Halo selamat malam menjelang tahun baru 2014 gan
Kali ini ane bakal berbagi tentang pengalaman pribadi ane mengenai cantengan. matabelo
Agan agan sekalian tau ga ama cantengan?? atau ga pernah mengalami sendiri cantengan itu gimana??
yah kirakira waktu ane pas smp ane sering banget kena musibah cantengan di kaki jempol ane, yg parah nya lagi dua jempolnya itu kena cantengan juga
beh gan rasa sakitnya itu tiada tara , mau ngapain juga susah gan ribet, mau jalan sakit pake sepatu juga sakit, belum lagi pas keluar nanahnya itu, bahkan sampai2 keluar darahnya.
ane waktu itu ikut paskibra gan, jadi otomtis kan pake sepatu pdl (sepatu hansip) pas pake sepatu itu rasa sakit tiada tara ane rasain belum lgi ama temen ane yg jail gan kaki ane di injek2. yah bayangkan saja rasa sakitnya itu seperti apa gan, ketika membuka sepatunya darah pun mengalir dengan derasnya, bagaikan wanita yg datang bulan, hehehe.
Akhirnya setelah beberapa bulan menderita akhirnya ane memberanikan diri berobat ke dokter, dan akhirnya ane pun di operasi operasi kecil maksudnya jadi operasi kecil itu kan cuman di ambil doang kuku yg terkena cantenganya, jadi sesudah di ambil kukunya ter juga otomatis akan tumbuh kembali
jadi untuk lebih jelasnya lagi mengenai cantengan , ayo kita ke TKP
Quote:
Cantengan (Paronychia)
Paronychia ( cantenagan) adalah infeksi pada lipatan kuku yang disebabkan oleh kuman (bakteri) Streptokokus, ditandai dengan pembengkakan lipatan kuku1.
Paronychia adalah infeksi pada kulit di sekitar kuku jari tangan atau kuku jari kaki. Paronychia biasanya akut, tetapi kasus kronis bisa terjadi. Pada paronychia akut, bakteri (biasanya Staphylococcus aureus atau streptococci) masuk melalui robekan pada kulit diakibatkan dari trauma pada lapisan kuku (lapisan pada kulit keras yang tumpang tindih disisi kuku), hilangnya kutikula, atau iritasi kronis (seperti dari air dan detergent). Pada kaki, infeksi seringkali mulai pada jari kaki yang tumbuh ke dalam1.
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala paronikia Gejala awal paronikia dapat berupa kemerahan dan pembengkakan di sekitar kuku, yang disebut cellulitis. Pada keadaan ini kuku sangat sakit bila disentuh dan, kemudian berlanjut kuku dan/atau kulit menjadi berwarna kuning-hijau, yang menunjukkan bahwa terjadi pengumpulan nanah dibawah kuku dan kulit (disebut abses).
Gejala yang paling sering dan tanda-tanda paronikia, sebagai berikut:
Pembengkakan
Kemerahan
Bernanah
Terasa Nyeri bahkan terasa nyut-nyutan.
Jenis Paronikia
Paronychia akut: Pasien dengan paronychia akut sering hadir dengan riwayat trauma kecil untuk jari kuku atau manipulasi, disengaja atau tidak. Keluhan menyajikan adalah nyeri, nyeri, dan bengkak di salah satu lipatan lateral kuku.
Paronikia Kronis: Umumnya, pasien melaporkan gejala berlangsung 6 minggu atau lebih. Peradangan, nyeri, dan bengkak dapat terjadi secara episodik, seringkali setelah terkena air atau lingkungan yang lembab.
Faktor Penyebab
Penyebab paronychia Akut :
Paronychia akut biasanya terjadi akibat peristiwa traumatis, namun kecil, yang memecah penghalang fisik antara kuku dan kuku, gangguan ini memungkinkan infiltrasi organisme menular.
Paronychia akut dapat disebabkan oleh kondisi yang tampaknya tidak berbahaya, seperti hangnails, atau dari kegiatan, seperti menggigit kuku, mengisap jari, manicuring, atau penempatan kuku buatan.
Staphylococcus aureus merupakan organisme penyebab infeksi yang paling umum. Organisme, seperti Streptococcus dan spesies Pseudomonas, bakteri gram negatif, dan bakteri anaerob adalah organisme penyebab lainnya.
Akut (kronis dan) paronychia juga dapat terjadi sebagai manifestasi dari penyakit lainnya, seperti pemphigus vulgaris. Meskipun kasus keterlibatan kuku di pemphigus vulgaris jarang terjadi, mereka bisa menjadi berat, yang melibatkan beberapa digit dan perdarahan.
Penyebab paronychia kronis:
Penderita alergi
Penderita diabetes
Terutama disebabkan oleh ragi jamur Candida albicans.
Penyebab jarang lainnya dari paronychia kronis termasuk bakteri, infeksi mikobakteri.
Pengobatan
Pengobatan paronychia (paronikia) akut ditentukan oleh tingkat peradangan. Jika abses (pengumpulan nanah dibawah kuku dan kulit) tidak terbentuk, penggunaan kompres air hangat dan merendamkan yang terkena dalam larutan Burow (yaitu, aluminum asetat) atau cuka mungkin efektif. Kasus ringan dapat diobati dengan krim antibiotik atau dengan kombinasi antibiotik topikal dan kortikosteroid seperti betametason (Diprolene) cukup aman dan efektif untuk pengobatan paronychia bakteri akut dan tampaknya mempunyai keuntungan dibandingkan dengan antibiotik topikal saja1.
Pada infeksi yang menetap, dapat merendam dengan air hangat dan bidai pelindung pada bagian yang sakit (menggunakan kasa dan perban). Anak yang menghisap jari dan pasien yang menggigit jari diobati untuk melawan bakteri anaerob dengan terapi antibiotik. Bagaimanapun, Staphylococcus dan Bakteriodes dapat resisten terhadap antibiotik ini. Clindamisin dan kombinasi amoksisilin clavulant efektif untuk melawan bakteri yang terisolasi.
Beberapa ahli merekomendasikan kultur bakteri aerob dan anaerob pada paronychia berat sebelum memulai terapi antibiotik. Ketika terdapat abses dilakukan usaha pembedahan. Jika paronychia didiamkan, pus (nanah) mungkin menyebar kebawah sulkus kuku pada daerah yang berlawanan sehingga mengakibatkan terjadinya abses disekitar kuku. Jika sudah terjadi kasus ini, maka kuku harus diekstraksi unyuk mendrainase pus secara adekuat1