- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
5 Cerita Sederhana Yang Menyentuh Hati


TS
warrenroland
5 Cerita Sederhana Yang Menyentuh Hati


Jadilah seorang kaskuser yang baik dengan menghargai jerih payah TS





Quote:
5 Cerita Sederhana Yang Menyentuh Hati
Quote:
Dengan segala kemudahan yang diperoleh di jaman modern ini. Cenderung orang-orang lupa akan bersyukur dan melakukan perbuatan yang baik. Lihat saja bagaimana update berita yang kita lihat dan dengar setiap hari. Mulai dari pemerkosaan, pembunuhan, perampokan, perceraian, semua menandakan bahwa manusia lupa bersyukur atas keadaannya, dan kemudian berontak dengan cara yang salah sehingga memperparah keadaan.
Quote:

Apabila Agan mulai lupa bagaimana cara bersyukur, kami punya 5 cerita yang akan membuat Agan benar-benar mensyukuri hidup saat ini.
Quote:
Cinta itu tumbuh di camp konsentrasi

Pernah mendengar cam konsentrasi di film-film perang dunia atau bersettingkan pergolakan Nazi? Nah, miris kan melihat camp-camp tersebut. Semua orang serba menderita dan sengsara hidup di dalam camp. Ada yang sakit-sakitan, dan bahkan ada yang hidupnya berakhir karena tak kuat menderita. Tetapi, keajaiban cinta tak pernah kalah oleh penyiksaan tersebut.
Mau tahu buktinya? Adalah Luigi Pedutto dan Mokryna Yurzuk, saling jatuh cinta saat tahun 1944 dipertemukan di camp konsentrasi milik Hitler. Lugi adalah seorang tahanan perang berdarah Italia, sedangkan Mokryna berdarah Ukraina. Bertahun-tahun mereka hidup di camp konsentrasi, sengsara dan menderita. Pun demikian cinta mereka lebih kuat dari segalanya, sehingga mereka berjanji untuk tetap bertahan demi cinta mereka.
Begitu Hitler ditundukkan, Luigi justru dipulangkan ke negaranya di Italia dan berulang kali ditolak saat mengajukan visa kembali ke Rusia. Mokryna sendiri, harus tetap berada di Rusia dan menunggu kekasihnya menjemput.
Mereka berpisah selama 60 tahun, dengan cinta yang tak pernah berkurang dan justru bertambah besar. Keinginan keduanya untuk bertemu selalu menjadi semangat hidup, dan mendorong keduanya melakukan usaha ini itu. Hingga akhirnya tahun 2004, Luigi menuliskan surat pada sebuah stasiun televisi di Rusia. Program acara tersebutlah yang akhirnya mempertemukan keduanya. Dan setelah 60 tahun terpisah, cinta sejati itu bertemu kembali. Tak ada yang berkurang, tak ada yang saling melupakan. Cinta mereka tetap utuh!

Pernah mendengar cam konsentrasi di film-film perang dunia atau bersettingkan pergolakan Nazi? Nah, miris kan melihat camp-camp tersebut. Semua orang serba menderita dan sengsara hidup di dalam camp. Ada yang sakit-sakitan, dan bahkan ada yang hidupnya berakhir karena tak kuat menderita. Tetapi, keajaiban cinta tak pernah kalah oleh penyiksaan tersebut.
Mau tahu buktinya? Adalah Luigi Pedutto dan Mokryna Yurzuk, saling jatuh cinta saat tahun 1944 dipertemukan di camp konsentrasi milik Hitler. Lugi adalah seorang tahanan perang berdarah Italia, sedangkan Mokryna berdarah Ukraina. Bertahun-tahun mereka hidup di camp konsentrasi, sengsara dan menderita. Pun demikian cinta mereka lebih kuat dari segalanya, sehingga mereka berjanji untuk tetap bertahan demi cinta mereka.
Begitu Hitler ditundukkan, Luigi justru dipulangkan ke negaranya di Italia dan berulang kali ditolak saat mengajukan visa kembali ke Rusia. Mokryna sendiri, harus tetap berada di Rusia dan menunggu kekasihnya menjemput.
Mereka berpisah selama 60 tahun, dengan cinta yang tak pernah berkurang dan justru bertambah besar. Keinginan keduanya untuk bertemu selalu menjadi semangat hidup, dan mendorong keduanya melakukan usaha ini itu. Hingga akhirnya tahun 2004, Luigi menuliskan surat pada sebuah stasiun televisi di Rusia. Program acara tersebutlah yang akhirnya mempertemukan keduanya. Dan setelah 60 tahun terpisah, cinta sejati itu bertemu kembali. Tak ada yang berkurang, tak ada yang saling melupakan. Cinta mereka tetap utuh!
Quote:
Kisah dua bersaudara di Syria

Beberapa waktu lalu terjadi peperangan sengit di Syria, di mana saat itu roket dan bom berjatuhan dari langit menghancurkan segalanya. Dan saat roket menyerang sebuah perkampungan, adalah Abdulrahman, anak berusia 11 tahun yang terluka dan membutuhkan amputasi sesegera mungkin.
Kehilangan semua keluarganya, Omar, 24 tahun yang juga kakak Abdulrahman memutuskan tak akan membiarkan keluarga satu-satunya itu juga menjadi korban perang. Dengan sisa tenaga yang dimilikinya, ia membimbing adiknya keluar dari zona perang dan demi menyelamatkan nyawa keduanya.
Sederhana saja, Omar menggendong adiknya di punggung dan berjalan menuju Turki. Perang sungguh kejam, dalam beberapa minggu saja, Turki juga menjadi wilayah peperangan. Pun demikian Omar tak putus asa. Ia tetap menggendong adiknya dan berusaha lari dari kebengisan senjata api.
Atas keberanian dan kecintaan Omar, Abdulrahman berhasil selamat dan hingga kini tetap hidup sekalipun harus melewati amputasi kaki.

Beberapa waktu lalu terjadi peperangan sengit di Syria, di mana saat itu roket dan bom berjatuhan dari langit menghancurkan segalanya. Dan saat roket menyerang sebuah perkampungan, adalah Abdulrahman, anak berusia 11 tahun yang terluka dan membutuhkan amputasi sesegera mungkin.
Kehilangan semua keluarganya, Omar, 24 tahun yang juga kakak Abdulrahman memutuskan tak akan membiarkan keluarga satu-satunya itu juga menjadi korban perang. Dengan sisa tenaga yang dimilikinya, ia membimbing adiknya keluar dari zona perang dan demi menyelamatkan nyawa keduanya.
Sederhana saja, Omar menggendong adiknya di punggung dan berjalan menuju Turki. Perang sungguh kejam, dalam beberapa minggu saja, Turki juga menjadi wilayah peperangan. Pun demikian Omar tak putus asa. Ia tetap menggendong adiknya dan berusaha lari dari kebengisan senjata api.
Atas keberanian dan kecintaan Omar, Abdulrahman berhasil selamat dan hingga kini tetap hidup sekalipun harus melewati amputasi kaki.
Quote:
Pemulung adopsi 30 bayi terlantar

Banyak orang yang tega membuang bayi yang masih hidup dengan banyak alasan. Malu karena sang bayi lahir di luar pernikahan, atau.. takut karena tidak punya biaya untuk menghidupi sang bayi. Tapi tahukah Agan, seorang pemulung di China mampu mengadopsi 30 bayi yang dibuang. Inilah kebesaran hati Tuhan yang kadang tak mampu dirasakan semua orang.
Nama wanita ini adalah Lou Xiaoying, usianya saat ini 88 tahun. Pekerjaannya adalah pemulung sampah, suami Lou Xiaoying telah meninggal 17 tahun yang lalu. Keadaan hidup yang sulit dan keterbatasan ekonomi tidak mengecilkan hati Lou Xiaoying untuk berbuat baik pada sesama manusia. Dia telah mengadopsi 30 bayi sejak tahun 1972.
Walaupun usianya sudah menua, kebaikan hati Lou Xiaoying tidak surut dimakan usia. Anak adopsi yang paling muda saat ini berusia enam tahun, namanya Zhang Qilin. Lou Xiaoying menemukan bayi tersebut di tempat sampah. Dengan kondisi yang lemah, wanita itu membawa sang bayi ke rumahnya yang sangat kecil untuk dirawat. "Kini dia sudah menjadi anak yang sehat dan bahagia," ujar Lou Xiaoying.
Sementara itu, anak adopsi pertama ditemukan Lou Xiaoying di jalan, seorang bayi perempuan. "Ia terbaring di antara sampah di jalan, terlantar," kenang wanita tua itu. Dengan keterbatasan Tidak semua bayi yang ditemukan dan dirawat Lou Xiaoying terus bersamanya hingga dewasa. Beberapa di antara mereka diadopsi keluarga yang lebih mampu.
"Saya tidak mengerti mengapa orang-orang tega meninggalkan bayi selemah itu di jalan," ujar Lou Xiaoying. Baginya, bayi-bayi tersebut adalah makhluk hidup yang berharga, mereka seharusnya mendapat kasih sayang dan cinta.
Kisah ini mulai menyebar ke seluruh China dan mendapat perhatian dunia. Seseorang yang menaruh simpati pada kisah ini Seseorang yang simpatik terhadap Lou mengatakan bahwa pemerintah, sekolah, dan masyarakat China yang tak berbuat apa-apa seharusnya malu pada Lou. “Dia tak punya uang atau kekuasaan, tetapi mampu menyelamatkan anak-anak dari kematian dan kondisi yang lebih parah,” ungkapnya.
Kisah nyata ini membuktikan bahwa kebaikan hati seseorang tidak dapat dinilai dengan materi. Seorang pemulung sampah yang kehidupannya sulit bisa memiliki hati semulia emas.
Jadilah manusia yang berguna untuk orang lain. Jangan menunggu materi atau kesempatan. Hati mulia yang akan menuntun Agan.

Banyak orang yang tega membuang bayi yang masih hidup dengan banyak alasan. Malu karena sang bayi lahir di luar pernikahan, atau.. takut karena tidak punya biaya untuk menghidupi sang bayi. Tapi tahukah Agan, seorang pemulung di China mampu mengadopsi 30 bayi yang dibuang. Inilah kebesaran hati Tuhan yang kadang tak mampu dirasakan semua orang.
Nama wanita ini adalah Lou Xiaoying, usianya saat ini 88 tahun. Pekerjaannya adalah pemulung sampah, suami Lou Xiaoying telah meninggal 17 tahun yang lalu. Keadaan hidup yang sulit dan keterbatasan ekonomi tidak mengecilkan hati Lou Xiaoying untuk berbuat baik pada sesama manusia. Dia telah mengadopsi 30 bayi sejak tahun 1972.
Walaupun usianya sudah menua, kebaikan hati Lou Xiaoying tidak surut dimakan usia. Anak adopsi yang paling muda saat ini berusia enam tahun, namanya Zhang Qilin. Lou Xiaoying menemukan bayi tersebut di tempat sampah. Dengan kondisi yang lemah, wanita itu membawa sang bayi ke rumahnya yang sangat kecil untuk dirawat. "Kini dia sudah menjadi anak yang sehat dan bahagia," ujar Lou Xiaoying.
Sementara itu, anak adopsi pertama ditemukan Lou Xiaoying di jalan, seorang bayi perempuan. "Ia terbaring di antara sampah di jalan, terlantar," kenang wanita tua itu. Dengan keterbatasan Tidak semua bayi yang ditemukan dan dirawat Lou Xiaoying terus bersamanya hingga dewasa. Beberapa di antara mereka diadopsi keluarga yang lebih mampu.
"Saya tidak mengerti mengapa orang-orang tega meninggalkan bayi selemah itu di jalan," ujar Lou Xiaoying. Baginya, bayi-bayi tersebut adalah makhluk hidup yang berharga, mereka seharusnya mendapat kasih sayang dan cinta.
Kisah ini mulai menyebar ke seluruh China dan mendapat perhatian dunia. Seseorang yang menaruh simpati pada kisah ini Seseorang yang simpatik terhadap Lou mengatakan bahwa pemerintah, sekolah, dan masyarakat China yang tak berbuat apa-apa seharusnya malu pada Lou. “Dia tak punya uang atau kekuasaan, tetapi mampu menyelamatkan anak-anak dari kematian dan kondisi yang lebih parah,” ungkapnya.
Kisah nyata ini membuktikan bahwa kebaikan hati seseorang tidak dapat dinilai dengan materi. Seorang pemulung sampah yang kehidupannya sulit bisa memiliki hati semulia emas.
Jadilah manusia yang berguna untuk orang lain. Jangan menunggu materi atau kesempatan. Hati mulia yang akan menuntun Agan.
Quote:
Petugas kebersihan yang berhasil kuliah di Harvard

Di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Jutaan orang mengejar impian agar bisa kuliah di salah satu universitas terbaik dunia, Universitas Harvard. Sayangnya, tidak semua orang berhasil memperoleh kesempatan itu. Ashley Dawn Loggins, seorang gadis miskin dan tunawisma berhasil mendapatkan beasiswa di universitas bergengsi tersebut. Inilah kisah yang bisa menjadi inspirasi kita semua.
Ditinggal Orang Tua Sejak Kecil
Ashley Dawn Loggins tahun ini berusia 18 tahun. Namanya terkenal sejak dia diberitakan diterima sebagai mahasiswi Harvard untuk tahun pendidikan 2016. Masa kecil gadis berkacamata ini sangat memprihatinkan. Ashley kecil mendapat penolakan dari orang tuanya yang merupakan pecandu narkoba, dia sering mendapat perlakuan kasar dan tinggal di lingkungan tak sehat yang dipenuhi pengguna narkoba. "Saya melihat keluarga saya hidup dari satu tagihan (hutang) ke tagihan yang lain," ujar Ashley dikutip dari Dailymail. Hingga akhirnya, kedua orang tua meninggalkan Ashley begitu saja.
Kemudian Ashley tinggal bersama nenek yang menyayanginya. Walau begitu, kehidupan Ashley tetap miskin dan tidak diajarkan pentingnya kebersihan. Saat sekolah, Ashley jarang sekali mandi. Dia dan kakak laki-lakinya harus berjalan jauh ke taman kota membawa ember untuk mendapatkan air gratis. Gadis ini harus memakai pakaian yang sama setiap hari selama berbulan-bulan. Sehingga tidak heran jika teman-temannya sering mengejek Ashley dengan panggilan jelek atau bodoh. Jika sudah begitu Ashley akan pulang sekolah sambil menangis setiap hari.
Dari Gelandangan Menuju Harvard
Saat SMA, penasihat sekolah, Robyn Putnam memberi jalan yang membawa perubahan bagi Ashley. Selain diberi pakaian, penasihat sekolah tersebut menyarankan agar Ashley mengejar ketinggalan pelajaran sekolah secara online. Agar bisa membiayai keperluan hidup sehari-hari, Mr Putman memberi Ashley pekerjaan sebagai petugas kebersihan sekolah dan diizinkan tinggal di sekolah. Ashley harus memastikan kelas, toilet dan semua ruangan sekolah bersih sebelum pelajaran dimulai.
Walaupun awalnya berat dan merasa malu, Ashley segera beradaptasi. Dengan penghasilan dan kehidupan yang lebih baik, Ashley bisa terus berprestasi, semua nilai ujiannya selalu A. Tidak ada yang sia-sia dari sebuah kerja keras. Pada akhir masa SMA, Ashley mendaftarkan diri di empat universitas dan semua menerimanya, termasuk Universitas Harvard. Ashley akan mendapat beasiswa penuh dan tempat tinggal selama kuliah, tetapi perjuangannya masih belum selesai karena dia harus membeli sendiri berbagai buku dan keperluan sehari-hari.
Ingin Membantu Orang Lain
"Rasanya luar biasa karena saya telah menyelesaikan semua ini dengan kerja keras dan bisa mencapainya," ujar Ashley sambil menangis bahagia dalam wawancara bersama CNN. Gadis ini tidak lupa berterima kasih pada semua orang yang telah membantunya. Ashley juga tidak lupa untuk berbagi pada anak-anak lain yang bernasib sama atau lebih buruk darinya untuk mendapat pendidikan. Dia memiliki rencana untuk mendirikan sebuah yayasan non laba untuk saling membantu. "Satu-satunya cara untuk keluar dari kemiskinan adalah pendidikan," ujarnya.
Selama setiap orang memiliki impian, mereka pasti bisa mewujudkannya. Tidak alasan untuk tidak mewujudkan impian. Semua itu tergantung pada Agan, bukan pada orang lain, demikian pesan Ashley.

Di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Jutaan orang mengejar impian agar bisa kuliah di salah satu universitas terbaik dunia, Universitas Harvard. Sayangnya, tidak semua orang berhasil memperoleh kesempatan itu. Ashley Dawn Loggins, seorang gadis miskin dan tunawisma berhasil mendapatkan beasiswa di universitas bergengsi tersebut. Inilah kisah yang bisa menjadi inspirasi kita semua.
Ditinggal Orang Tua Sejak Kecil
Ashley Dawn Loggins tahun ini berusia 18 tahun. Namanya terkenal sejak dia diberitakan diterima sebagai mahasiswi Harvard untuk tahun pendidikan 2016. Masa kecil gadis berkacamata ini sangat memprihatinkan. Ashley kecil mendapat penolakan dari orang tuanya yang merupakan pecandu narkoba, dia sering mendapat perlakuan kasar dan tinggal di lingkungan tak sehat yang dipenuhi pengguna narkoba. "Saya melihat keluarga saya hidup dari satu tagihan (hutang) ke tagihan yang lain," ujar Ashley dikutip dari Dailymail. Hingga akhirnya, kedua orang tua meninggalkan Ashley begitu saja.
Kemudian Ashley tinggal bersama nenek yang menyayanginya. Walau begitu, kehidupan Ashley tetap miskin dan tidak diajarkan pentingnya kebersihan. Saat sekolah, Ashley jarang sekali mandi. Dia dan kakak laki-lakinya harus berjalan jauh ke taman kota membawa ember untuk mendapatkan air gratis. Gadis ini harus memakai pakaian yang sama setiap hari selama berbulan-bulan. Sehingga tidak heran jika teman-temannya sering mengejek Ashley dengan panggilan jelek atau bodoh. Jika sudah begitu Ashley akan pulang sekolah sambil menangis setiap hari.
Dari Gelandangan Menuju Harvard
Saat SMA, penasihat sekolah, Robyn Putnam memberi jalan yang membawa perubahan bagi Ashley. Selain diberi pakaian, penasihat sekolah tersebut menyarankan agar Ashley mengejar ketinggalan pelajaran sekolah secara online. Agar bisa membiayai keperluan hidup sehari-hari, Mr Putman memberi Ashley pekerjaan sebagai petugas kebersihan sekolah dan diizinkan tinggal di sekolah. Ashley harus memastikan kelas, toilet dan semua ruangan sekolah bersih sebelum pelajaran dimulai.
Walaupun awalnya berat dan merasa malu, Ashley segera beradaptasi. Dengan penghasilan dan kehidupan yang lebih baik, Ashley bisa terus berprestasi, semua nilai ujiannya selalu A. Tidak ada yang sia-sia dari sebuah kerja keras. Pada akhir masa SMA, Ashley mendaftarkan diri di empat universitas dan semua menerimanya, termasuk Universitas Harvard. Ashley akan mendapat beasiswa penuh dan tempat tinggal selama kuliah, tetapi perjuangannya masih belum selesai karena dia harus membeli sendiri berbagai buku dan keperluan sehari-hari.
Ingin Membantu Orang Lain
"Rasanya luar biasa karena saya telah menyelesaikan semua ini dengan kerja keras dan bisa mencapainya," ujar Ashley sambil menangis bahagia dalam wawancara bersama CNN. Gadis ini tidak lupa berterima kasih pada semua orang yang telah membantunya. Ashley juga tidak lupa untuk berbagi pada anak-anak lain yang bernasib sama atau lebih buruk darinya untuk mendapat pendidikan. Dia memiliki rencana untuk mendirikan sebuah yayasan non laba untuk saling membantu. "Satu-satunya cara untuk keluar dari kemiskinan adalah pendidikan," ujarnya.
Selama setiap orang memiliki impian, mereka pasti bisa mewujudkannya. Tidak alasan untuk tidak mewujudkan impian. Semua itu tergantung pada Agan, bukan pada orang lain, demikian pesan Ashley.
Quote:
Lanjut Dibawah Gan!


Diubah oleh warrenroland 02-02-2014 04:24
0
15.8K
Kutip
236
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan