- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
10 Film Indonesia yang Eksis di Festival Internasional


TS
andymardiano
10 Film Indonesia yang Eksis di Festival Internasional
SELAMAT DATANG
SILAHKAN

Quote:
film nasional semakin beragam dengan kehadiran film-film indie yang mendunia ke berbagai festival film internasional. beberpa film yang tayang di bioskop juga sempat masuk festival di luar negeri. Berikut ini beberapa diantaranya!
Spoiler for film nasional 1:

Vakansi Yang Janggal dan Penyakit Lainnya

Film garapan Yosep Anggi Noen, bertajuk 'Vakansi yang Janggal dan Penyanyikit Lainnya', masih terus menjadi buah bibir hingga akhir tahun 2013. Film mengisahkan Ning (Christy Mahanani) yang bekerja ke toko mebel dan sang suami, Jarot (Joned Suryatmoko) yang kalut sebagai pengangguran. Sementara Ning, seakan tidak perduli dengan terus berselingkuh. Film ini sudah diputar di 24 tempat di seluruh dunia.
Dengan latar belakang Kota Yogyakarta, 'Vakansi yang Janggal dan Penyakit lainnya' juga berhasil eksis di 20 festival film internasional sejak kemunculannya tahun 2012. Salah satu yang paling baru adalah Vancouver International Film Festival dalam sesi Dragon and Tigers Competition yang mana merupakan eksisbi film terbesar se-Asia Pasific dan cukup diperhitungkan di dunia.
Selain itu tujuh festival film internasional lainnya yang menyeleksi film 'Vakansi yang Janggal' adalah Rio de Janeiro (Brasil), Busan (Korea Selatan), Mumbai (India), Hongkong Asian Film Festival (China), Stockholm (Swedia), Jogja Netpac Film Festival (Indonesia) dan Rotterdam (Belanda).
Spoiler for Film nasional 2:

Belenggu

Film thriller karya sutradara Upi 'Belenggu' kembali mendapatkan kesempatan untuk ditonton publik internasional. Mereka mendapat undangan ke Far East Film Festival di Udine, Italia pada 19 - 27 April.
Sebelum ditayangkan di Udine, 'Belenggu' juga terpilih menjadi official selection di Brussels International Fantastic Film Festival 2013. Film yang dibintangi Abimana Aryasatya itu juga lolos seleksi untuk mengikuti kompetisi di Puchon International Fantastic Film Festival (Pifan) 2012 di Korea Selatan.
Far East Film Festival diselenggarakan sejak 1999 silam. Perhelatan itu diselenggarakan untuk memperkenalkan perfilman Asia kepada publik Eropa, dan pernah disebut sebagai 'Festival Paling Kaya di Eropa'.
Butuh waktu 8 tahun bagi sutradara Upi untuk merealisasikan impiannya membuat film thriller. Penantiannya pun seakan terbayar setelah melihat wajah-wajah puas dari penonton yang mengadiri premiere filmnya.
Spoiler for Fim Nasional 3:

What They Don't Talk About Love When They Talk About Love


Film bercerita tentang seorang gadis tuna netra bernama Fitri (Ayushita) yang bertemu dengan seorang tuna rungu, Edo (Nicholas Saputra). Jika saja Fitri bisa melihat dan Edo bisa mendengar, mereka mungkin sudah saling jatuh cinta sejak lama. Ada juga cerita tentang Diana yang hanya mampu melihat dalam jarak dua sentimeter. Padahal, yang didambakan oleh Diana hanyalah momen pertama ia mendapatkan menstruasi yang tak kunjung datang.
Dari penggalan itu lah kemudian 'What They Don't Talk About Love When They Talk About Love' berhasil menjadi film Indonesia pertama yang ikut bersaing di Sundance Film Festival 2013.
Bahkan beragam festival kelas satu lainnya pun tak mau kalah bergantian memasukkan 'What They Don't Talk About Love When They Talk About Love' sebagai daftar film mereka, di antaranya, 'World Dramatc Competition 2013', Rotterdam Internasional Film Festival 2013, dan Goteborg Internasional Film Festival 2013.
Tak hanya dari segi alur cerita dan gambar, departemen penataan musik juga mendapatkan penghargaan tertingginya. Yaitu, mendapatkan gelar 'Best Music' dari Asia Pasicif Film Festival yang digelar tanggal 15 Desember kemarin.
Spoiler for Fim Nasional 4:

Jalanan

Film dokumenter 'Jalanan' terpilih menjadi 'Film Dokumenter Terbaik' setelah mengalahkan 11 film dokumenter lain di Busan International Film Festival (BIFF) di Korea. Dan sekaligus memecah 'telor' dengan kemenangan pertama film Indonesia selama 18 tahun sejarah festival film di Busan.
Film arahan Daniel Viz itu menceritakan keseharian Boni, Titi dan Ho, yang sehari-harinya mengamen di bis kota. Film ini menggambarkan dari dekat perjuangan mereka di belantara beton Jakarta, dengan gaya yang ‘nyeleneh’ dalam menyikapi tantangan hidup, dan di saat yang sama memperlihatkan wajah ibukota yang garang, tapi sekaligus jenaka dan apa adanya.
'Jalanan' pertama kali di Indonesia di Ubud Writers & Readers Festival, di layar tancap di halaman Museum Antonio Blanco, Bali. Selain itu, 'Jalanan' dijadwalkan tayang di bioskop-bioskop di Indonesia pada awal 2014.
Spoiler for Fim Nasional 5:

Sang Martir

'Sang Martir' berhasil mengalahkan 11 film Indonesia yang berlaga dalam ajang ASEAN International Film Fesival & Awards (AIFFA) 2013 pada Maret lalu. Dengan mendapatkan kategori 'Best Editing', 'Sang Martir' berhasil mengalahkan Filipina dan Thailand.
Film garapan Helfi Kardit Rangga (Adipati Dolken), mahasiswa usia 20 tahun tinggal sejak kecil di panti asuhan bersama adiknya Sarah (Ghina Salsabila). Panti asuhan yang Islami ini milik Haji Rachman (Jamal Mirdad) dan istrinya Hajjah Rosna (Henidar Amroe) yang tidak punya keturunan, dan menjadi orang tua bagi anak-anak Panti Suatu hari, Lili (Widy Vierra) gadis usia 17 tahun dirudapaksa oleh Jerink (Edo Borne) seorang preman wilayah Panti yang dikuasai oleh Rambo (Tio Pakusadewo), kakak Jerink.
Spoiler for Fim Nasional 6:

Atambua 39 Derajat Celcius

Meski dirilis September 2012, film arahan Mira Lesmana dan Riri Riza ini masih berjaya di sejumlah festival film internasional tahun 2013. London Film Festival 2013 dan Best Director di ASEAN Internasional Film Festival & Awards (AIFFA) 2013. Atambua 39 Derajat Celcius menyorot cerita manusia di sisi perbatasan para eksodus dari Timur Leste saat ini setelah 12 tahun referendum.
Spoiler for Fim Nasional 7:

Rectoverso

Film omnibus yang disutradarai lima perempuan, yakni Marcella Zalianty , Rachel Maryam, Cathy Sharon, Olga Lidya, dan Happy Salma itu juga menyumbang penghargaan di internasional untuk perfilman Indonesia. Asean International Film Festival & Awards (AIFFA) 2013 memberikan penghargaan Jury Special Award.
Penghargaan membanggakan lainnya adalah saat Festival De Cannes 2013 dimana 'Rectoverso' mendapat Market Prestige Screening untuk seleksi film screening.
Rectoverso adalah sebuah film omnibus bernuansa cinta yang dirilis pada 14 Februari 2013. Film ini merupakan adaptasi dari album musik karya Dewi "Dee" Lestari berjudul sama yang dirilis pada tahun 2008.
Spoiler for Fim Nasional 8:

Cinta Tapi Beda

Satu lagi film Indonesia yang mengarumkan nama bangsa di ASEAN International Film Festival & Awards (AIFFA) 2013 adalah 'Cinta Tapi Beda'. Film arahan Hestu Saputra ini bercerita mengenai hubungan percintaa antara Cahyo (Reza Nangin) dan Diana (Agni Pratistha) yang berbeda agama. Meskipun berbeda keyakinan, sepertinya cinta antara keduanya cukup serius sehingga memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan.
Film yang penggarapannya dibantu Hanung Bramantyo itu mendapat penghargaan 'Asean Spirit Award' oleh AIFFA 2013.
Spoiler for Fim Nasional 9:

Cita-Citaku Setinggi Tanah

Film Cita-Citaku Setinggi Tanah (CCST) berhasil mencuri perhatian Berlin International Film Festival ke 63 pada 8 Februari 2013 di Berlin, Jerman, setelah terpilih menjadi 5 besar dengan mengalahkan 1500 film yang berpartisipasi.
Film karya Eugene Panji itu bercerita tentang seorang anak kelas 4 SD di Muntilan bernama Agus (Syihab Imam Muttaqin) yang diberi tugas mengarang dengan tema cita-cita. Ketika teman-temannya memiliki cita-cita tinggi, mulai dari menjadi tentara hingga artis, tidak demikian halnya dengan Agus yang hanya bercita-cita ingin makan di restoran Padang.
Spoiler for Fim Nasional 10:

Something In the Way

Ahmad (Reza Rahadian) adalah seorang supir taksi di Jakarta yang kecanduan bacaan maupun video seks, namun tak bisa melampiaskan keinginannya karena tak mampu. Satu-satunya yang bisa dilakukan adalah menikmati sendirian di depan televisi atau bermasturbasi diam-diam.
Kebingungan itu kemudian membuat sutradara Teddy Soeriaatmadja mendapatkan kesempatan untuk memutarnya filmnya di Berlin Internasional Film Festival 2013 dalam program Panorama. 'Something In the Way' juga diputar Jogja Netpac Asia Film Festival.
Quote:
Mari kita dukung perfilman di INDONESIA
Rate
Cendol 

Silahkan di Komeng




Diubah oleh andymardiano 02-01-2014 15:27
0
4K
Kutip
25
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan