- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[ Real Story, Motivasi Inside ] Menapak kaki di penghujung tahun


TS
1001cerita
[ Real Story, Motivasi Inside ] Menapak kaki di penghujung tahun
![[ Real Story, Motivasi Inside ] Menapak kaki di penghujung tahun](https://dl.kaskus.id/1001cerita.com/wp-content/uploads/2014/01/refleksi.jpg)
Lagu Judy Garland – Over the Rainbow, membawaku kebatas angan.., menggelayut di awan kota medan. Sengaja kuputar dan ku playback berulang-ulang agar bisa konsentrasi memahat refleksi akhir tahun ini. Ketika meditasiku mulai bubar, kusetem dua tiga buah musik relaksasi kiriman seorang sahabat yg juga sedang memahat karyanya disebuah perumahan– dipinggiran kota Medan.

Menapak kaki dipenghujung tahun 2013, didepan sana panji-panji tahun segar sudah melambai; menanti hadir tiap insan hidup yg berharap tahun segar itu adalah limpahan berkat Tuhan, merayu agar kelak Tahun baru itu memuat pelepas segala pangkal celaka.
Transisi tahun ini tentunya banyak pinta yang dipanjatkan manusia. Terkadang aku berpikir bagaimana repotnya Tuhan mendengar dan menimbang pinta seluruh umat-Nya dibumi ini. Repot kali kurasa, membalas chat 5 teman yang sedang chat dengan kita saja (di facebook) sudah sangat repot, yg satu bilang ini, yang sana bilang itu, pokoknya rame-lah. Itu masih lima orang, bagaimana kalau seluruh manusia dibumi ( >6 miliar ) ‘chatting’ dan curhat dengan Tuhan disaat yang sama???.
Kalau Tuhan memerlukan alat bantu (andai kata), mungkin Tuhan akan membutuhkan banyak Komputer dengan kecepatan super, server cloud dengan ruang mahadahsyat, tempat parkir pegawai administrasi yang luas, genset dengan daya miliyaran megawatt, gudang arsip ukuran megabesar dan pegawai administrasi sebanyak mungkin (he…he.. ada yang mau melamar?, kirimkan permohonan anda dengan cara ketik: Reg (Spasi) berdoalahya)
Kubayangkan sejenak, betapa ‘multiprocessing dan multitaskingnya’ Tuhan kita itu rupanya. Belum cukup dengan dua kata multi itu, kuterka-terka lagi kejadian yang bisa menggambarkan situasi ini.
Bruce Almighty Over the Rainbow-nya Judy Garland yang entah berapa kalinya ku-playback tiba-tiba mengingatkan aku pada sebuah film komedi berjudul Bruce Almighty (..Bruce Mahakuasa) yang diperankan Jim Carrey.
Berperan sebagai Bruce Nolan, seorang reporter TV yang merasa selalu sial dan ingin kualitas hidupnya lebih baik. Setelah serangkaian kesialan yang dialaminya, Nolan marah kepada Tuhan, karena ia merasa Tuhan tidak adil mengatur kehidupan. Suatu ketika, Bruce menerima pesan yang mengarahkan dia ke sebuah gudang kosong di mana Tuhan ( Morgan Freeman ) yg sudah tau uneg-uneg Nolan dan langsung memberikan kekuatan-Nya selama satu minggu dan Tuhan ingin melihat kemampuan Nolan dalam mengatur dunia.
Awalnya Nolan merasa kemampuan itu hanya mimpi saja atau hanya kebetulan saja ia memiliki kekuatan serba bisa itu. Kekuatan Tuhan yang dititipkan pada Nolan, awalnya dipandang sebelah mata oleh Nolan , yang kemudian menjadikannya sebagai lelucon.
![[ Real Story, Motivasi Inside ] Menapak kaki di penghujung tahun](https://dl.kaskus.id/1001cerita.com/wp-content/uploads/2014/01/7800_heading.jpg)
Perlahan tapi pasti, nolan menyadari bahwa keistimewaan yang ia dapatkan itu benar-benar kekuatan Tuhan. Beberapa kali, Nolan dan Tuhan berdebat dan berujung dengan diskusi tentang kekuatan itu. Akhirnya Nolan membuka diri—menerima kekuatan itu (meski sementara), dan ia manfaatkan untuk membantu orang lain.
Doa-doa tiap-tiap manusia (hanya pada satu kota, buffalo) yang ia lihat dan dengar, ia kabulkan. Ada yang minta ini-itu ia kabulkan secepatnya. Ada yang minta menang lotere, juga ia kabulkan. Tetapi disinilah letak ‘ketidakarifan’ Nolan, tak terpintas dalam pikiran Nolan, orang yang meminta dimenangkan lotere itu tidak hanya satu orang, tetapi banyak orang. Pengabulan Doa itu menimbulkan chaos, menimbulkan kekacauan.
Tak terbayangkan kalau saya yang mendapat kekuatan itu (walaupun itu jauh dari kata mungkin). Tetapi, bagaimana kalau dalam kenyataan itu terjadi?. Maka saya yang hanya manusia biasa, tentu akan saya manfaatkan kekuatan itu untuk ‘membebaskan’ diri sendiri. Menambah saldo Tabungan di Bank dengan angka2 yang kumanifulasi kedalam beberapa rekening, menghapus segala penyakit saya (dan orang-orang yang ku kenal), pokoknya kekuatan itu saya gunakan untuk kepentinganku dulu, baru kepentingan orang lain.
**
Membayangkannya saja sudah gurih. Tapi, mari kembali ke fakta, kembali kepada realita hidup. Harapan untuk mendapatkan kekuatan Tuhan sepenuhnya itu, adalah sesuatu yang mustahil, juga bisa dianggap ‘menduakan’ Tuhan, yang sejatinya Tuhanlah yang semestinya menjadi ‘Pilot’ atas umat-Nya. Kalau dibuat di Film, tak apa-apalah. Setidaknya dari gambaran itu, manusia akan mengerti formasinya dihadapan Tuhan.
Kalau kekuatan Tuhan itu mustahil bias kita pinjam (apalagi dikreditkan J ), maka kekuatan apakah yang harus kita punya?.
Kalau menurut orang ganteng seperti saya ini

Sambil bersyukur, tentu saya harus berupaya untuk mencapai segala sesuatu yang dapat menghantarkan saya pada kondisi ‘Lebih bersyukur’. Berupaya untuk tidak hanya ‘tinggal telan’ saja, tetapi berikhtiar dan tekun berusaha– bukan mengecengin Tuhan lalu meminta agar Ia memudahkan kesulitan yang kita rasakan, tetapi meminta kekuatan kepada-Nya agar kita mampu mengatasi kesulitan tersebut.
Sebagai seorang Mahasiswa/i misalnya, sangat salah kalau meminta nilai tinggi tapi tidak berusaha, malah (he..he…, sering kulihat yang seperti itu, ayo siapa yang pernah saya pergokin lagi mencontek?), ada yang mengartikan kata usaha itu dengan membuat ‘usaha’ lain yang dirasanya mudah dilakukan – Mencontek.
Sebagai pekerja/pegawai/staf dan yang sejenis, meminta ‘imbalan’ yang tidak sesuai dengan kontribusinya, bermalas-malasan, mengukur diri terlalu tinggi, sombong, dsb. Kebiasaan yang harus dikikis mestinya (jangan didempul, apalagi dibawa ke ketok magic).
Sebagai seorang atasan/pimpinan/manager dan yang sejenis, meminta bawahannya berbuat banyak tetapi (naasnya) dengan pemberian yang tidak setimpal, hanya kata-katanya yang betul, tak mau mendengarkan/memahami ‘kegalauan’ orang lain, tak mau ‘nimbrung’ dengan rasa orang lain (bawahannya). Sifat yang harus dikikis juga itu (segera), karena: kalau ajudannya sudah galau, maka semudah apapun perangnya, hasil yang didapat tentu tidak maksimal atau jauh panggang dari api (atau jangan-jangan si ajudan lebih memilih untuk ‘menembak’ dirinya sendiri, karena dipikirnya itulah pilihan yang paling memungkinkan). ‘Memilih untuk menembak sendiri’, bisa berwujud dalam banyak rupa/kamuflase/perilaku: jadi orang yang sensitif, gagal “move on”, berserah pada keadaan/penindasan yang sewenang-wenang, takut berinovasi, kurang konsentrasi, jangan berdoa (karena merasa Tuhan kurang adil karena tidak memperhatikan ciptaannya yang katrok (atasan si ajudan), serta pelbagai jenis ‘pembunuhan diri sendiri’ lainnya.
Sebagai seorang ‘penikmat’ game, ‘maniak’ facebook, sebagai seorang ‘penggila’ twitter, penonton ‘budiman’ yusuf eh youtube misalnya, memilih untuk meluangkan waktu hanya demi (sekali lagi: hanya demi) kepuasan sementara, tidak memikirkan apa yang bisa didapat dari sana, apa yang bisa diperbuat agar bisa mendatangkan sesuatu yang dapat mengatasi kesulitan, dsb. Kebiasaan yang salah menurut saya, maunya hal-hal tadi itu, yang berbau teknologi itu, dimanfaatkan dengan baik, dengan cara belajar, mempelajari apa yang diciptakan orang, dan apa yang digandrungi orang.
Akh.., entah apapun yang bilangi dari tadi, yang penting tahun depan mari kita buat matahari tersenyum lebih sumringah karena capaian kita, mari kita buat ibu kost tertawa lebih panjang karena uang kost terbayar tepat waktu (bila perlu dibayar dimuka), mari kita buat teman-teman kita lebih hangat karena kita ada disampingnya (bukan gara-gara mancis yang sengaja dipanasin yah… J ), maki kita bayar hutang-hutang kita (sekedar mengingatkan), mari kita lebih rajin men-service sepeda motor/kendaraan kita yang mulai menggerutu lantaran sering kita cuekin, mari kita buat komputer/laptop/tablet/hp kita lebih bersemangat; karena sering kita bersihkan dari ‘noda’ dan ‘dosa’, mari kita buat Bapak/Ibu kita lebih bangga karena telah melahirkan kita; seorang anak yang mau berubah atau meningkatkan keterampilan, mau ‘lebih capek sedikit lagi’ mengejar cita-cita kita.
Mari kita ikuti aturan-aturan yang tertulis itu, seperti rambu lalu lintas, rambu-rambu dikamar mandi (jangan membuang pem***** kedalam kloset), he…he…, lebih satu bintangnya, aku yakin, sangat yakin..!! pikiran kawan-kawan pasti mengarah ke ‘yang sejenis roti yang tak bisa dimakan itu’ kan?, ayo, siapa yang pernah mencicipi?, ha…ha…!!! Just Kidding bro.
Okelah, tak sabar aku menanti gebrakan kita tahun depan.
Mari kita kemon…!!!

Quote:
0
1.9K
15


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan