Quote:
Keindahan dan kemegahan Candi Borobudur menjadikan destinasi religi umat Budda ini selalu ramai, terutama saat perayaan Waisak. Namun sayang, wisatawan lokal cenderung lebih senang berfoto dibandingkan mempelajari sejarahnya.
Seperti dikatakan Dedi Supriadi Adhuri, peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Menurutnya, wisatawan lokal cenderung hanya ingin mengambil gambar di dalam candi atau pelataran, tanpa mau mempelajari sejarah candi terbesar di dunia versi Guinnes World Records itu.
“Kebanyakan wisatawan lokal cuma foto-foto dengan latar belakang Candi Borobudur. Mereka seolah tidak mau tahu dengan sejarahnya yang ada,” katanya, usai Seminar Nasional Pengelolaan Cagar Budaya di Gedung Widya Graha LIPI, Jakarta, Rabu (18/12/2013).
Lebih jauh ia mengatakan, kalau keinginan wisatawan sekadar berfoto, alangkah lebih baik dibuatkan saja miniatur Candi Borobudur. Tujuannya agar tak perlu repot berjalan kaki menuju ke sana.
“Sejarahnya enggak dipelajari, tempat wisata lainnya enggak dikunjungi, ya buat apa? Sayang sekali tempat bersejarah seperti itu hanya dipakai untuk berfoto-foto, tetapi tidak membawa informasi yang bisa dibawa dan disebarkan ke orang lain,” tambahnya.
Candi Borobodur adalah monumen Buddha terbesar di dunia, yang dibangun pada masa Raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra pada tahun 824. Candi Borobudur dibangun 300 tahun sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 400 tahun sebelum katedral-katedral agung di Eropa, dilansir dari Indonesiatravel.
Candi Borobudur memiliki luas 123x123 meter persegi dengan 504 patung Buddha, 72 stupa terawang, dan 1 stupa induk. Bentuk candi ini beraksitektur Gupta yang mencerminkan pengaruh India. Setelah berkunjung ke sini, Anda akan memahami mengapa Borobudur memiliki daya tarik bagi pengunjung dan merupakan ikon warisan budaya Indonesia.
SUMBER
Mau makan aja foto, mau pipis/BAB di toilet aja foto-foto .. apalagi di Borobudur

