- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Penerus Jenderal Polisi Hoegeng Itu Ternyata Bukan Polisi Tidur Dan Patung Polisi


TS
w124ers
Penerus Jenderal Polisi Hoegeng Itu Ternyata Bukan Polisi Tidur Dan Patung Polisi
Quote:
Penerus Jenderal Polisi Hoegeng Itu Ternyata Bukan Polisi Tidur Dan Patung Polisi Karena Penerus Jenderal Hoegeng Itu Masih Ada
Quote:
By w124ers Dec 22, 2013
Quote:

Quote:
Mantan Presiden Abdurrahman Wahid secara bercanda pernah mengatakan bahwa di negeri ini ada dua polisi yang tidak bisa disuap, yakni pertama “polisi tidur” dan kedua Hoegeng.
Bukan untuk kalangan polisi saja, tetapi masyarakat umum pun dapat belajar dari kisah kehidupan Jenderal Hoegeng, Sang Mantan Kapolri.
Sesungguhnya budaya korupsi itu dapat ditangkal dengan nilai kejujuran, kerja keras, dan kesederhanaan seperti yang tecermin dalam tingkah laku Hoegeng.
Seperti yang terjadi di Jakarta tadi malam (Sabtu, 21 Desember 2013), adalah sikap Inspektur Dua (Ipda) Basuki Rahmat patut diacungi jempol. Perwira pertama yang bertugas di Polsek Tanah Abang ini menolak 'uang bensin' ketika salah seorang warga memintanya membantu mencarikan telepon genggam warga tersebut yang hilang.
Adalah Bobi, nama warga tersebut. Pegawai swasta yang berkantor di bilangan Jl MH Thamrin ini baru menyadari ketika telepon genggam yang biasa berada di saku celananya tidak ada setelah turun dari Bajaj, Sabtu (21/12/2013), sekitar pukul 18.00 WIB.
Bobi akhirnya berpikir bagaimana caranya agar telepon yang berisi data-data pekerjaan dan kerabat itu dapat kembali ke tangannya. Akhirnya, dia mendatangi Polsek Tanah Abang, di Jalan Karet Pasar Baru Barat. Kelurahan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
"Awalnya saya pesimis, apakah polisi mau membantu mencari HP saya yang hilang, di tengah kesibukan anggota Polsek yang fokus menjaga Kamtibmas Natal dan Tahun Baru. Apalagi ini hilang, bukan kecopetan, atau kasus jambret, tetapi ketinggalan di Baja di daerah Sarinah," tulis Bobi dalam surat elektronik yang diterima detikcom, Minggu (22/12/2013).
Sesampainya di Polsek Tanah Abang, Bobi langsung berhadapan dengan Ipda Rahmat. Dia menceritakan peristiwa nahas yang menimpanya itu. Dia pun menjelaskan kondisi telepon genggamnya dimana teknologi GPS tersambung dengan laptopnya.
Ipda Basuki pun akhirnya menyanggupi menolong Bobi. Dia dibantu seorang staf Polsek berkeliling Jakarta mencari telepon genggam dengan menggunakan ojek.
Usaha gigih ketiganya rupanya membuahkan hasil. Sinyal GPS menunjukan posisi telepon tersebut di sebuah kawasan padat penduduk di wilayah Petamburan, sekitar pukul 00.00 WIB.
Bukan untuk kalangan polisi saja, tetapi masyarakat umum pun dapat belajar dari kisah kehidupan Jenderal Hoegeng, Sang Mantan Kapolri.
Sesungguhnya budaya korupsi itu dapat ditangkal dengan nilai kejujuran, kerja keras, dan kesederhanaan seperti yang tecermin dalam tingkah laku Hoegeng.
Seperti yang terjadi di Jakarta tadi malam (Sabtu, 21 Desember 2013), adalah sikap Inspektur Dua (Ipda) Basuki Rahmat patut diacungi jempol. Perwira pertama yang bertugas di Polsek Tanah Abang ini menolak 'uang bensin' ketika salah seorang warga memintanya membantu mencarikan telepon genggam warga tersebut yang hilang.
Adalah Bobi, nama warga tersebut. Pegawai swasta yang berkantor di bilangan Jl MH Thamrin ini baru menyadari ketika telepon genggam yang biasa berada di saku celananya tidak ada setelah turun dari Bajaj, Sabtu (21/12/2013), sekitar pukul 18.00 WIB.
Bobi akhirnya berpikir bagaimana caranya agar telepon yang berisi data-data pekerjaan dan kerabat itu dapat kembali ke tangannya. Akhirnya, dia mendatangi Polsek Tanah Abang, di Jalan Karet Pasar Baru Barat. Kelurahan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
"Awalnya saya pesimis, apakah polisi mau membantu mencari HP saya yang hilang, di tengah kesibukan anggota Polsek yang fokus menjaga Kamtibmas Natal dan Tahun Baru. Apalagi ini hilang, bukan kecopetan, atau kasus jambret, tetapi ketinggalan di Baja di daerah Sarinah," tulis Bobi dalam surat elektronik yang diterima detikcom, Minggu (22/12/2013).
Sesampainya di Polsek Tanah Abang, Bobi langsung berhadapan dengan Ipda Rahmat. Dia menceritakan peristiwa nahas yang menimpanya itu. Dia pun menjelaskan kondisi telepon genggamnya dimana teknologi GPS tersambung dengan laptopnya.
Ipda Basuki pun akhirnya menyanggupi menolong Bobi. Dia dibantu seorang staf Polsek berkeliling Jakarta mencari telepon genggam dengan menggunakan ojek.
Usaha gigih ketiganya rupanya membuahkan hasil. Sinyal GPS menunjukan posisi telepon tersebut di sebuah kawasan padat penduduk di wilayah Petamburan, sekitar pukul 00.00 WIB.
Quote:
Quote:


0
2.4K
Kutip
17
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan