Seorang pelajar SMA 6 Bekasi meninggal di Gunung Gede
TS
bnuandri
Seorang pelajar SMA 6 Bekasi meninggal di Gunung Gede
lagi - lagi ada seorang pendaki yang meninggal. Hipotermia merupakan musuh terberat seorang pendaki, tak sedikit pendaki yang meninggal karna hipotermia. dan hampir seluruh pendaki yang meninggal di karnakan hipotermia.
Gunung gede merupaka salah satu gunung terfavorit untuk para pendaki indonesia, selain mudah di capai jalur gunung gede relatif tidak memiliki rintangan yang berarti jika di tempuh melalui jalur cibodas. Namun siapa sangka semalam tepatnya pukul 02.00 seorang pendaki tewas di gunung gede tepat di Pos kandang badak.
Miris mendengar berita ini, selain mental, kelengkapan standar dan perbekalan juga harus di perhatikan dalam melakukan pendakian, sehingga bisa mengurangi atau mencegah resiko yang dapat terjadi atau mencegah serangan dari hipotermia.
namun masih terjadi simpang siur tentang kronologi kejadian ya.
Spoiler for kronologi 1:
Seorang pelajar SMA 6 Bekasi Shizuko Rizmadhani meninggal di kawasan Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat. Diduga ABG 16 tahun ini tewas karena hipotermia atau kehilangan panas tubuh karena dingin.
"Kita temukan pukul 02.00 WIB dini hari tadi. Tim Indonesia Green Ranger yang yang evakuasi ke bawah," kata aktivis Indonesia Green Ranger, Idhat Lubis, saat dihubungi merdeka.com, Rabu (25/12).
Diketahui Shizuko merupakan anggota kelompok pecinta alam di sekolahnya. Saat itu dia mendaki bersama 27 orang rekannya. Shizuko berayah pria asli Surabaya sementara ibunda warga negara Jepang.
"Dia dalam perjalanan turun. Karena panik teman-temannya lari ke bawah memberitahu tim Indonesia Green Ranger. Kita segera bentuk tim 6 orang, lalu ke atas," kata Idhat.
Idhat menambahkan mereka menemukan jenazah Shizuko dalam tenda. Pakaiannya basah, seorang teman Shizuko menjelaskan gadis ini sempat mengaku sakit beberapa kali.
"Kita temukan di Pos Kandang Batu, langsung kita bawa turun ke bawah. Dini hari tadi dibawa ke RS Cimacan," kata Idhat.
Jakarta, MDTV: Kematian pendaki wanita asal Bekasi, Shizuko Rizmadhani mengundang sejuta tanya. Diduga ada unsur kelalaian Tim Search and Rescue (SAR) dalam upaya menyelamatkan nyawa Shizuko Rizmadhani di Gunung Gede.
Salah satu teman Shizuko Rizmadhani bernama Gustya Indra Cahyadi menulis kisah kematian Shizuko Rizmadhani dalam akun twiternya @ndaychyd.
Berikut penuturan Gustya Indra Cahyadi:
Berita tentang baju Shizuko basah dan tidak diganti adalah salah. Bagian kerah baju shizuko basah krn suapan air hangat, susu jahe,dan muntahan saat sakaratul mautnya.
Dan 2 org rekan korban berlarian ke bawah bukan krn panik, tp saya suruh lapor ke ranger kalau shizuko telah wafat sore itu.
Dan ada jg 2 org rekan korban yg lain yg minta pertolongan ranger sejak jam 12 siang tgl 24, tp knp ranger dan SAR baru mengevakuasi korban tgl 25 jam 2 dinihari? Juru bicara team ranger terlalu menutupi kesalahan.
Shizuko sempat ingin bangun saat saya teriakkan, "Zuko bangun! Lawan! MAMA KAMU NUNGGUIN DI RUMAH!". Tp dia roboh lg dan saya kembali menyuapinya dgn air hangat dan kembali menyemangatinya.
Saya terus mengulanginya selama 4 jam terakhirnya. Saat itu suhu tubuhnya sudah kembali hangat, tp takdir menentukan lain. Shizuko menghembuskan nafas terakhirnya dgn memuntahkan banyak kopi. "Kok keluar byk kopi!?"
"Iya bang, semalem dia minta kopi tp gak diseduh, digerus dan abis 5 bungkus", jawab rekan korban yg sudah mulai terisak.
Saat itu juga tangisan dr 2 rekan korban meledak. "Beneran gak bisa diapa2in lg bang!? Yaa Allah!", saya hanya diam.
Satu rekan korban memukuli tubuh korban, "Ko bangun koo! Banguun!", saya menahannya dan menyuruhnya istighfar. Kandang Batu penuh haru sore itu.
Shizuko semangat saat saya sugesti tentang mama-papanya, teman2nya, dan keinginannya yg kata temannya mau trip triple-S.
Tp Shizuko kurang kuat mengembalikan kesadarannya. Saat itu sisa 1 orang dr 5 rekan korban yg tinggal di kandang batu krn keadaannya yg sangat shock.
Shizuko tdk ditinggalkan oleh teman2nya, masih ada 5 orang temannya yg setia menemaninya disaat kritisnya.
Satu rekan korban yg stay dan menunggu team evakuasi saya pimpin solat ashar dan meng-qada solat zuhur kami. "Maaf ya saya gak bisa nolong Shizuko", "iya gapapa bang, makasih banyak ya bang udah mau bantuin". "Kamu disini ya tungguin ranger dateng, doain shizuko terus".
FYI, saya bukan bagian teamnya. Saya menemukan Shizuko ditandu oleh 5 temannya pukul 12.00 di trek kandang badak - kandang batu.
"Temennya hypo? Mau dibawa kmn?", "mau dibawa kebawah bang", "yg bener aja! Kalo ujan gmn!? Bawa ke kandang batu, cari tenda yg kosong!"
"Brp org yg naek?", "28 bang", "ketuanya mana?", "di kandang badak, lg packing ada 5 org bang, entar bantuin bawa barang ke bawah"
"Knp juniornya yg disuruh bawa? Namanya siapa?", "Shizuko bang", "Jgn dibawa kebawah, harus cepet ditanganin. Udah brp lama begini?"
"Dr semalem bang", "hah? Udah ditanganin?", "dia semalem kesurupan bang, cuma masuk kopi doang". Dan di kandang batu itulah saya berusaha
semaksimal yg bisa saya lakukan. Kami tdk bisa menunggu ranger, dan terbukti ranger baru mengevakuasi tgl 25 pukul 2 dinihari.
Pdhl sebagian rekan korban turun tgl 24 pagi ke basecamp cibodas. Saya sangat kecewa dengan ranger disana yg hanya memberikan 2 buah bambu utk membuat tandu darurat dan ranger tidak ikut naik. Semoga kelak ranger dan team SAR bisa lebih peduli dalam hal seperti ini.
Jakarta, MDTV: Shizuko Rizmandhani, pendaki wanita yang tewas dalam perjalanan menuruni puncak Gunung Gede sempat menyiratkan firasat kematiannya pada temannya.
Firasat kematian itu dilontarkan dengan nada bercanda oleh almarhumah beberapa hari sebelum melakukan pendakian kepada teman-temannya di SMA Negeri 6 Bekasi, Jawa Barat.
"Enak kali ya meninggal di gunung, bisa dikenang banyak orang," ucap Shizuko kepada sahabatnya Vidya seperti yang dituturkan Vidya.
Saat itu, ucapan Shizuko saat itu dianggap hanya candaannya saja dan tidak dianggap serius apalagi diyakini sebagai firasat terakhir Shizuko.
Shizuko Rizmandhani, meninggal dunia karena mengalami hypotermia saat menuruni puncak Gunung Gede di Kabupaten Cianjur.
Shizuko Rizmadhani merupakan anggota pendakian dari SMA 6 Bekasi. Mereka melakukan pendakian dengan jumlah pendaki 27 orang yang 18 di antaranya adalah laki-laki.
Jenazah Shizuko Rizmadhani berhasil dievakuasi dinihari tadi, jenazah langsung dibawa ke kamar jenazah Rumah Sakit Cimacan, Cianjur.
Saran bagi yang ingin mendaki :
1. persiapkan diri mental dan fisik
2. cari tahu karekteristik gunung yang akan di daki
3. pahami jalur yang akan di tempuh
4. persiapkan perlengkapan standar pendakian
5. persiapkan logistik yang secukupnya
6. patuhi tata tertib dan peraturan yang ada.
7. dan tak lupa harus berdoa.