Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad (kanan) didampingi sejumlah wakil ketua KPK Bambang Wijoyanto (kiri), dan jajaran KPK menyampaikan hasil kinerja KPK selama tahun 2013 di Kantor KPK, Jakarta, 30 Desember 2013. Dalam kurun waktu 2013 KPK berhasil melakukan 76 penyelidikan, 102 penyidikan, 40 eksekusi putusan pengadilan dan sebanyak Rp. 1,178 triliyun anggaran yang dimasukan kedalam kas negara dalam bentuk PNBP.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku gencar melakukan operasi tangkap tangan untuk menindak pelaku korupsi.

Sepanjang tahun 2013, KPK melakukan belasan kali tangkap tangan atau hampir tiap bulan.

''Sepanjang 2013, ada OTT (yang dilakukan) KPK sebanyak lebih dari 10, tahun lalu sekitar 10 dan bila dibandingkan tahun 2010 hanya 1 kasus, 2009 ada 2 kasus, 2008 ada 4 kasus, jadi jumlah OTT keseluruhan jauh lebih besar,'' kata Wakil Ketua KPK Bidang Penindakan KPK Bambang Widjojanto dalam laporan akhir tahun di di kantornya, Senin (30/12).

Dia juga menambahkan, pihaknya juga terus melakukan terobosan yang bertujuan untuk makin memberikan efek jera, terapi kejut serta buka peluang lebih besar untuk pengembalian keuangan negara.

Diantaranya dengan penerapan UU Pencucian Uang dihampir semua kasus ditangani KPK.

Terkait penangnan kasus, Bambang mengatakan, tahun ini pihaknya melakukan 76 penyelidikan, 102 perkara (32 perkara limpahan tahun 2012), penunututan 66 perkara (32 limpahan tahun 2012), perkara inkracth sebanyak 34, dan eksekusi 40 perkara.

''Eksekusi juga lebih dari 40 keputusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dan nilainya eksekusi Rp 1,178 triliun yang dimaksukkan ke kas negara dalam bentuk penerimaan bukan pajak dan pengembalian uang negara,'' kata Bambang.

Ketua KPK Abraham Samad menambahkan, pitaknya juga telah menyetor uang ke Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari penanganan perkara tindak pidama korupsi dan gratifikasi sebesar Rp1,196 triliun.

''Sebagai wujud pertanggungjawaban kepada publik dan transparansi kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi, pada kesempatan hari ini, kami sampaikan capaian dan kinerja KPK sepanjang tahun 2013. Pengembalian PNBP dari penanganan TPK dan gratifikasi sebesar Rp1,196 triliun,'' ujar Abraham.

Dia menambahkan, seluruh kegiatan KPK tahun ini dilakukan dengan menggunakan anggaran yang berasal dari APBN. Dari pagu sebesar Rp 703,8 miliar, yang digunakan KPK sebesar Rp 357,6 miliar.

Untuk sarana dan prasarana, lanjut Abraham, pihaknya bersyukur bahwa tahun ini, tepatnya tanggal 9 Desember 2013, telah dilakukan penancapan tiang pancang pembangunan gedung baru.

Sementara, ujar Abraham, untuk sumber daya manusia pada awal 2013, KPK melakukan pengangkatan 26 penyidik yang direkrut dari internal, sehingga total penyidik berjumlah 75 orang.

''Meski masih jauh dari jumlah ideal yang diharapkan, penanganan perkara tetap kami lakukan seoptimal mungkin dengan SDM yang ada. Selain tenaga penyidik, KPK juga merekrut 160 pegawai baru, melalui program Indonesia Memanggil 7. Total pegawai KPK saat ini sebanyak 987 orang,'' katanya.

Dia juga mengaku telah melakukan penindakan terhadap tiga pegawai lembaga yang diduga melakukan pelanggaran kode etik.

''Berkaitan dengan kepegawaian, sepanjang 2013, terdapat tiga kasus dugaan pelanggaran kode etik dan peraturan kepegawaian KPK,'' ujar Ketua KPK Abraham Samad saat menyampaikan laporan akhir tahun di Gedung KPK, Senin (30/12).

Menurutnya, hingga saat ini, ketiganya masih menjalani proses persidangan Dewan Pertimbangan Pegawai (DPP) di internal KPK. Namun saat ditanya pelanggaran apa saja yang diduga dilakukan tiga pegawai tersebut, tidak ada satu pimpinan yang menjawab.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengklaim telah berhasil meningkatkan kinerjanya selama tahun 2013. KPK pun mengatakan telah melakukan sejumlah terobosan dalam memberangus rasuah.

"Di tengah keterbatasan penyidik, sebenarnya ada peningkatan rasio penanganan kasus. Tahun ini ada 70 perkara dibanding tahun sebelumnya hanya 49 perkara," kata Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto saat membacakan laporan akhir capian dan kinerja KPK tahun 2013, di kantor KPK, Jakarta, Senin (30/12/2013) petang.

Lebih jauh, Bambang mengatakan, selain soal peningkatan rasio penanganan perkara, KPK juga melakukan terobosan lain, yakni penggunaan Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan penggunaan hukuman lain, seperti pencabutan hak politik dan penerapan uang pengganti.

"KPK berupaya keras menuntut tersangka dengan tuntutan pidana yang tinggi,"kata Bambang.

Di sisi lain, Bambang menyebut ada triliunan rupiah yang berhasil dikembalikan KPK dalam penerimaan negara bukan pajak dan penanganan perkara.

"Jumlahnya sebesar Rp 1,178 trilun," tegasnya.

Lebih dari itu, dengan jumlah penyidik sebanyak 50 orang, Bambang menyebut, KPK berhasil melakukan 10 operasi tangkap tangan selama 2013. Meski angka OTT pada 2013 sama dengan 2012, Bambang menilai, hal itu sebagai pencapaian yang positif.

"Sebagai contoh, pada 2010 hanya 1 kasus, 2009 hanya 2 kasus, 2008 hanya 4 kasus," ujarnya.

JAKARTA (WIN): Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berhasil menyelamatkan uang negara sebesar Rp1,196 triliun sepanjang 2013. Rinciannya, dari penanganan kasus korupsi sebesar Rp 1,178 triliun dan dari gratifikasi sebesar Rp 18,568 miliar.

Uang hasil penanganan kasus korupsi dan gratifikasi itu sudah disetorkan ke kas negara atau daerah, dan termasuk dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Ketua KPK Abraham Samad mengatakan, penyelematan uang negara itu lebih besar dari anggaran yang didapat KPK senilai Rp703,8 miliar. Dari pagu anggaran, yang digunakan KPK hanya Rp357,6 miliar.

"Seluruh kegiatan KPK tahun ini dilakukan menggunakan dana yang berasal dari APBN. Diberikan dalam pagu sebesar Rp703,8 miliar dan digunakan KPK sebesar Rp 357,6 miliar," kata Abraham Samad di Gedung KPK, Jakarta