Saat ini sedang banyak-banyaknya Buruh berdemo untuk menaikan UMPnya, mereka beralasan bahwa karna kebutuhan hidup semakin naik jadi Buruh meminta kenaikan UMP. Tetapi apakah Buruh berfikir dengan mereka meminta kenaikan UMP maka harga kebutuhan sehari-hari pun jadi naik, lalau apakah buruh berfikir bila dengan mereka meminta kenaikan UMPnya maka para pengusaha bisa merugi dan berfikir apakah lebih baik mengganti buruh dengan mesin? karna mesin lebih murah pengeluarannya dibandingkan buruh. Lalu menegnai harga pasaran yang semakin naik itu karna dengan buruh meminta kenaikan UMP nya maka harga barang yang di produksi oleh pabrik tersebut otomatis akan naik dan membuat kestabilan harga pasar akan hancur dan kebutuhan sehari-hari pun semakin naik. Nih contoh berita-berita yang ada sekarang :
Spoiler for TEMPO:
Quote:
Buruh Demo Terus, Pengusaha Mengaku Frustasi
TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyebut pengusaha frustrasi akibat aksi buruh yang menuntut kenaikan upah. Akibatnya, keinginan investasi pengusaha menjadi setengah-setengah.
“Pengusaha pun mencari jalan keluar melalui rasionalisasi, mencari tempat usaha yang dianggap lebih layak, serta mengganti tenaga kerja dengan mesin,” kata Sekretaris Umum Dewan Pengurus Nasional (DPN) Apindo, Suryadi Sasmita, dalam diskusi "Social Security & Minimum Wages Indonesian Convention 2013", di Jakarta, Rabu, 6 November 2013.
Menurut dia, saat ini para pengusaha mengalami dilema dengan tuntutan kenaikan upah buruh. "Kalau memang harus pindah pabrik, mesti beli tanah dan mesin terlebih dahulu," ujar Suryadi. Selain itu, untuk dapat merelokasi pabrik, pengusaha harus membayar uang pesangon bagi para pekerja yang dirumahkan.
Suryadi memberi gambaran pengusaha suatu pabrik sepatu dengan 15 ribu karyawan harus membayar pesangon hingga Rp 400 miliar. "Padahal, harga pabriknya kalau dijual, tidak sampai segitu," ucapnya.
Menurut Suryadi, saat ini para pengusaha berada dalam kondisi "maju kena, mundur kena". Ia memprediksi, pengusaha memerlukan waktu minimal tiga tahun untuk memindahkan pabrik secara menyeluruh ke lokasi baru.
Seharusnya, kata Suryadi, ada sistem pengupahan yang jelas untuk pekerja dengan setiap kualifikasi pendidikan. "Kalau pekerja lulusan sekolah dasar itu bergaji sama dengan yang lulusan universitas, tidak adil," ujarnya
Spoiler for MERDEKA.COM:
Quote:
Mana ada ceritanya UMP jadi naik dan sesuai dengan keinginan buruh tapi perusahaan nya jadi bangkrut dan akhirnya gaji gak dapet trus nganggur lagi
Quote:
UMK Rp 2,9 juta, 10% perusahaan di Bekasi terancam bangkrut
Merdeka.com - Tingginya upah minimum kota (UMK) Bekasi diperkirakan akan berimbas pada perusahaan-perusahaan kecil. Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, mencatat ada 10 persen dari total 1.018 perusahaan saat ini terancam bangkrut karena tak sanggup penuhi UMK.
"Kenaikan upah yang kemarin saja (2013) masih banyak yang belum bisa penuhi. Jumlahnya sekitar 10 persen," kata Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, di Bekasi, seperti dilansir dari Antara, Sabtu (2/11).
UMK Kota Bekasi pada 2013 sebesar Rp 2,1 juta. Untuk 2014, UMK Bekasi telah ditetapkan sebesar Rp 2,9 juta atau naik 40 persen.
Menurut Rahmat, perusahaan yang terancam bangkrut tersebut pada tahun ini disetujui penangguhan pembayaran gaji sesuai UMK-nya karena kemampuan perusahaan yang tidak memadai. "Ribuan buruh bisa kehilangan pekerjaan karena tutupnya perusahaan-perusahaan itu. Jangan sampai hal itu terulang lagi tahun depan," katanya.
Kemungkinan lain dari efek negatif aksi mogok kerja adalah pemindahan investasi pengusaha ke sejumlah negara lain yang memiliki kondusivitas wilayah yang lebih baik. "Saat ini banyak negara di Asia siap menampung perpindahan investasi industri dari Indonesia," katanya.
Maka dari itu, pihaknya mengajak elemen buruh dan pengusaha untuk menciptakan situasi yang kondusif agar pembahasan UMK oleh Dewan Pengupahan Kota (Depeko) menghasilkan angka objektif. Rahmat menambahkan, pihaknya hingga kini masih mengalkulasi total kerugian akibat aksi mogok nasional yang berlangsung 31 Oktober 2013 lalu.
"Kerugian yang jelas terjadi adalah bahan bakar, serta kekecewaan masyarakat akibat transportasi publik terganggu," katanya.
Quote:
Dari masalah ini kita harusnya mencari Win-win Solution dari masalah ini agar tidak ada salah satu pihak yang dirugikan lalu buat pemimpin perusahaan menaikan gaji buruh dengan membuktikan kualitas kerja buruh dan tidak perlu lagi demo,
Cara yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan merubah sistem UMR yang ada sekarang ini, dengan membuat UMR yang di klasifikasikan sesuai keuangan Perusahan agar tidak merugikan perusahaan itu sendiri dan tidak membuat harga pasar semakin naik.