silancengAvatar border
TS
silanceng
Masinis yang Tewas Pilih Lindungi Penumpang Ketimbang Selamatkan Diri
Mestinya masinis itu bisa lompat. Mereka pilih selamatkan penumpang.


VIVAnews – Darman Prasetyo pulang tinggal nama di usia mudanya yang ke-26 tahun. Masinis kereta itu tewas dalam kecelakaan kereta rel listrik yang menabrak tangki truk Pertamina di pintu lintasan kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, Senin 9 Desember 2013.

Darman meninggalkan istri cantik dan anak lelaki yang masih berumur 2 tahun. Jenazah Darman sampai di Tegal, Jawa Tengah, Selasa malam 10 Desember 2013.

Kesedihan serupa menyelimuti rumah duka keluarga asisten masinis Agus Suroto dan teknisi kereta Sofyan Hadi. Mereka semua tewas di usia muda. Agus berumur 24 tahun dan Sofyan 21 tahun. Darman, Agus, dan Sofyan bertugas bersama di kabin masinis kereta maut jurusan Serpong-Tanah Abang Senin itu.

Mereka pun meninggal bersama ketika benturan dahsyat antara KRL dan truk tangki berisi penuh premium, tak terelakkan. Jasad ketiganya ditemukan bertumpuk di kabin masinis.

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia, Ignasius Jonan, melepas jenazah mereka dari Stasiun Gambir dengan mata berkaca-kaca. Jonan angkat topi kepada ketiga anak buahnya itu.

Ia mengatakan, sesungguhnya masinis dan kedua krunya amat bisa menyelamatkan diri lebih dulu sebelum kereta menabrak truk tangki. Posisi mereka di bagian paling depan kereta memungkinkan untuk mengetahui apakah tabrakan bisa dihindarkan atau tidak.

“Tapi mereka bertiga terus berupaya menghindari tabrakan untuk menyelamatkan penumpang, sampai akhirnya tabrakan terjadi,” kata Jonan. Menurutnya, tak semua orang punya dedikasi dan keberanian semacam itu hingga sampai bersedia mengorbankan jiwanya.

“Saya sendiri belum tentu sanggup dalam kondisi seperti itu harus menentukan pilihan akan bagaimana,” ujar Jonan dengan mata berkaca-kaca.

Jonan juga memberi perhatian khusus pada teknisi kereta Sofyan Hadi. Berdasarkan keterangan penumpang perempuan yang berada di gerbong khusus wanita di bagian paling depan rangkaian KRL, Sofyan sempat keluar dari kabin masinis untuk memperingatkan penumpang. “Dia menyuruh penumpang mundur ke belakang mareka kereta mau menabrak truk tangki,” kata Jonan.

Para penumpang wanita di gerbong depan segera bergeser ke belakang sedapatnya mendapat peringatan itu. “Sofyan sepertinya diminta masinis dan asisten masinis memperingatkan penumpang. Masinis dan asistennya sendiri mencoba melakukan penyelamatan dengan pengereman,” ujar Jonan.

Hebatnya, kata Jonan, Sofyan tidak mencoba menyelamatkan diri dengan ikut bergeser ke gerbong belakang. “Sofyan bisa saja tidak kembali ke kabin depan setelah memperingatkan penumpang. Tapi ia justru balik lagi ke kabin membantu rekan-rekannya,” ujar Jonan.

Sebagai penghormatan KAI terhadap ketiga karyawannya yang berani berkorban nyawa, masinis Darman Prasetyo dan asisten masinis Agus Suroto dinaikkan pangkatnya dua tingkat, sedangkan teknisi Sofyan Hadi yang berstatus karyawan kontrak diangkat menjadi karyawan tetap.

“Bila ada keluarga mereka yang mau jadi karyawan PT KAI , bisa langsung masuk tanpa tes. Saya yang menjamin. Ini bentuk penghormatan kami,” kata Jonan.

Kesaksian penumpang

Julie Retna, salah satu penumpang selamat yang berada di gerbong khusus wanita paling depan, membenarkan ucapan Jonan. Menurut perempuan 54 tahun itu, ada kru kereta yang keluar dari kabin kemudi untuk memberi tahu penumpang bahwa kereta akan tabrakan.

Julie yang berada dekat dengan kabin masinis lantas mengintip ke pintu kabin yang terbuka. Matanya langsung melihat pemandangan mengerikan di depannya, tabrakan akan terjadi dalam hitungan detik. Hingga kini, Julie yang masih dirawat di rumah sakit masih syok.

Ember

emoticon-Mewekane bacanya gan... bener2 mereka patut disebut pahlawan yg sesungguhnya...... emoticon-Frown

Foto Sang Masinis
Spoiler for Foto:

Foto sang Teknisi
Spoiler for Teknisi:

Pelepasan Jenazah
Spoiler for Pelepasan Jenazah:

Spoiler for Prosesi Pemakaman Jenazah:

Update

Kisah Heroik Teknisi Kereta Sebelum Tewas Terbakar


VIVAnews – Soryan Hadi. Pria muda berusia 21 tahun ini hanya orang biasa. Namun keberaniannya menyelamatkan penumpang dan merelakan nyawa sendiri melayang dalam kecelakaan kereta tragis di Bintaro, Jakarta Selatan, mengharumkan namanya, meski tanah basah menutupi jenazahnya, Selasa malam 10 Desember 2013.

Surya Putra, sepupu almarhum Sofyan, menceritakan perbincangan keluarga dengan manajemen PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) yang datang melayat ke rumah duka. Staf KCJ mengatakan, Sofyan adalah pahlawan. Dia memilih menunaikan tugasnya ketimbang menyelamatkan diri sendiri.

Sofyan berada di kabin masinis bersama masinis Darman Prasetyo dan asisten masinis Agus Suroto ketika kereta rel listrik Serpong-Tanah Abang melaju Senin siang itu, 9 Desember 2013. Mendekati perlintasan kereta di kawasan Bintaro, terlihat bahaya menghadang. Truk tangki Pertamina ada di tengah lintasan rel.

Masinis pun meminta Sofyan menyuruh para penumpang di gerbong paling depan mundur ke belakang karena kereta akan menabrak truk tangki itu. Dalam hitungan detik waktu yang tersisa, Sofyan keluar dari kabin masinis dan memerintahkan penumpang mundur sambil berpegangan pada tiang atau kursi penumpang.

Saat itu penumpang sulit bergerak karena gerbong khusus wanita yang berada di bagian paling depan rangkaian amat penuh dan mereka saling berdesakan. Sofyan terus memerintahkan mereka untuk mundur.

Soryan kemudian melihat ada anak kecil di gerbong depan. Dia langsung membawa anak itu bergeser ke gerbong belakang. Sofyan sempat mundur sampai gerbong ketiga demi menyelamatkan anak yang tak dikenalnya itu.

Saat itu, bisa saja Sofyan diam di gerbong itu. Toh dia tahu tabrakan tak bakal terhindarkan. “Tapi dia tidak mau meninggalkan masinis dan asisten masinis yang ada di ruang kemudi. Dia lari lagi balik ke depan, ke kabin masinis. Padahal kalau dia mau, dia bisa loncat cari selamat waktu berada di gerbong tiga. Tapi sepertinya dia tidak mau meninggalkan tanggung jawabnya,” kata Surya.

Ketika Sofyan sudah kembali ke kabin masinis, tabrakan dahsyat pun terjadi. Api berkobar melalap kabin masinis dan gerbong pertama kereta. Sofyan dan kedua rekannya tewas seketika. Jasad mereka ditemukan bertumpukan di kabin masinis.

Keluarga ikhlas

Keluarga ikhlas melepas kepergian Sofyan. Mereka bersyukur atas banyaknya perhatian yang diberikan pada Sofyan. Sejak kecelakaan terjadi hingga proses pemakaman, banyak orang yang membantu.

“Seluruh pihak, mulai dari PT KAI tempat Sofyan bekerja sampai asuransi, semua datang. Dirut KAI bahkan datang langsung. Mereka tak lepas tanggung jawab,” ujar Supriatna, paman Sofyan, di rumah duka di kawasan Bekasi Timur.

“Keluarga sudah ikhlas atas kematian ini. Rezeki dan maut itu kuasa Allah. Kalau tidak ikhlas, berarti kami tidak percaya Tuhan,” kata dia.

Sumber
Diubah oleh silanceng 12-12-2013 09:31
0
41.2K
325
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan