Tragis betul nasib mbah Samidi, 60 tahun, tukang becak di kawasan Kota Lama yg menjadi ikon Kota Semarang ini.
Senin pagi yg dingin (Semarang seperti kota2 lainnya diguyur hujan dan mendung beberapa hari belakangan) mbah Samidi ditemukan meninggal akibat keracunan nasi basi, Beliau nekad menyantap nasib tak laik konsumsi itu krn tdk punya uang untuk beli makan yg layak.

Dia meregang nyawa di dekat becak yg jadi gantungan hidupnya, ironisnya jasadnya tergeletak berkalang tanah, tepat di bawah spanduk seorang caleg perlente yg berjanji pasti akan pro kepada rakyat kecil.
Walau mbah Samidi begitu miskinnya, tp rekan2 seprofesinya bilang, mbah Samidi TIDAK pernah terbersit sedikit pun niat untuk MENCURI uang receh, walau sekadar untuk beli nasi murahan di warung nasi kucing agar perut kempisnya bisa terisi.

Keteguhan sikap mbah Samidi harus ditebus dgn nyawa yg hanya satu2nya. Betapa mulia pribadinya jika dibanding Koruptor yg kaya raya, duduk di kursi empuk, makan enak, berdasi mahal, pelesir ke mana-mana, setiap saat menghitung laba tapi rakusnya tak terkira saat menggarong duit rakyat. Seolah uang jarahan itu bisa membeli tiket VIP ke surga.

Mbah Samidi juga jauh lebih mulia dibanding orang2 yg masih diberi kesehatan, kesempatan, tapi malah mencari rejeki dgn cara yg tidak benar.

Mari kita doakan, semoga mbah Samidi tenang disisi Tuhan, diterima & dilipatgandakan balasan atas amal ibadahnya, diberikan tempat yg terbaik, dan keluarga yg ditinggalkan diberi keikhlasan & semoga anak keturunannya diberikan kehidupan yg jauh lebih layak.
Dan semoga di Negeri ini tidak ada lagi rakyat kecil yg menjaga diri dari hal2 tercela tapi malah mati kelaparan seperti almarhum mbah Samidi.
Aamiin

sumber : https://www.facebook.com/pages/Tenta...?ref=stream222