Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku telah menerima ribuan kritik ihwal sikap dan kebijakannya sejak pertama kali menjadi orang nomor 1 di Indonesia pada 2004 lalu. "Kalau satu hari saya mendapat 10 kritik, satu tahun berapa? Sembilan tahun berapa?" kata SBY, puncak peringatan Hari Ulang Tahun ke-76 LKBN Antara, di Wisma Antara, Jakarta, Rabu, 18 Desember 2013.

Menurut dia, kecaman, hujatan, dan cemoohan kepada dirinya merupakan hak setiap orang. SBY menyadari, sebagai seorang pemimpin, ia pasti bakal dibenci atau dipuji. "Saya menyadari kalau ada apa-apa, SBY salah," ujarnya. "Saya harus menerima keadaan seperti itu."

Namun SBY menyatakan sulit menerima jika ada yang memfitnah dirinya. "Tentu sulit secara batiniah untuk menerimanya," ucap dia. Misalnya, kata SBY, ketika dia tidak berbicara dan berbuat apa-apa, lantas tiba-tiba diisukan telah melakukan perbuatan A.

"A itu diserang berhari-hari, berminggu-minggu. Ini yang tidak mendidik karena tidak ada faktanya," ujar SBY. Meski begitu, dia optimistis bisa kuat dan tegar untuk menghadapi semuanya.

"Hanya permohonan saya sebagai seseorang yang sebentar lagi kembali ke masyarakat, janganlah kita berikan toleransi kalau itu berupa fitnah, karena fitnah lebih kejam dibandingkan pembunuhan," SBY menjelaskan.

Menurut SBY, sebagai seorang pemimpin, barangkali sudah menjadi takdir dan nasibnya diperlakukan demikian. "Ada falsafah, tidak ada orang yang menyepak anjing mati," ujarnya. "Jadi kalau saya disepak, berarti saya masih hidup."

Dia mengatakan, jika ada orang yang tak mau diserang, dikritik, atau dikecam, maka jangan ucapkan apa pun, jangan berbuat apa pun, dan jangan menjadi apa pun. Menurut SBY, tak mungkin seorang manusia tak melakukan apa pun. "Artinya saya masih hidup kalau diserang, dihantam, dicemooh, dihina."


SUMBER