Jakarta, GATRAnews -Pada 10 hari jelang tutup buku tahun anggaran 2013, penyerapan anggaran di DKI Jakarta jauh dari target yang ditetapkan Joko Widodo (Jokowi) sebesar 97%. Dari Rp 50,10 triliun di APBD, baru 68% yang terpakai untuk pembangunan ibukota, tersisa Rp 15 triliun. "Ya enggak mungkin tercapai lah, 85% - 90% saja sudah dianggap bagus. Mau diapain lagi," ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Balaikota Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (20/12).
Ahok menyalahkan proses tender yang lama mengakibatkan lambatnya penyerapan anggaran di 2013. Menurutnya pembelian barang melalui e-catalog (elektronik katalog) di tahun mendatang bisa memudahkan penyerapan anggaran di 2014. Sementara itu, Jokowi masih optimis realisasi anggaran tahun 2013 melebihi 90%. Terlebih, hingga kini masih ada beberapa kontraktor dengan nilai besar belum menagih pembayaran pekerjaan yang telah dilakukan. "Kita baru 68%, tapi kita optimis bisa mencapai di atas 90%. Tagihan-tagihan besar belum dibayarkan, karena memang belum ditagih, tapi sebelum tanggal 30 sudah kelihatan," ujarnya.
Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta, Endang Widjajanti membenarkan, masih banyak kontraktor yang belum menagih pembayaran. Pihaknya masih menunggu penagihan, karena masih ada batas waktu hingga 31 Desember 2013. BPKD enggan menyebutkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang penyerapannya masih rendah, sebelum semua tagihan masuk. Ia juga tetap optimis 2013, penyerapan bisa di atas angka 90% karena pengerjaan program sudah mendekati 100%. "Kita tetap optimis, karena pelaksaan pekerjaan rata-rata di atas 98% semuanya. Kalau perhitungan bisa melebihi 90%," tandas Endang kepada wartawan. (*/Zak)
Tpi bakalan ada panastak yg bilang.. sisa anggaran bagus, itu penghematan..
Jdi taun dpan lu tidur aja Jok, biar mkin berprestasi dimata panastak
Spoiler for Komen Dewa:
JAKARTA, KOMPAS.com - Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (Silpa) APBD DKI tahun anggaran 2011 mencapai Rp 6,47 triliun dari total anggaran senilai Rp 31,7 triliun.
Besarnya nilai anggaran yang tak terserap ini, menurut calon gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, disebabkan kurang efektifnya manajemen perencanaan.
"Itu karena manajemen perencanaannya yang tidak baik. Kalau manajemen perencanaannya baik, tidak sebesar itu," ujar Jokowi dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (20/5/2012).
Jokowi menguraikan banyaknya sisa anggaran membuktikan rendahnya penyerapan anggaran di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Banyak hal yang menjadi arah penyerapan anggaran DKI.
Hal ini terkait dengan tingginya kebutuhan dan masalah yang membutuhkan perhatian pemerintah Ibukota. Yang terpenting, ada perencanaan yang menjadi orientasi pengalokasian dana yang perlu disiapkan SKPD sebelumnya.
Terkait perbedaan jumlah APBD Solo dan DKI yang sangat besar, Walikota Solo ini menegaskan hal itu bukan persoalan besar.
"Besar atau kecil anggaran itu bukan masalah. Kalau saya jadi Gubernur DKI Jakarta, SilPa maksimal 2 persen," tegasnya.
Jokowi tegas mengatakan kunci pengunaan anggaran yakni adanya managemen perencanaan yang efektif dan baik.