Mereka menjajakan beragam terompet, mulai dari yang kecil hingga yang besar, dari yang bunyinya nyaring hingga yang melengking.
Sayangnya, berdasarkan pengakuan para pedagang, terompet paling bagus bukan buatan lokal melainkan impor dari China.

Andres, salah satu pedagang terompet musiman di tepi Jalan Basuki Rahmat atau Pasar Gembrong, Jakarta Timur, mengakui hal itu. Menurut pemuda 23 tahun itu masyarakat lebih memilih terompet impor yang sangat nyaring saat ditiup.

"Yang paling laku, terompet yang merah ini, paling murah saya jual Rp20 ribu. Kalo yang biasa (lokal), engga terlalu laris, padahal harganya sama," kata Andres sambil menunjuk terompet dagangannya yang buatan China kepada Media Indonesia, Minggu (29/12).

Sepinya minat masyarakat terhadap terompet produksi lokal pun diamini Tini, salah satu pedagang terompet di kawasan Cikini, Jakarta Pusat. Kualitas bagus dan bentuk praktis dinilai menjadi daya tarik terompet impor di mata masyarakat.

"Kalo terompet lokal kadang belum tahun baru udah rusak engga bisa bunyi, tapi kalau yang (terompet) Cina ini bahannya plastik lebih awet, suaranya juga nyaring," ujar ibu tiga orang anak yang telah 5 tahun menjajakan terompet menjelang Tahun Baru.

Ibu 35 tahun itu mengaku penjualan terompet pada H-3 tahun baru 2014 masih bergerak lambat. Namun, dirinya tetap berharap dagangannya ludes terjual hingga tahun baru nanti. Jika tidak, maka terompet dagangannya akan disimpan untuk dijual kembali di tahun depan.

"Mudah-mudahan habis kejual, soalnya barangnya engga bisa dipulangin ke orangnya. Kalau udah begitu, paling juga disimpan di rumah dan nunggu tahun baru lagi untuk dijual lagi," tutup Tini.


http://m.metrotvnews.com/read/news/2...ina-Lebih-Laku


, best komeng of the day