat ini, pemenang akan dihargai 2 poin, seri 1 poin dan kalah 0 poin.
Format kompetisi ini terbagi-bagi dalam setiap grup, masing-masing tim di grupnya akan melakoni 2 pertandingan saja sesuai undian, tidak seperti sekarang ini dimana jika diisi 4 tim maka semua tim akan saling bertarung memperebutkan poin. Sistem poin pada masa itu juga berbeda dengan saat ini, pemenang akan dihargai 2 poin, seri 1 poin dan kalah 0 poin.
Spoiler for Penyisihan Piala Dunia 1954:
Dalam kompetisi ini, jikalau saat itu bandar judi sudah berkeliaran banyak seperti sekarang ini, tidak usah diragukan lagi, Hungaria dipastikan akan menjadi unggulan teratas. Bagaimana tidak, lihat saja torehan rekor yang mereka ciptakan dalam dekade awal 50-an, seakan tim ini berasal dari planet lain yang tidak akan bisa dikalahkan. Dalam babak penyisihan grup saja, Hungaria tampil kesetanan dengan selalu mencetak gol diatas 7 biji. Bayangkan, bahkan di era sekarang ini, tidak ada saya temukan tim yang berhasil menyapu bersih laga dengan mencetak lebih dari 7 gol dalam setiap pertandingannya. Lawan pertama Hungaria pada babak penyisihan grup adalah tim dari benua Asia, Korea Selatan. Malangnya nasib Korea Selatan harus bertemu dengan tim terkuat sedunia diawal kompetisi, mereka dihancurkan dengan skor sangat telak, 9-0 ! Lawan Mighty magyars selanjutnya adalah lawan yang kelak menciptakan sejarah emas di Piala Dunia edisi kali ini, Jerman Barat. Dipertandingan penyisihan ini, Jerman Barat pun harus rela dihajar dengan skor mencolok 8-3. Dalam grup ini, Hungaria memastikan tiket babak selanjutnya, lalu disusul Jerman Barat yang berhasil lolos setelah melalui play-off melawan Turki yang sebelumnya mempunyai poin sama dengan Jerman Barat dengan skor yang cukup telak, 7-2.
Spoiler for Babak KO :
- Pada babak perempat final, Hungaria sudah ditunggu juara dari grup 1 yang juga runner-up Piala Dunia edisi sebelumnya, Brazil. Brazil adalah tim yang sangat kuat pada masa itu dengan permainan menyerang yang hebat, bintang utama mereka adalah Didi. Brazil yang kehilangan kesempatan untuk juara pada PD 1950 ingin menebus kegagalan tersebut dengan meraih kembali final di PD edisi kali ini. Tapi, langkah mereka sangat berat mengingat tim yang akan mereka hadapi adalah Hungaria. Reputasi hebat kedua tim diprediksikan akan membuat jalannya laga berlangsung sangat seru, sehingga pertandingan ini juga disebut “Battle of Berne”. Namun yang terjadi, pertandingan ini berlangsung sangat kasar dengan 3 kartu merah yang dikeluarkan oleh wasit. 1 untuk Hungaria dan 2 untuk Brazil. Pelatih Brazil saat itu, Zeze Moreira melakukan sebuah kejutan dengan tidak memasang bintang utama mereka, Didi sejak awal pertandingan. Entah itu kecorobohan, kesombongan, atau strategi tapi yang jelas putusan itu dianggap blunder. Terbukti Brazil akhirnya harus takluk 4-2 via gol Hidegkuti, 2 gol Kocsis dan pinalti Lantos. Brazil hanya mampu membalas via Djalma Santos dan pinalti Julinho.
- Melangkah ke semifinal, Hungaria kembali berjumpa dengan tim kuat asal Amerika Latin dan juga juara bertahan, Uruguay. Perlu dicatat disini, predikat Uruguay sangat luar biasa, baru 2 kali mengikuti piala dunia (sampai 1954 ), 2 kali juga mereka menjuarai turnamen ini. Pada pertandingan semifinal sebelumnya, Uruguay secara meyakinkan menang 4-2 atas tim kuat Inggris. Hungaria harus rela tampil tanpa kapten sekaligus bintangnya, Ferenc Puskas. Tapi cederanya Puskas tidak mempengaruhi penampilan Hungaria secara signifikan karena memang permainan Hungaria saat itu sangat mengandalkan kolektifitas. Jalannya pertandingan semifinal ini berlangsung sangat seru dan alot. Hungaria yang sempat memimpin 2 gol, akhirnya berhasil disamakan oleh Uruguay secara dramatis via 2 gol Juan Honberg. Pertandingan pun harus kembali dilanjutkan pada babak tambahan waktu. Pada masa perpanjangann waktu inilah Hungaria menunjukan kelasnya, mereka kembali menambah 2 gol via Sandor Kocsis dan berhak melangkahkan kakinya ke babak utama yaitu Final.
Spoiler for Final Piala Dunia 1954:

Stadion Wankdorf penuh tanpa satu pun kursi kosong dengan kapasitas yang berjumlah 60.000 kursi. Jalan-nya pertandingan semakin membuat prediksi semua kalangan terasa akan menjadi kenyataan. Dalam tempo 10 menit Hungaria sudah unggul 2 gol via Puskas pada menit 6 disusul gol Czibor 2 menit berselang. Pertandingan yang dirasa akan berjalan mudah berbalik menjadi seru setelah Max Morlock menyarangkan gol balasan pada menit 10. Khalayak mulai menyadari keberadaan Jerman Barat dan menyadari mereka mampu memberikan perlawan sengit saat mampu menyarangkan gol penyeimbang pada menit ke-18 via Helmut Rahn.
Jerman Barat seakan mendapatkan kepercayaan diri mereka tentang bola itu bundar dan tidak ada tim yang tidak bisa dikalahkan. Memasuki babak kedua, dominasi Hungaria sebenarnya masih terlihat jelas untuk terus memburu gol. Kemampuan menyerang yang sangat menakutkan the Magical Magyars seakan tidak pernah menemui target.
Kejadian yang akhirnya membuat dunia tercengang dan kelak akan dikenang sepanjang masa akhirnya terjadi, aktor utamanya adalah kembali Helmut Rahn, melalui kakinya pada menit 84, dia membalikkan skor untuk menjadi keunggulan Jerman Barat. Seketika publik Jerman Barat bergemuruh. Tapi pertandingan tidak selesai sampai disitu, Hungaria yang memang mempunyai mental juara terus berjuang memburu gol penyeimbang. Puskas berhasil melakukannya, namun wasit tidak mengesahkan gol tersebut disebabkan Puskas lebih dulu off-side.
Peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan pun ditiupkan, lagu nasional Jerman Barat berkumandang, Jerman Barat berhasil merengkuh trophy Jules Rimet pertama mereka dan tercenganglah dunia.
Spoiler for Squad The Magical Magyars:
Skuad :
GK : Gyula Grosics, Sándor Gellér, Géza Gulyás
DF : Jeno Bunzanszky, József Bozsik, Mihaly Lantos, Bela Karpati, Pal Varhidi
MF : Gyula Lorant, József Zakariás, Imre Kovacs, Ferenc Szojka, Nandor Hidegkuti
FW : Zoltan Czibor, Ferenc Puskas, Sandor Kocsis, Mihály Tóth, László Budai, Ferenc Machos, Lajos Csordás, Péter Palotás
Coach :Gusztav Sebes

kehebatan Skuad Magical Magyars pada jaman itu, membuat banyak negara2 mengadopis taktik bermainnya. Inggris mengubah pola 4-2-4 Hungaria Menjadi 4-4-2 Kick and Rush dan belanda menjadi 4-3-3 ala Total Football yg kemudian ditiru lagi Spanyol yg menjadi cikal bakal Tiki-Taka.
Quote:
yg gak koment 



Quote:
Diubah oleh loetoeyoel 04-01-2014 21:57
0
8.5K
Kutip
49
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan