- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
3 Pemuda Tuna Rungu Berprestasi di Indonesia


TS
Mr.Josh.Ganteng
3 Pemuda Tuna Rungu Berprestasi di Indonesia
Quote:

Keterbatasan fisik tidak menghalangi para generasi muda penyandang tuna rungu ini. Kemauan kuat untuk maju menyingkirkan keterbatasan itu. Para pemuda ini mungkin segelintir dari banyak generasi muda penyangdang tuna rungu. Lainnya, mungkin banyak di sekitar Anda. Berikut 3 pemuda berprestasi di Indonesia ini.
1. Dian Inggrawati Soebangil

Dian Inggrawati Soebangil terpilih menjadi Miss Deaf Indonesia saat berusia 27 tahun 2011 lalu dan mengikuti ajang Miss Deaf World 2011 dan Miss Deaf Europe 2011 di Praha. Di Praha, Dian terpilih menjadi The 2nd Runner Up.
Dian, Miss Deaf Indonesia 2011, yang bergelar Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Persada Indonesia YAI Jakarta, dalam pemilihan yang berlangsung ketat mampu mengungguli para kontestan dari berbagai negara dengan kecantikan dan bakatnya yang beragam.
Misalnya si cantik July Duffreche (Prancis) adalah seorang penunggang kuda yang handal. Christiana Tsangara (Siprus) menampilkan kebolehannya dalam olahraga bolabasket. Sementara wakil Korea Selatan, Mongolia, Brazil, Meksiko dan Seychelles menampilkan tarian tradisional negaranya, yang tak kalah menarik.
Menampilkan tari ‘Lenggang Nyai’ dari Betawi, Dian mampu menunjukkan bakat seninya yang luarbiasa. Meskipun kesulitan mendengar, Dian dapat menari nyaris sempurna diiringi musik khas Betawi dan hiasan kembang kelapa merah putih.
Tanpa diduga pada akhir tariannya Dian menunjukkan tulisan “Deaf, No Problem” kepada seluruh penonton, sehingga mendapat tepukan sangat meriah.
Seperti pada kontes kecantikan lainnya, Dian juga berlenggak lenggok memakai beragam busana, termasuk gaun malam. Mengenakan kebaya batik tulis berwarna coklat karya Anne Avanti, Dian dengan nomor peserta 24 tampil anggun sehingga menarik perhatian para juri dan penonton.
Sebagai tanda persahabatan, Dian membagikan kenang-kenangan berupa kain batik khas Indonesia kepada peserta. Dengan bahasa isyarat, Dian sambil terharu mengungkapkan rasa senang dan bahagia karena bisa menyumbangkan prestasi untuk Indonesia. Dia juga menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantunya.
2. Angkie Yudistia

Angkie Yudistia (26), memiliki kisah hidup yang menginspirasi. Keterbatasan yang ia miliki sebagai seorang difabel tidak membuat dirinya terpuruk. Meskipun saat kecil Angkie sering menjadi bahan ledekan teman-temannya.
Wanita itu kehilangan pendengaran sejak usia 10 tahun karena kesalahan obat antibiotik. Hal tersebut tentu membuat Angkie dan kedua orangtuanya shock. Meski demikian, putri pasangan Hadi Sanjoto dan Indiarty Kaharman ini tetap menempuh pendidikan formal di sekolah umum. Sang ibu tidak ingin Angkie bersedih dan menerima pendidikan khusus.
Menempuh pendidikan formal di sekolah umum cukup menjadi tantangan berat buat Angkie. Tak jarang ia mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari teman-temannya. Namun pengalaman tersebut yang membuat wanita kelahiran 5 Juni 1987 itu semakin tegar dan optimis.
"Waktu masih kecil zaman SD atau SMA diledekin ya, sampai SMA juga masih tapi aku tahu kalau gak bermaksud seperti itu, aku sedihnya bukan karena ini (tunarungu) tapi pandangan orang lain ke aku," tutur Angkie ketika bercerita dengan Wolipop beberapa waktu lalu di kantor L'Oreal, Gedung DBS, Kuningan, Jakarta Selatan.
Meskipun sering menjadi bahan ledekan teman-teman, Angkie lantas tidak 'jatuh' dan 'menyerah'. Ia tetap berusaha memberikan yang terbaik demi kedua orangtua yang selalu mendukungnya. Tekad dan kerja keras Angkie membuat wanita yang hobi traveling ini sukses seperti sekarang.
Penulis 'Perempuan Tunarungu Menembus Batas' itu berhasil mendirikan Thisable Enterprise bersama dua orang temannya yang tidak memiliki keterbatasan. Ia menjabat sebagai Chief Executive Officer(CEO) di perusahaan yang fokus pada program sosial itu, terutama mengenai isu difabel. Perusahaan bergerak di bidang publishing atau penerbitan, pendidikan, serta komunikasi. Angkie mendirikan perusahaan tersebut sejak 2011.
3. Rafi Abdurrahman Ridwan

Terkena virus rubela saat dalam kandungan ibunya, membuat Rafi Abdurrahman Ridwan menjadi tuna rungu. Namun keterbatasan alat indera tidak lantas membuat Rafi harus diam meratapi nasib.
Lewat rancangan bajunya, nama Rafi melambung di luar negeri. Bahkan sekelas super model Amerika Serikat, Tyra Banks memuji Rafi setinggi langit.
"So, this is Rafi. Rafi is from Jakarta. Rafi is a prodigy. At 9 years old, he had his first collection fashion week, here in indonesia. And now he is 11. Rafi is also deaf, yes. And is an amazing prodigy," ujar Tyra Banks.
Pernyataan itu disampaikan Tyra Banks saat memperkenalkan Rafi kepada finalis America's Next Top Model di Bali beberapa bulan lalu. 14 Baju karya Rafi memang dirancang khusus untuk sesi pemotretan event tersebut.
Awal kegemaran mendesain Rafi ini karena dia melihat tokoh kartun putri duyung terkenal, Little Mermaid dan ingin mengubah gaya berpakaian Rafi itu. Alasan memilih Little Mermaid sangat lucu, ingin menampilkan putri duyung tersebut sosok yang lebih sopan dalam berpakaian.
Desain Rafi seperti Little Mermaid yang dibuatkan baju pesta. Namun buntut si putri duyung itu tetap nongol. Banyak juga desain Rafi yang memiliki detail guratan sangat rumit.
Siapa sangka, berawal dari coretan itu, karya Rafi diakui tidak hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri. The Jakarta Fashion Week 2012, ajakan Dinas Pariwisata Pemprov DKI ke Melbourne, Hijabersmom Community hingga Indonesia Creative Week hingga America's Next Top Model menjadi bukti karya bocah cilik yang tidak terjebak dalam keterbatasannya.
[URL="http://news.detik..com/read/2013/12/19/083438/2446150/10/0/3-pemuda-tuna-rungu-berprestasi-di-indonesia880006fa"]SUMBER[/URL]
Mantab .... tetap berprestasi dengan segala kekurangannya ... ini baru hebat
0
2.1K
Kutip
10
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan