- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tahukah anda tentang Kota Blora???


TS
edogawan
Tahukah anda tentang Kota Blora???
Selamat Datang di Kota Blora Mustika

Quote:
Tahukah Anda tentang Blora?
X: Wah…yg saya tahu menurut buku pelajaran, Blora banyak hutan jati-nya!
Y: Ah…masa hanya itu? Anda tidak tahu tentang Pramoedya Ananta Toer?
X: Wah…siapa itu ya?
Y: Waduh…anda ini bagaimana, mahasiswa kok tidak tahu penulis besar kita yang pernah dinominasikan Nobel Sastra itu?
X: Maaf mas…saya memang tidak tahu Pramoedya dan Blora selain kayu jati.
X: Wah…yg saya tahu menurut buku pelajaran, Blora banyak hutan jati-nya!
Y: Ah…masa hanya itu? Anda tidak tahu tentang Pramoedya Ananta Toer?
X: Wah…siapa itu ya?
Y: Waduh…anda ini bagaimana, mahasiswa kok tidak tahu penulis besar kita yang pernah dinominasikan Nobel Sastra itu?
X: Maaf mas…saya memang tidak tahu Pramoedya dan Blora selain kayu jati.
Begitulah sekelumit pembicaraan tentang Blora dengan generasi muda jaman sekarang. Kota tua yang mempunyai banyak cerita namun hilang di antara cerita-cerita baru yang muncul di dunia media massa sekarang. Generasi yang hidup setelah reformasi pada umumnya tidak mengenal nama Pramoedya dan Blora. Nama itu hanya terngiang dalam bunyi-bunyi yang abstrak di antara hingar bingar jutaan informasi yang dianggap lebih cool dibandingkan membicarakan Blora. ane orang blora gan, mau share info tentang kota blora bagi yang belum tau.
Spoiler for Tahukah Anda tentang Blora?:
Tahukah Anda tentang Blora?
Blora adalah sebuah kabupaten di pinggiran Jawa Tengah yang berbatasan lansung dengan Jawa Timur. Secara administratif terletak di wilayah paling ujung (bersama Kabupaten Rembang) di sisi timur Propinsi Jawa Tengah. Kabupaten diapit oleh lima wilayah administratif, yaitu bagian utara oleh Kabupaten Rembang dan Kabupaten Pati, bagian Timur oleh Kabupaten Bojonegoro, bagian Selatan oleh Kabupaten Ngawi dan bagian barat oleh Kabupaten Grobogan. Luas wilayah administrasi kabupaten yang didominasi oleh pegunungan kapur ini adalah1820,59 km² pada ketinggian 96,00-280 m di atas permukaan laut. Hampir 50% wilayah ini arealnya adalah hutan yang meliputi hutan negara dan hutan rakyat, 25% areal persawahan dan sisanya perumahan dan lain-lain.

Daerah ini merupakan kawasan krisis air dan rawan banjir longsor saat musim hujan. Ada Sungai Lusi yg merupakan sungai terbesar di Kabupaten Blora yang sumber mata airnya dari pegunungan Kapur Utara (Rembang).
Menurut cerita, nama Blora berasal dari kata belor (Lumpur) yang berkembang menjadi mbeloran. Ada juga yg melihat dari kata wai (Air) dan lorah (Jurang/Dataran Rendah), sehingga disebut wailorahatau bailorah yang kemudian berkembang menjadi balora atau Blora.

Hari jadi kabupaten ini pada 11 Desember 1749. Wilayah yg didominasi oleh hutan jati ini tidak pernah lepas dari konflik kepentingan dari jaman ke jaman. Sejak jaman kerajaan Demak, Mataram hingga sekarang, wilayah ini menjadi primadona karena hasil buminya.
Blora adalah sebuah kabupaten di pinggiran Jawa Tengah yang berbatasan lansung dengan Jawa Timur. Secara administratif terletak di wilayah paling ujung (bersama Kabupaten Rembang) di sisi timur Propinsi Jawa Tengah. Kabupaten diapit oleh lima wilayah administratif, yaitu bagian utara oleh Kabupaten Rembang dan Kabupaten Pati, bagian Timur oleh Kabupaten Bojonegoro, bagian Selatan oleh Kabupaten Ngawi dan bagian barat oleh Kabupaten Grobogan. Luas wilayah administrasi kabupaten yang didominasi oleh pegunungan kapur ini adalah1820,59 km² pada ketinggian 96,00-280 m di atas permukaan laut. Hampir 50% wilayah ini arealnya adalah hutan yang meliputi hutan negara dan hutan rakyat, 25% areal persawahan dan sisanya perumahan dan lain-lain.

Daerah ini merupakan kawasan krisis air dan rawan banjir longsor saat musim hujan. Ada Sungai Lusi yg merupakan sungai terbesar di Kabupaten Blora yang sumber mata airnya dari pegunungan Kapur Utara (Rembang).
Menurut cerita, nama Blora berasal dari kata belor (Lumpur) yang berkembang menjadi mbeloran. Ada juga yg melihat dari kata wai (Air) dan lorah (Jurang/Dataran Rendah), sehingga disebut wailorahatau bailorah yang kemudian berkembang menjadi balora atau Blora.

Hari jadi kabupaten ini pada 11 Desember 1749. Wilayah yg didominasi oleh hutan jati ini tidak pernah lepas dari konflik kepentingan dari jaman ke jaman. Sejak jaman kerajaan Demak, Mataram hingga sekarang, wilayah ini menjadi primadona karena hasil buminya.
Spoiler for Tahukah Anda tentang Blora?:
Tahukah Anda tentang Blora?

Blora adalah kawasan yang melahirkan orang-orang yg sangat penting dalam sejarah Indonesia, baik dalam perspektif sosial-politik dan kebudayaan. Ada nama Raden Kohar atau Samin Surasentiko yg merupakan tokoh perlawanan petani yang menggunakan protes pasif (tidak menggunakan senjata). Pergolakan di Blora pada jaman penjajahan terutama disebabkan oleh penerapan berbagai macam pajak, perubahan pemakaian tanah komunal, pembatasan dan pengawasan oleh penjajah mengenai penggunaan hasil hutan oleh masyarakat.
Sedulur Sikep atau lebih dikenal sebagai Wong Samin diketahui bermula dari Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarjo, Kabupaten Blora. Desa ini terletak kurang lebih 25 kilometer di sebelah utara Randublatung. Sebuah perkampungan yg terletak di tengah hutan jati. Menuju Klopoduwur, maka akan melintasi areal hutan jati yang termasuk wilayah kerja HPH (Hak Pemangku Hutan) Kabupaten Blora. Raden Kohar lahir pada 1859 ini sejatinya berasal dari Desa Ploso Kedhiren, Randublatung Kabupaten Blora. Namun, lelaki buta aksara ini memilih daerah Klopoduwur, Blora, Jawa Tengah sebagai tempat pengembangan ajarannya.

Pada 1890 pergerakan Samin berkembang di dua desa hutan kawasan Randublatung dan di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Gerakan ini lantas dengan cepat menjalar ke desa-desa lainnya. Mulai dari pantai utara Jawa sampai ke seputar hutan di Pegunungan Kendeng Utara dan Kendeng Selatan. Ajaran yg pada permulaannya hanya dipandang sebelah mata oleh Pemerintah Kolonial Belanda ini, ternyata berkembang dengan cepat. Dalam waktu kurang lebih 17 tahun pengikut ajaran Samin telah mencapai sekitar 5000 orang. Mulai tahun 1907 banyak pengikut Samin yg ditangkap dan dipenjarakan oleh pemerintah (Belanda). Samin beserta delapan pengikutnya, ditangkap dan kemudian diasingkan di Sawahlunto, Sumatra Barat hingga meninggal pada tahun 1914.

Blora adalah kawasan yang melahirkan orang-orang yg sangat penting dalam sejarah Indonesia, baik dalam perspektif sosial-politik dan kebudayaan. Ada nama Raden Kohar atau Samin Surasentiko yg merupakan tokoh perlawanan petani yang menggunakan protes pasif (tidak menggunakan senjata). Pergolakan di Blora pada jaman penjajahan terutama disebabkan oleh penerapan berbagai macam pajak, perubahan pemakaian tanah komunal, pembatasan dan pengawasan oleh penjajah mengenai penggunaan hasil hutan oleh masyarakat.
Sedulur Sikep atau lebih dikenal sebagai Wong Samin diketahui bermula dari Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarjo, Kabupaten Blora. Desa ini terletak kurang lebih 25 kilometer di sebelah utara Randublatung. Sebuah perkampungan yg terletak di tengah hutan jati. Menuju Klopoduwur, maka akan melintasi areal hutan jati yang termasuk wilayah kerja HPH (Hak Pemangku Hutan) Kabupaten Blora. Raden Kohar lahir pada 1859 ini sejatinya berasal dari Desa Ploso Kedhiren, Randublatung Kabupaten Blora. Namun, lelaki buta aksara ini memilih daerah Klopoduwur, Blora, Jawa Tengah sebagai tempat pengembangan ajarannya.

Pada 1890 pergerakan Samin berkembang di dua desa hutan kawasan Randublatung dan di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Gerakan ini lantas dengan cepat menjalar ke desa-desa lainnya. Mulai dari pantai utara Jawa sampai ke seputar hutan di Pegunungan Kendeng Utara dan Kendeng Selatan. Ajaran yg pada permulaannya hanya dipandang sebelah mata oleh Pemerintah Kolonial Belanda ini, ternyata berkembang dengan cepat. Dalam waktu kurang lebih 17 tahun pengikut ajaran Samin telah mencapai sekitar 5000 orang. Mulai tahun 1907 banyak pengikut Samin yg ditangkap dan dipenjarakan oleh pemerintah (Belanda). Samin beserta delapan pengikutnya, ditangkap dan kemudian diasingkan di Sawahlunto, Sumatra Barat hingga meninggal pada tahun 1914.
Spoiler for Tahukah Anda tentang Blora?:
Tahukah Anda tentang Blora?

Adrian Stoop, pemilik perusahaan minyak Belanda De Dordtsche Petroleum Maatschappij melakukan usaha pencarian minyak di Surabaya tahun 1887 dan menemukan semburan minyak di Desa Ledok Kecamatan Sambong, Blora. Kemudian ia mendirikan Kilang Wonokromo (1890) dan di Cepu Jawa Tengah (1894), yg sekarang menjadi wilayah kerja Pertamina. Kawasan ini merupakan awal mula eksplorasi minyak bumi di Indonesia.

Blora mendapat sorotan nasional ketika di kawasan Blok Cepu ditemukan cadangan minyak bumi sebanyak 250 juta barel. Bulan Maret 2006 Exxon Mobil Indonesia ditunjuk sebagai pengelola tambang tersebut. Penunjukan ini menuai kontroversi dari berbagai kalangan karena dianggap menjual potensi alam Indonsesia kepada perusahaan asing. Perjanjian antara pemerintah Indonesia dengan Exxon Mobil Indonesia dianggap tidak berimbang, karena konsesi harga yg jauh lebih tinggi daripada yg ditawarkan oleh perusahaan milik negara yaitu PT. Pertamina.

Adrian Stoop, pemilik perusahaan minyak Belanda De Dordtsche Petroleum Maatschappij melakukan usaha pencarian minyak di Surabaya tahun 1887 dan menemukan semburan minyak di Desa Ledok Kecamatan Sambong, Blora. Kemudian ia mendirikan Kilang Wonokromo (1890) dan di Cepu Jawa Tengah (1894), yg sekarang menjadi wilayah kerja Pertamina. Kawasan ini merupakan awal mula eksplorasi minyak bumi di Indonesia.

Blora mendapat sorotan nasional ketika di kawasan Blok Cepu ditemukan cadangan minyak bumi sebanyak 250 juta barel. Bulan Maret 2006 Exxon Mobil Indonesia ditunjuk sebagai pengelola tambang tersebut. Penunjukan ini menuai kontroversi dari berbagai kalangan karena dianggap menjual potensi alam Indonsesia kepada perusahaan asing. Perjanjian antara pemerintah Indonesia dengan Exxon Mobil Indonesia dianggap tidak berimbang, karena konsesi harga yg jauh lebih tinggi daripada yg ditawarkan oleh perusahaan milik negara yaitu PT. Pertamina.

Spoiler for Tahukah Anda Tentang Blora?:
Tahukah Anda Tentang Blora?

Hutan alam dan tanam yg luas di Pulau Jawa seperti hutan jati memiliki nilai ekonomis, ekologis, dan sosial yg penting. Kayu jati jawa telah dimanfaatkan sejak zaman Kerajaan Majapahit. Jati terutama dipakai untuk membangun rumah dan alat pertanian. Hingga masa Perang Dunia Kedua, orang Jawa pada umumnya hanya mengenal kayu jati sebagai bahan bangunan. Kayu-kayu bukan jati disebut ‘kayu tahun’. Artinya, kayu yg keawetannya untuk beberapa tahun saja.
Jati banyak digunakan dalam membangun kapal-kapal niaga dan kapal-kapal perang. Tegal, Juwana, Tuban, dan Pasuruan adalah pusat-pusat galangan kapal dulunya. Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) bahkan sedemikian tertarik pada “emas hijau” ini hingga berkeras mendirikan loji pertama mereka di Pulau Jawa —tepatnya di Jepara— pada 1651. Perusahaan kolonial ini juga memperjuangkan izin berdagang jati melalui Semarang, Jepara, dan Surabaya karena mereka menganggap perdagangan jati akan jauh lebih menguntungkan daripada perdagangan rempah-rempah dunia.

Hutan alam dan tanam yg luas di Pulau Jawa seperti hutan jati memiliki nilai ekonomis, ekologis, dan sosial yg penting. Kayu jati jawa telah dimanfaatkan sejak zaman Kerajaan Majapahit. Jati terutama dipakai untuk membangun rumah dan alat pertanian. Hingga masa Perang Dunia Kedua, orang Jawa pada umumnya hanya mengenal kayu jati sebagai bahan bangunan. Kayu-kayu bukan jati disebut ‘kayu tahun’. Artinya, kayu yg keawetannya untuk beberapa tahun saja.
Jati banyak digunakan dalam membangun kapal-kapal niaga dan kapal-kapal perang. Tegal, Juwana, Tuban, dan Pasuruan adalah pusat-pusat galangan kapal dulunya. Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) bahkan sedemikian tertarik pada “emas hijau” ini hingga berkeras mendirikan loji pertama mereka di Pulau Jawa —tepatnya di Jepara— pada 1651. Perusahaan kolonial ini juga memperjuangkan izin berdagang jati melalui Semarang, Jepara, dan Surabaya karena mereka menganggap perdagangan jati akan jauh lebih menguntungkan daripada perdagangan rempah-rempah dunia.

Spoiler for Tahukah Anda tentang Blora?:
Tahukah Anda tentang Blora?
Cerita dari Blora (1952), pemenang karya sastra terbaik dari Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional, Jakarta, 1953. Penulisnya adalah Parmoedya Ananta Toer seorang yang hampir sebagian besar hidupnya mendekam dalam bui dari jaman kolonial Belanda dan Jepang hingga rejim Soeharto. Nama penulis ini tidak pernah lepas dari Blora dimana dia berasal. Pramoedya lahir pada 6 Februari 1925 dan wafat di Jakarta pada 30 April 2006. Ia adalah salah seorang penulis yang paling produktif dalam sejarah sastra Indonesia. Lebih dari 50 karya sastra dibuatnya dan telah diterjemahkan lebih dari 41 bahasa asing.

Nama asli Pramoedya adalah Pramoedya Ananta Mastoer seperti yang ia tulis pada buku Cerita Dari Blora (sebuah semi autobiografi), ia menghilangkan penggalan Mas menjadi Toer saja, karena menganggap Mastoer terlalu aristokratik. Setelah tragedi 1965, ia ditahan rezim Soeharto karena pandangan komunis-nya. Buku-buku Pram dilarang beredar. Ia ditahan tanpa pengadilan di Nusakambangan dan kemudian dipindahkan ke Pulau Buru, tempat ia menghabiskan waktu selam 14 tahun dalam tahanan politik.
Meskipun dilarang untuk menulis selama penahanan di Pulau Buru, Pram berhasil menghasilkan tetralogi Minke yang merupakan salah satu karya terbaiknya. Tetralogi ini dimulai dengan buku berjudul Bumi Manusia, yang merupakan semi fiksi sejarah Indonesia dengan tokoh utama Minke, bangsawan kecil Jawa (yang merupakan penggambaran RM Tirto Adisuryo seorang tokoh pergerakan zaman kolonial yang mendirikan Sarekat Priyayi yang dianggap oleh Pramudya sebagai organisasi nasional pertama di Nusantara). Buku ini dibawakan secara oral kepada kawan-kawan sepenjara dan diselundupkan ke Australia yang kemudian diterbitkan dalam bahasa Inggris dan Indonesia.
Pramoedya adalah salah satu kepingan anak-anak Blora yang mempunyai peran besar dalam perkembangan sejarah dan kebudayaan Indonesia. Saat ia wafat, kawan dan lawan datang melayat sebagai sebuah penghargaan terhadap intergritas seorang Pramoedya Ananta Toer sbg pelaku sejarah kebudayaan di Indonesia
Cerita dari Blora (1952), pemenang karya sastra terbaik dari Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional, Jakarta, 1953. Penulisnya adalah Parmoedya Ananta Toer seorang yang hampir sebagian besar hidupnya mendekam dalam bui dari jaman kolonial Belanda dan Jepang hingga rejim Soeharto. Nama penulis ini tidak pernah lepas dari Blora dimana dia berasal. Pramoedya lahir pada 6 Februari 1925 dan wafat di Jakarta pada 30 April 2006. Ia adalah salah seorang penulis yang paling produktif dalam sejarah sastra Indonesia. Lebih dari 50 karya sastra dibuatnya dan telah diterjemahkan lebih dari 41 bahasa asing.

Nama asli Pramoedya adalah Pramoedya Ananta Mastoer seperti yang ia tulis pada buku Cerita Dari Blora (sebuah semi autobiografi), ia menghilangkan penggalan Mas menjadi Toer saja, karena menganggap Mastoer terlalu aristokratik. Setelah tragedi 1965, ia ditahan rezim Soeharto karena pandangan komunis-nya. Buku-buku Pram dilarang beredar. Ia ditahan tanpa pengadilan di Nusakambangan dan kemudian dipindahkan ke Pulau Buru, tempat ia menghabiskan waktu selam 14 tahun dalam tahanan politik.
Meskipun dilarang untuk menulis selama penahanan di Pulau Buru, Pram berhasil menghasilkan tetralogi Minke yang merupakan salah satu karya terbaiknya. Tetralogi ini dimulai dengan buku berjudul Bumi Manusia, yang merupakan semi fiksi sejarah Indonesia dengan tokoh utama Minke, bangsawan kecil Jawa (yang merupakan penggambaran RM Tirto Adisuryo seorang tokoh pergerakan zaman kolonial yang mendirikan Sarekat Priyayi yang dianggap oleh Pramudya sebagai organisasi nasional pertama di Nusantara). Buku ini dibawakan secara oral kepada kawan-kawan sepenjara dan diselundupkan ke Australia yang kemudian diterbitkan dalam bahasa Inggris dan Indonesia.
Pramoedya adalah salah satu kepingan anak-anak Blora yang mempunyai peran besar dalam perkembangan sejarah dan kebudayaan Indonesia. Saat ia wafat, kawan dan lawan datang melayat sebagai sebuah penghargaan terhadap intergritas seorang Pramoedya Ananta Toer sbg pelaku sejarah kebudayaan di Indonesia
Diubah oleh edogawan 28-12-2012 17:57
0
14.1K
Kutip
128
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan