Meski menjadi Capres terpilih versi kader PKS, Hidayat Nur Wahid tidak akan bisa menjadi Capres sebenarnya dalam Pemilu 2014 mendatang.

Bahkan, kehadiran Capres PKS itu hanya akan menjadi cheerleaders (penggembira dan pemandu sorak) saja dalam ajang Pemilu 2014.

“Cepres PKS akan gugur sebelum bertanding. Terpilihnya Hidayat Nur Wahid dalam Pemira PKS akan sia sia saja. Sebab Capres PKS siapa pun dia, tidak akan dapat diajukan sebagai Capres dengan syarat PT (parliamentary treshold) 20 persen,” ujar Direktur Eksekutif Political Communication Institute, Heri Budianto kepada LICOM, Senin (30/12/2013).

Posisi Capres PKS yang hanya sebagai penggembira saja dalam Pemilu 2014 mendatang bukan tanpa alasan. Sebab, untuk bisa masuk dalam pendaftaran resmi di KPU saja, Capres PKS dinilai tidak akan bisa. “Bagaimana mau bersaing, bisa masuk Capres resmi versi KPU saja rasa-rasanya sangat berat,” tambah Heri Budianto.

Heri Budianto menambahkan, bukan hanya Hidayat Nur Wahid saja yang akan mengalami kesulitan jika dipertandingkan dengan tokoh Capres yang saat ini dikenal seperti Jokowi, Prabowo Subianto, bahkan dengan Rhoma Irama sekalipun.

“Siapa pun yang menang Pemira, termasuk presiden partainya Anis Matta akan sulit sekali. Kita bicara realitas politik saja, PKS akan sulit menembus angka dua digit dalam pemilihan legislatif dan bagaimana mau mengajukan Capres,” imbuh pengamat politik dari Universitas Mercu Buana ini.

Posisi sulit PKS ini diperparah dengan tersanderanya mantan pucuk pimpinan, Luthfi Hasan Ishaaq dalam skandal suap kuota impor daging sapi.

Seperti diketahui, Hidayat Nur Wahid resmi dumumkan sebagai pemenang dalam pemilihan umum raya (Pemira) Capres PKS. Dengan begitu, Hidayat Nur Wahid merupakan Capres 2014 pilihan para kader PKS.

Ketua Fraksi PKS DPR RI ini unggul dalam pemira Capres PKS. Perolehan suara Hidayat Nur Wahid mengalahkan empat kandidat lainnya yakni Anis Matta, Ahmad Heryawan, Tifatul Sembiring, dan Nur Mahmudi Ismail.