- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Fenomena sungai BONO di riau
TS
udinsekampung
Fenomena sungai BONO di riau
Assalamualaikum
saye ni asli orang melayu gan,jadi saye boleh lah ye sedikit men share kan keindahan alam di kampong saye
Quote:
Spoiler for BONO STORY:
Bisa berselancar di sungai ??? pertanyaan yang sangat membuncah bagi saya ketika ada tawaran berkunjung ke Pelalawan, … iyaaa, “benar.. ini ada ombak besar sekali sehingga bisa berselancar di sungai” begitu suara dari jauh terdengar melalui telepon genggam, hanya 5 menit perbincangan lewat telpon, namun efeknya lebih dari 5 menit benak saya dipenuhi tanda tanya, seperti apa, bagaimana, satu-satunya yang ada di Indonesia? Mengapa saya baru mengetahuinya saat ini?, fenomena alam luar biasa, fenomena unik, fenomena langka itu ada di sini. Seketika sayapun sudah disibukkan dengan mesin pintar pencari berita, beberapa video berhasil saya temukan di media social, betapa terperangahnya saya, ketika berita ini baru sekarang saya terima, sementara di video itu sudah sejak 2010 para turis asing sudah asik menikmati ombak sungai Kampar, oh Tuhan, ini luar biasa…
Seusai melihat beberapa video yang dikirim melalui telpon genggam, perbincangan dengan teman di Pelalawan saya lanjutkan melalui pesan singkat, baiklah saya terima tawaran menyaksikan ombak Bono. Ya.. “ombak Bono”, terngiang-ngiang di telinga saya, nama yang tak asing lagi bagi masyarakat sungai Kampar, namun begitu asing di telinga saya, tapi tidak lagi mulai detik ini, minggu depan saya akan menyaksikan para peselancar itu menari-nari di atas ombak Bono, seperti yang saya saksikan di video media social di depan mata. Meluncur dengan hempasan ombak, air berderu-deru, teriakan suka cita peselancar, hmmm fenomena setiap bulan yang selalu dinanti bak tamu istimewa di bentangan sungai Kampar, memecah keheningan, mengusik istirahat para unggas di pohon—pohon tepian sungai Kampar.
Quote:
Spoiler for SEJARAH PENEMUAN BONO:
Bono adalah nama yang dikenal sebagai tidal bore yang ada di Riau, ada juga Peroroca di Brazil, Benak di Malaysia, dan Severn Bore di Inggris. Berdasarkan pengamatan para peselancar, ombak Bono di Indonesia ini adalah urutan kedua terbesar setelah Peroroca di Brazil, hebat kaan?
Tahun 2008 peselancar Antony warga negara Perancis menemukan foto Bono Tidal Bore di internet yang diupload pada Program Konservasi harimau Sumatera tahun 2006, melihat foto yang terpampang tersebut, mengundang keingintahuannya untuk mencoba dan memeriksa kondisi lokasi serta kekuatan ombak bono untuk berselancar. Baru pada bulan September tahun 2010 ia datang ke Indonesia dan melakukan uji coba selancar pertama kali. Sepanjang uji coba di dapatkan beberapa titik terbaik, ombak tertinggi yang pernah tercatat adalah 4m, dengan kecepatan berkisar 40-50 km/jam, dan uniknya ombak yang terbentuk sangat panjang dan terus terbentuk sepanjang hampir 26 km pada aliran sungai Kampar.
Sampai saat ini sudah ada sembilan rombongan peselancar mencoba bermain di ombak Bono, antara lain dari negara Perancis, Australia, Jerman, Brazil, Italia, Singapura, Afrika Selatan, Amerika dan juga tak ketinggalan para peselancar Indonesia
Tahun 2008 peselancar Antony warga negara Perancis menemukan foto Bono Tidal Bore di internet yang diupload pada Program Konservasi harimau Sumatera tahun 2006, melihat foto yang terpampang tersebut, mengundang keingintahuannya untuk mencoba dan memeriksa kondisi lokasi serta kekuatan ombak bono untuk berselancar. Baru pada bulan September tahun 2010 ia datang ke Indonesia dan melakukan uji coba selancar pertama kali. Sepanjang uji coba di dapatkan beberapa titik terbaik, ombak tertinggi yang pernah tercatat adalah 4m, dengan kecepatan berkisar 40-50 km/jam, dan uniknya ombak yang terbentuk sangat panjang dan terus terbentuk sepanjang hampir 26 km pada aliran sungai Kampar.
Sampai saat ini sudah ada sembilan rombongan peselancar mencoba bermain di ombak Bono, antara lain dari negara Perancis, Australia, Jerman, Brazil, Italia, Singapura, Afrika Selatan, Amerika dan juga tak ketinggalan para peselancar Indonesia
Quote:
Spoiler for CARA MENUJU KE BONO:
Perjalanan dari Jakarta menuju Pekanbaru hanya di tempuh selama 1 jam 40 menit, sesaat saja saya rasanya sudah tiba di bandara udara Sultan Syarif kasim II, tujuan berikutnya adalah Pangkalan Kerinci
Pangkalan kerinci, ibukota kabupaten Pelalawan, berjarak 70km dari Pekanbaru. Sebagai pusat Pemerintahan, Industri dan Perdagangan kota ini bisa ditempuh dengan berkendaraan selama 1.5 jam saja dengan kondisi semulus jalan tol. Banyak hotel sederhana maupun hotel berkelas tersedia di kota ini, namun ada baiknya memilih di pusat kota, karena Pangkalan Kerinci terkenal juga dengan sajian kuliner khasnya, malam hari sangat ramai di sepanjang jalan Lintas Timur dengan aneka pilihan menu berbagai daerah, warung makan padang, pecel lele, masakan aceh, ataupun menu khas sempedas patin , maupun ikan salai tersaji sepanjang malam
Namun jangan kuatir, apabila tidak ada kendaraan pribadi menuju Pangkalan Kerinci, tempat ini bisa ditempuh dengan sangat mudah, dari bandara dilanjutkan dengan naik ojek ataupun taksi menuju daerah Simpang Raya, tempat mangkalnya colt, dan hanya dengan membayar Rp 20.000 saja kita sudah tiba di Pangkalan kerinci.
Lalu dimanakah kita bisa menjumpai sang Bono?, Bono bisa kita jumpai di Sungai Kampar yang masuk wilayah kelurahan Kuala Kampar, namun kita bisa bermalam di Teluk Meranti, dari Pangkalan Kerinci menuju Teluk Meranti bisa di tempuh dengan berbagai cara, bisa menggunakan travel dengan tarif Rp 70.000, bisa juga dengan menggunakan speed boat dari dermaga jembatan kualo, dengan tarif Rp 150.000.
Namun kali ini saya memilih menggunakan kendaraan pribadi, di kanan dan kiri pemandangan tak lepas dari berkilometer deretan kebun sawit, sesekali kita bisa menemukan pengolahan batu bata di tepi jalan, atau berpapasan dengan truk pengangkut kayu, karena daerah ini dikenal sebagai sumber pengolahan pulp. Satu jam perjalanan dilewati dengan aspal mulus, perjalanan berikutnya dilalui dengan kondisi tanah tanpa aspal, sehingga jarak tempuh 100 km ini bisa membengkak menjadi 3-4 jam.
Tiba di Teluk Meranti sore hari, cukup padat dengan pemukiman penduduk, berada langsung berbatasan dengan sungai Kampar, suasana khas rumah panggung bangunan melayu, kantor Kelurahan, Puskesmas, TPA, saling bersebelahan, di depannya halaman rumput luas dan halaman bersemen bergaris sebagai lapangan badminton, disampingnya lagi berdiri pula bangunan panggung sebagai bangunan serba guna berwarna kuning dengan bentuk ujung atap selembayung, selembayung ini ukiran berbentuk lebah begayut (lebah bergantung) khas rumah melayu di Pelalawan, dan hampir semua kantor pemerintahan menggunakan selembayung ini pada atapnya.
Pemukiman penduduk di teluk Meranti kini banyak di sulap menjadi penginapan sederhana, sebagai bentuk kesiapan masyarakat terhadap menyambut hadirnya para tamu yang datang menyaksikan Bono, karena sejak 2010 saat musim Bono dan hadirnya para peselancar, mengundang banyak keingintahuan masyarakat, hal ini menjadi daya tarik wisata tersendiri di daerah ini, para wisatawan dalam dan luar nageri berbondong-bondong ingin menyaksikan hadirnya peselancar yang bermain di Bono.
Pangkalan kerinci, ibukota kabupaten Pelalawan, berjarak 70km dari Pekanbaru. Sebagai pusat Pemerintahan, Industri dan Perdagangan kota ini bisa ditempuh dengan berkendaraan selama 1.5 jam saja dengan kondisi semulus jalan tol. Banyak hotel sederhana maupun hotel berkelas tersedia di kota ini, namun ada baiknya memilih di pusat kota, karena Pangkalan Kerinci terkenal juga dengan sajian kuliner khasnya, malam hari sangat ramai di sepanjang jalan Lintas Timur dengan aneka pilihan menu berbagai daerah, warung makan padang, pecel lele, masakan aceh, ataupun menu khas sempedas patin , maupun ikan salai tersaji sepanjang malam
Namun jangan kuatir, apabila tidak ada kendaraan pribadi menuju Pangkalan Kerinci, tempat ini bisa ditempuh dengan sangat mudah, dari bandara dilanjutkan dengan naik ojek ataupun taksi menuju daerah Simpang Raya, tempat mangkalnya colt, dan hanya dengan membayar Rp 20.000 saja kita sudah tiba di Pangkalan kerinci.
Lalu dimanakah kita bisa menjumpai sang Bono?, Bono bisa kita jumpai di Sungai Kampar yang masuk wilayah kelurahan Kuala Kampar, namun kita bisa bermalam di Teluk Meranti, dari Pangkalan Kerinci menuju Teluk Meranti bisa di tempuh dengan berbagai cara, bisa menggunakan travel dengan tarif Rp 70.000, bisa juga dengan menggunakan speed boat dari dermaga jembatan kualo, dengan tarif Rp 150.000.
Namun kali ini saya memilih menggunakan kendaraan pribadi, di kanan dan kiri pemandangan tak lepas dari berkilometer deretan kebun sawit, sesekali kita bisa menemukan pengolahan batu bata di tepi jalan, atau berpapasan dengan truk pengangkut kayu, karena daerah ini dikenal sebagai sumber pengolahan pulp. Satu jam perjalanan dilewati dengan aspal mulus, perjalanan berikutnya dilalui dengan kondisi tanah tanpa aspal, sehingga jarak tempuh 100 km ini bisa membengkak menjadi 3-4 jam.
Tiba di Teluk Meranti sore hari, cukup padat dengan pemukiman penduduk, berada langsung berbatasan dengan sungai Kampar, suasana khas rumah panggung bangunan melayu, kantor Kelurahan, Puskesmas, TPA, saling bersebelahan, di depannya halaman rumput luas dan halaman bersemen bergaris sebagai lapangan badminton, disampingnya lagi berdiri pula bangunan panggung sebagai bangunan serba guna berwarna kuning dengan bentuk ujung atap selembayung, selembayung ini ukiran berbentuk lebah begayut (lebah bergantung) khas rumah melayu di Pelalawan, dan hampir semua kantor pemerintahan menggunakan selembayung ini pada atapnya.
Pemukiman penduduk di teluk Meranti kini banyak di sulap menjadi penginapan sederhana, sebagai bentuk kesiapan masyarakat terhadap menyambut hadirnya para tamu yang datang menyaksikan Bono, karena sejak 2010 saat musim Bono dan hadirnya para peselancar, mengundang banyak keingintahuan masyarakat, hal ini menjadi daya tarik wisata tersendiri di daerah ini, para wisatawan dalam dan luar nageri berbondong-bondong ingin menyaksikan hadirnya peselancar yang bermain di Bono.
Quote:
Spoiler for GO TO THE BONO:
Bergegas bangun di pagi hari, suara kipas angin berderu-deru seketika berhenti, yaa berarti sudah pukul 6 pagi, karena disini listrik hanya menyala dari jam 5 sore hingga jam 6 pagi, saya bergegas menuju jendela, menghirup udara pagi, dari sebuah penginapan kayu sederhana, dari jendela ini saya bisa menyaksikan panorama sungai Kampar, matahari terbit, hilir mudik perahu nelayan dan aktivitas pagi penduduk setempat, luar biasa! Hanya kata itu yang bisa saya tuliskan.
Quote:
Spoiler for I LOVE RIAU:
Quote:
Spoiler for SUMBER:
[URL=[URL=""http://raiyani.net/articles/berburu-ombak-bono-di-teluk-meranti/""]"http://raiyani.net/articles/berburu-ombak-bono-di-teluk-meranti/"[/URL]][/URL]
Spoiler for CENDOL:
yang berkenan kasih ane ya gan
Diubah oleh udinsekampung 03-01-2014 16:05
0
2.4K
Kutip
8
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan