- Beranda
- Komunitas
- News
- Melek Hukum
Modus Polisi saat Tilang


TS
nadia108
Modus Polisi saat Tilang
Saya hendak bercerita mengenai pengalaman saya menemui tingkah laku polisi yang masih aja korup & tidak menegakkan hukum.
Kemarin malam (24/12/13) saya mengendarai mobil dari bandung menuju jakarta. Jam 22.30 sy masuk ke tol dalam kota dengan laju cukup kencang, saya keterusan lurus dan hampir kelewat jalur keluar arah tanjung priuk. Jadi saya melanggar garis batas. Sadar saya salah, saya ikuti instruksi tangan polisi untuk stop. Di lokasi tersebut ada 1 mobil polisi, 1 mobil lain yang sedang ditilang juga, dan dua orang petugas.
Saya buka jendela, tanpa diminta saya langsung menyerahkan SIM dan STNK saya.
Pak polisi tanya, "mau sidang aja atau mau dibantu?"
Saya : sidang aja pak.
Polisi nunduk pegang2 buku tilang, melihat2 stnk dan sim saya.
Saya : nanti sidangnya dimana pak?
Polisi: di jakarta timur.
Saya: ok. (Polisi masih pegang2 stnk saya, gak nulisin buku tilang)
Polisi: jadi mau sidang aja ini?
Saya jawab dengan tegas: iya pak, saya sidang aja.
Herannya, polisi ini malah pergi ke belakang mobil saya. Entah kemana dan ngapain. Sekitar 4-5 menit menunggu, polisi tadi malah gak balik, datang petugas polisi yang satunya lagi. Polisi ini pegang buku tilang, stnk dan sim saya.
Polisi B: sendiri aja mbak (melihat ke dalam mobil)
Saya : iya.
Polisi B: dari mana mau kemana mbak?
Saya : dari bandung pak, mau pulang ke rumah.
Polisi B: dimana memang rumahnya? keluarganya dimana?
Saya : saya di bandung, keluarga di jakarta. (mulai kesal ditanya2 yang gak perlu dan gak penting)
Polisi B: mbak turun dulu aja mbak disini.
Saya: gak usah pak saya di dalam aja. (heran,, ngapain saya cewe, malam2 jam 10.30 disuruh turun di tengah jalan tol begitu)
Saya : slip tilang nya udah pak?
Polisi B ini gak jawab, masih LIAT2 STNK dan pegang buku tilang, gak nulis slip tilang, malah pergi ke belakang mobil juga. Saya nengok ke belakang, lihat dia ngobrol dengan petugas polisi yang pertama. Saya mulai curiga, beberapa kali pernah ditilang, saya sudah tau ini polisi pasti ngulur2 waktu dan mengharapkan saya kasih pungli. Setelah beberapa menit, akhirnya polisi B ini balik lagi.
Polisi B : (ngelihat ke dalam mobil) ada air mbak?
Saya : hah apa? (saya takut salah dengar pertanyaannya, kok nanya air)
Polisi B : ada air?
Saya : iya ada, kenapa? (di kursi samping saya ada botol air minum)
Polisi B: engga,, mbak turun dulu aja sini, cuci muka dulu.
Saya: (mulai kesal polisi ini ngotot nyuruh saya turun) ga usah pak, saya mau cepat pulang. mana surat tilangnya?!
Polisi B masih gak kasih slip tilang cuma pegang2 lihat stnk trus bilang lagi:
"iya mbak turun dulu aja, biar seger."
Saya: "ga pak, saya udah seger. saya mau pulang sekarang, cepet mana surat tilangnya pak!"
AGAIN...pak polisi ini malah mau nge'les lg
"ya mbak, maksud saya mbak turun dulu nanti biar mbak.."
Saya langsung potong "pak! bapak ini namanya siapa sih? dari satuan polres mana?"
Polisi B: "mbak kenapa nanya nama saya" polisi ini gelagapan.
Saya: "lah bapak ngapain nanya2 saya terus & kenapa maksa2 suruh saya turun"
Polisi B: "ya saya kan maksudnya mau bantu"
---- ("BANTUUUUU?") ---- di titik ini saya emosi rasanya. Kesal sekali sama polisi ini.
Saya : "Pak!!! Gini yah, bapak kalau memang mau bantu saya, BAPAK TULIS SLIP TILANGNYA SEKARANG JUGA! Gak usah macam-macam. Bapak kasih surat tilang ke saya, biar saya segera pulang!"
Saya buang muka ke depan. Saya pikir udah saya gituin, polisi ini nulis slip tilang. Ternyata, polisi ini malah melipat stnk saya, dan menaruh stnk dan sim saya ke atas dashboard mobil saya sambil bilang "ya udah mbak, mbak lanjut aja terus aja jalan".
Saya kesal sekali karena udah kesekian kalinya saya menemui polisi yang seperti ini, menilang orang bukan untuk menegakkan aturan lalu lintas, tapi malah mengharap pungli, begitu saya nya gak mau "dibantu" malah dilepas dan gak jadi ditilang! Saya tinggalkan polisi itu. Ketika saya bercerita ke keluarga dan beberapa kerabat, ternyata mereka pun sering mengalami kejadian yang sama.
Selama saya menyetir mobil, sudah 6x saya ditilang -- 4x saya mengalami kejadian seperti ini (polisi melepas saya karna saya mau sidang saja dan tidak "nitip" atau minta "bantuan").
1x saya ditilang, saya mau sidang, trus saya disuruh turun dulu ikut ke pos polisi yang berisi bapak2 polisi semua. Disitu sama juga polisi ini nahan stnk dan sim saya, nanya ini itu berlama-lama, dan menunjukkan ke saya satu kertas fotokopian mengancam saya kalau saya ikut sidang saya akan kena denda sebesar 500.000 rupiah. Sebetulnya saya tau itu bohong besar, dan polisi itu ingin mengintimidasi saya. Saya paling anti kasih2 pungli, tapi saat itu saya sedang buru-buru, dan polisi ini gak nulis2 slip tilangnya, nahan sim dan stnk saya. Akhirnya saya menyerah saya bilang "ya udah saya ini buru2 pak, jd bapak maunya gimana?" Polisi itu bilang "ya dibantu aja sama saya, 50rb aja mbak" Saya kasih uang dengan kesal dan pergi.
Hanya 1x saya benar2 ditilang dan polisi ini betul2 kasih slip tilang tanpa berniat macam2, dan mengarahkan saya untuk mengikuti sidang di tempat yang ia tentukan.
Kejadian2 ini membuat saya heran, memang kenapa sih dengan para polisi ini? Apa gak cukup gajinya, sampai cari2 uang dengan cara gitu? Di bandung sampai masyarakat sudah mengenal beberapa titik dimana polisi sering mangkal disitu karena lokasinya strategis, atau lampu stopannya sering gak beres, dimana orang sering salah jalur atau bisa melanggar.
Kalaupun saya tidak mau kasih pungli, apa salahnya sih mereka ya udah tilang saja saya sesuai aturan, kok malah dilepaskan? Apa mereka tidak sadar dengan begitu, mereka membuat masyarakat semakin meremehkan instansi kepolisian dan seluruh aturan yang dibuatnya?
Ketika saya bercerita ke kerabat2 saya, ada juga yang bilang bahwa mungkin polisi ini maksa saya turun karena itu modus operasi lain untuk menjebak saya. Apalagi saat itu posisinya di tengah jalan tol, sudah malam dan orang lalu lalang dengan cepat. Walaupun kecurigaan ini tidak berdasar, namun saya juga merasakan betul ada yang tidak beres saat itu. Kalau memang hal itu sesuai prosedur, kenapa polisi itu tidak menjelaskan kenapa atau untuk keperluan apa saya harus turun. Saya pernah ditilang juga sebelum itu, dan saya tahu persis bahwa saya tidak harus turun dari mobil, polisi tinggal menuliskan slip tilang berdasarkan keterangan yang tertera dari sim/stnk saya.
Buat masyarakat, ayo kita sadar diri dan menyadarkan polisi yang katanya penegak hukum. Kalau memang kita melanggar rambu lalu lintas, ya sudah memang salah ya kita harus mau ngaku salah dan tanggung jawab. Jangan biasakan kasih2 pungli saat ditilang karena dengan begitu kita menyuburkan budaya korup para polisi ini. Sekian.
Kemarin malam (24/12/13) saya mengendarai mobil dari bandung menuju jakarta. Jam 22.30 sy masuk ke tol dalam kota dengan laju cukup kencang, saya keterusan lurus dan hampir kelewat jalur keluar arah tanjung priuk. Jadi saya melanggar garis batas. Sadar saya salah, saya ikuti instruksi tangan polisi untuk stop. Di lokasi tersebut ada 1 mobil polisi, 1 mobil lain yang sedang ditilang juga, dan dua orang petugas.
Saya buka jendela, tanpa diminta saya langsung menyerahkan SIM dan STNK saya.
Pak polisi tanya, "mau sidang aja atau mau dibantu?"
Saya : sidang aja pak.
Polisi nunduk pegang2 buku tilang, melihat2 stnk dan sim saya.
Saya : nanti sidangnya dimana pak?
Polisi: di jakarta timur.
Saya: ok. (Polisi masih pegang2 stnk saya, gak nulisin buku tilang)
Polisi: jadi mau sidang aja ini?
Saya jawab dengan tegas: iya pak, saya sidang aja.
Herannya, polisi ini malah pergi ke belakang mobil saya. Entah kemana dan ngapain. Sekitar 4-5 menit menunggu, polisi tadi malah gak balik, datang petugas polisi yang satunya lagi. Polisi ini pegang buku tilang, stnk dan sim saya.
Polisi B: sendiri aja mbak (melihat ke dalam mobil)
Saya : iya.
Polisi B: dari mana mau kemana mbak?
Saya : dari bandung pak, mau pulang ke rumah.
Polisi B: dimana memang rumahnya? keluarganya dimana?
Saya : saya di bandung, keluarga di jakarta. (mulai kesal ditanya2 yang gak perlu dan gak penting)
Polisi B: mbak turun dulu aja mbak disini.
Saya: gak usah pak saya di dalam aja. (heran,, ngapain saya cewe, malam2 jam 10.30 disuruh turun di tengah jalan tol begitu)
Saya : slip tilang nya udah pak?
Polisi B ini gak jawab, masih LIAT2 STNK dan pegang buku tilang, gak nulis slip tilang, malah pergi ke belakang mobil juga. Saya nengok ke belakang, lihat dia ngobrol dengan petugas polisi yang pertama. Saya mulai curiga, beberapa kali pernah ditilang, saya sudah tau ini polisi pasti ngulur2 waktu dan mengharapkan saya kasih pungli. Setelah beberapa menit, akhirnya polisi B ini balik lagi.
Polisi B : (ngelihat ke dalam mobil) ada air mbak?
Saya : hah apa? (saya takut salah dengar pertanyaannya, kok nanya air)
Polisi B : ada air?
Saya : iya ada, kenapa? (di kursi samping saya ada botol air minum)
Polisi B: engga,, mbak turun dulu aja sini, cuci muka dulu.
Saya: (mulai kesal polisi ini ngotot nyuruh saya turun) ga usah pak, saya mau cepat pulang. mana surat tilangnya?!
Polisi B masih gak kasih slip tilang cuma pegang2 lihat stnk trus bilang lagi:
"iya mbak turun dulu aja, biar seger."
Saya: "ga pak, saya udah seger. saya mau pulang sekarang, cepet mana surat tilangnya pak!"
AGAIN...pak polisi ini malah mau nge'les lg
"ya mbak, maksud saya mbak turun dulu nanti biar mbak.."
Saya langsung potong "pak! bapak ini namanya siapa sih? dari satuan polres mana?"
Polisi B: "mbak kenapa nanya nama saya" polisi ini gelagapan.
Saya: "lah bapak ngapain nanya2 saya terus & kenapa maksa2 suruh saya turun"
Polisi B: "ya saya kan maksudnya mau bantu"
---- ("BANTUUUUU?") ---- di titik ini saya emosi rasanya. Kesal sekali sama polisi ini.

Saya : "Pak!!! Gini yah, bapak kalau memang mau bantu saya, BAPAK TULIS SLIP TILANGNYA SEKARANG JUGA! Gak usah macam-macam. Bapak kasih surat tilang ke saya, biar saya segera pulang!"
Saya buang muka ke depan. Saya pikir udah saya gituin, polisi ini nulis slip tilang. Ternyata, polisi ini malah melipat stnk saya, dan menaruh stnk dan sim saya ke atas dashboard mobil saya sambil bilang "ya udah mbak, mbak lanjut aja terus aja jalan".
Saya kesal sekali karena udah kesekian kalinya saya menemui polisi yang seperti ini, menilang orang bukan untuk menegakkan aturan lalu lintas, tapi malah mengharap pungli, begitu saya nya gak mau "dibantu" malah dilepas dan gak jadi ditilang! Saya tinggalkan polisi itu. Ketika saya bercerita ke keluarga dan beberapa kerabat, ternyata mereka pun sering mengalami kejadian yang sama.
Selama saya menyetir mobil, sudah 6x saya ditilang -- 4x saya mengalami kejadian seperti ini (polisi melepas saya karna saya mau sidang saja dan tidak "nitip" atau minta "bantuan").
1x saya ditilang, saya mau sidang, trus saya disuruh turun dulu ikut ke pos polisi yang berisi bapak2 polisi semua. Disitu sama juga polisi ini nahan stnk dan sim saya, nanya ini itu berlama-lama, dan menunjukkan ke saya satu kertas fotokopian mengancam saya kalau saya ikut sidang saya akan kena denda sebesar 500.000 rupiah. Sebetulnya saya tau itu bohong besar, dan polisi itu ingin mengintimidasi saya. Saya paling anti kasih2 pungli, tapi saat itu saya sedang buru-buru, dan polisi ini gak nulis2 slip tilangnya, nahan sim dan stnk saya. Akhirnya saya menyerah saya bilang "ya udah saya ini buru2 pak, jd bapak maunya gimana?" Polisi itu bilang "ya dibantu aja sama saya, 50rb aja mbak" Saya kasih uang dengan kesal dan pergi.
Hanya 1x saya benar2 ditilang dan polisi ini betul2 kasih slip tilang tanpa berniat macam2, dan mengarahkan saya untuk mengikuti sidang di tempat yang ia tentukan.
Kejadian2 ini membuat saya heran, memang kenapa sih dengan para polisi ini? Apa gak cukup gajinya, sampai cari2 uang dengan cara gitu? Di bandung sampai masyarakat sudah mengenal beberapa titik dimana polisi sering mangkal disitu karena lokasinya strategis, atau lampu stopannya sering gak beres, dimana orang sering salah jalur atau bisa melanggar.
Kalaupun saya tidak mau kasih pungli, apa salahnya sih mereka ya udah tilang saja saya sesuai aturan, kok malah dilepaskan? Apa mereka tidak sadar dengan begitu, mereka membuat masyarakat semakin meremehkan instansi kepolisian dan seluruh aturan yang dibuatnya?
Ketika saya bercerita ke kerabat2 saya, ada juga yang bilang bahwa mungkin polisi ini maksa saya turun karena itu modus operasi lain untuk menjebak saya. Apalagi saat itu posisinya di tengah jalan tol, sudah malam dan orang lalu lalang dengan cepat. Walaupun kecurigaan ini tidak berdasar, namun saya juga merasakan betul ada yang tidak beres saat itu. Kalau memang hal itu sesuai prosedur, kenapa polisi itu tidak menjelaskan kenapa atau untuk keperluan apa saya harus turun. Saya pernah ditilang juga sebelum itu, dan saya tahu persis bahwa saya tidak harus turun dari mobil, polisi tinggal menuliskan slip tilang berdasarkan keterangan yang tertera dari sim/stnk saya.
Buat masyarakat, ayo kita sadar diri dan menyadarkan polisi yang katanya penegak hukum. Kalau memang kita melanggar rambu lalu lintas, ya sudah memang salah ya kita harus mau ngaku salah dan tanggung jawab. Jangan biasakan kasih2 pungli saat ditilang karena dengan begitu kita menyuburkan budaya korup para polisi ini. Sekian.
0
6.5K
25


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan