- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Miris gan !! Penggusuran Warga SAD Oleh PT. Asiatic Persada (Malaysia)


TS
iqbalz18
Miris gan !! Penggusuran Warga SAD Oleh PT. Asiatic Persada (Malaysia)
Selamat datang di Thread ane gan
Maaf kalo berantakan
Kalo berkenan timpuk ane pake

Langsung ke berita ye gan
Berikut ini adalah kronologis penggusuran dan pengusiran terhadap warga Suku Anak Dalam (SAD) di dusun Padang Salak dan Pinang Tinggi, desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Batanghari, Jambi.
Proses penggusuran ini dilakukan oleh PT. Asiatic Persada, anak perusahaan Wilmar Group asal Malaysia. Penggusuran dilakukan dengan dukungan ribuan pasukan gabungan TNI, Brimob/POLRI, dan Security PT. Asiatic:
Tanggal 7 Desember 2013:
Pukul 09.00 WIBwarga melaporkan kan kepada aktivis Serikat Tani Nasional (STN) terkait adanya penggusuran rumah warga SAD di dusun Padang Salak, desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Batanghari;Mendapat laporan itu, dua aktivis STN (Eko Purwanto dan Sugiono) mendatangi lokasi kejadian. Keduanya langsung menuju rumah salah seorang warga bernama Sadeli. Keduanya tiba saat proses penggusuran sedang berlangsung;Saat itu, Eko menanyakan perihal penggusuran tersebut. Namun pihak kepala Security PT. Asiatic Persada, Dominggus, menjawab: seluruh warga SAD harus meninggalkan tiga dusun yang selama ini mereka huni: Padang Salak, Pinang Tinggi, dan Tanah Menang.
Pukul 10.00 WIB Warga SAD sebanyak 70-an orang, termasuk perempuan dan anak-anak, berusaha untuk mempertahankan tanah dan rumah mereka.Tiba-tiba pasukan penggusur (TNI, Polri, dan Security) datang dan menyerang. Eko Purwanto, aktivis STN yang berada bersama warga, langsung dipukul menggunakan botol bekas bir. Beruntung, pukulan itu berhasil ditampik dengan tangan kiri. Akibatnya, tangan kiri Eko terluka dan remuk;Tak hanya itu, Eko dipukuli oleh Security PT. Asiatic. HP, handy talky, dan Jam tangan dirampas oleh security PT. Asiatic. Seorang warga bernama Angga juga dipukuli, diseret, dan ‘dibawa’ oleh anggota TNI.Sementara warga terus melakukan perlawanan. Namun, pihak TNI dan Polisi membalasnya dengan rentetan tembakan. Tak hanya itu, ratusan Security bersenjata tajam mengejar warga hingga ke tengah hutan.
Sementara sejumlah security lainnya merobohkan rumah warga di lokasi. Saat itu, pihak Security merampas uang dan barang-barang berharga milik warga (rokok di warung, minuman kaleng, laptop, TV, dll).
Bahkan, ada anggota TNI yang menembaki binatang peliharaan warga, seperti ayam dan anjing.
Beberapa warga yang berusaha merekam kejadian diintimidasi dan diteror. HP-nya dirampas oleh security dan aparat keamanan. Anggota TNI mengancam: “siapa yang merekam, akan dibunuh.”
Ibu-ibu yang berusaha mempertahankan harta benda diseret-seret hingga keluar dari rumahnya oleh Security PT. Asiatic Persada.
Warga kemudian memilih untuk mundur ke perkampungan lainnya yang belum digusur oleh PT. Asiatic Persada.
Pukul 13.00 WIB Hampir semua bangunan warga milik SAD di dusun Padang Salak, desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Batanghari, sudah diratakan dengan tanah.Sebagian besar warga, terutama ibu-ibu dan anak-anak, meninggalkan lokasi/dusun dengan tangis dan menjerit-jerit.
Tanggal 8 Desember 2013
Pukul 08.00 WIB Dua orang warga bernama Budi Hartono (36 tahun) dan Angga Paimin (33 th) ditangkap di dusun Johor Baru. Saat itu keduanya sedang menyantap sarapan pagi. Tiba-tiba polisi yang mengaku intel Polsek Bajubang menghampiri dan menangkap korban;
Pukul 10.00 WIB Warga yang mencoba kembali ke dusun dan berusaha menyelamatkan harta-benda menyaksikan proses penggusuran dan penghancuran rumah warga masih berlangsung.
Pukul 13.30 WIB Seorang warga SAD bernama Senen (65 th) ditangkap di rumah saudaranya di Unit X Sungai Bahar. Saat penangkapan berlangsung, Polisi melepaskan rentetan tembakan. Senen kemudian dibawa ke mobil polisi.Warga di sekitar lokasi kejadian berlarian karena ketakutan dengan suara tembakan.
Tanggal 10 Desember 2013
Pukul 10.00 WIB Sebanyak 500-an pasukan gabungan TNI, Brimob/Polri, dan security PT. Asiatic kembali melakukan penggusuran di dusun Pinang Tinggi, desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Batanghari;Proses penggusuran dimulai dari rumah-rumah keluarga Norman. Ada sekitar 45 rumah yang dibongkar. Saat itu, karena ketakutan, warga tidak bisa berbuat apa-apa.Semua warga yang memegang Ponsel (HP) dilarang merekam kejadian. Dua orang warga, Meldy (32 th) dan Son (25 th), dipukuli karena berusaha merekam kejadian. Hp keduanya dirampas.
Pukul 12.00 WIB Pasukan gabungan TNI, Polisi, dan Security PT. Asiatic melanjutkan penggusuran di rumah keluarga Ibu Hanimah. Ada 25-an rumah yang dihancurkan.Pada saat penggusuran, warga dan anak-anak berlarian dan menangis histeris.
Pukul 13.00 WIB Pasukan gabungan TNI, Polisi dan Security PT. Asiatic melanjutkan penggusuran di keluarga Bani. Ada puluhan rumah yang dibongkar dan dihancurkan.Di sini warga juga ketakutan dan histeris menyaksikan penghancuran terhadap rumah-rumah mereka.
Pukul 14.00 WIB Pasukan penggusuran melanjutkan penggusuran di rumah keluarga Idris Kuris (Beloncok) di dusun Terawang, desa Bungku, kecamatan Bajubang, Batanghari. Ada puluhan rumah yang dihancurkan dan dibongkar.
Sumber Artikel: http://www.berdikarionline.com/kabar...-malaysia.html
miris ane gan
, sekaligus marah 
gimana tuh tanggapan agan ???

Maaf kalo berantakan

Kalo berkenan timpuk ane pake


Langsung ke berita ye gan

Spoiler for sumber:
Berikut ini adalah kronologis penggusuran dan pengusiran terhadap warga Suku Anak Dalam (SAD) di dusun Padang Salak dan Pinang Tinggi, desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Batanghari, Jambi.
Proses penggusuran ini dilakukan oleh PT. Asiatic Persada, anak perusahaan Wilmar Group asal Malaysia. Penggusuran dilakukan dengan dukungan ribuan pasukan gabungan TNI, Brimob/POLRI, dan Security PT. Asiatic:
Tanggal 7 Desember 2013:
Pukul 09.00 WIBwarga melaporkan kan kepada aktivis Serikat Tani Nasional (STN) terkait adanya penggusuran rumah warga SAD di dusun Padang Salak, desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Batanghari;Mendapat laporan itu, dua aktivis STN (Eko Purwanto dan Sugiono) mendatangi lokasi kejadian. Keduanya langsung menuju rumah salah seorang warga bernama Sadeli. Keduanya tiba saat proses penggusuran sedang berlangsung;Saat itu, Eko menanyakan perihal penggusuran tersebut. Namun pihak kepala Security PT. Asiatic Persada, Dominggus, menjawab: seluruh warga SAD harus meninggalkan tiga dusun yang selama ini mereka huni: Padang Salak, Pinang Tinggi, dan Tanah Menang.
Pukul 10.00 WIB Warga SAD sebanyak 70-an orang, termasuk perempuan dan anak-anak, berusaha untuk mempertahankan tanah dan rumah mereka.Tiba-tiba pasukan penggusur (TNI, Polri, dan Security) datang dan menyerang. Eko Purwanto, aktivis STN yang berada bersama warga, langsung dipukul menggunakan botol bekas bir. Beruntung, pukulan itu berhasil ditampik dengan tangan kiri. Akibatnya, tangan kiri Eko terluka dan remuk;Tak hanya itu, Eko dipukuli oleh Security PT. Asiatic. HP, handy talky, dan Jam tangan dirampas oleh security PT. Asiatic. Seorang warga bernama Angga juga dipukuli, diseret, dan ‘dibawa’ oleh anggota TNI.Sementara warga terus melakukan perlawanan. Namun, pihak TNI dan Polisi membalasnya dengan rentetan tembakan. Tak hanya itu, ratusan Security bersenjata tajam mengejar warga hingga ke tengah hutan.
Sementara sejumlah security lainnya merobohkan rumah warga di lokasi. Saat itu, pihak Security merampas uang dan barang-barang berharga milik warga (rokok di warung, minuman kaleng, laptop, TV, dll).
Bahkan, ada anggota TNI yang menembaki binatang peliharaan warga, seperti ayam dan anjing.
Beberapa warga yang berusaha merekam kejadian diintimidasi dan diteror. HP-nya dirampas oleh security dan aparat keamanan. Anggota TNI mengancam: “siapa yang merekam, akan dibunuh.”
Ibu-ibu yang berusaha mempertahankan harta benda diseret-seret hingga keluar dari rumahnya oleh Security PT. Asiatic Persada.
Warga kemudian memilih untuk mundur ke perkampungan lainnya yang belum digusur oleh PT. Asiatic Persada.
Pukul 13.00 WIB Hampir semua bangunan warga milik SAD di dusun Padang Salak, desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Batanghari, sudah diratakan dengan tanah.Sebagian besar warga, terutama ibu-ibu dan anak-anak, meninggalkan lokasi/dusun dengan tangis dan menjerit-jerit.
Tanggal 8 Desember 2013
Pukul 08.00 WIB Dua orang warga bernama Budi Hartono (36 tahun) dan Angga Paimin (33 th) ditangkap di dusun Johor Baru. Saat itu keduanya sedang menyantap sarapan pagi. Tiba-tiba polisi yang mengaku intel Polsek Bajubang menghampiri dan menangkap korban;
Pukul 10.00 WIB Warga yang mencoba kembali ke dusun dan berusaha menyelamatkan harta-benda menyaksikan proses penggusuran dan penghancuran rumah warga masih berlangsung.
Pukul 13.30 WIB Seorang warga SAD bernama Senen (65 th) ditangkap di rumah saudaranya di Unit X Sungai Bahar. Saat penangkapan berlangsung, Polisi melepaskan rentetan tembakan. Senen kemudian dibawa ke mobil polisi.Warga di sekitar lokasi kejadian berlarian karena ketakutan dengan suara tembakan.
Tanggal 10 Desember 2013
Pukul 10.00 WIB Sebanyak 500-an pasukan gabungan TNI, Brimob/Polri, dan security PT. Asiatic kembali melakukan penggusuran di dusun Pinang Tinggi, desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Batanghari;Proses penggusuran dimulai dari rumah-rumah keluarga Norman. Ada sekitar 45 rumah yang dibongkar. Saat itu, karena ketakutan, warga tidak bisa berbuat apa-apa.Semua warga yang memegang Ponsel (HP) dilarang merekam kejadian. Dua orang warga, Meldy (32 th) dan Son (25 th), dipukuli karena berusaha merekam kejadian. Hp keduanya dirampas.
Pukul 12.00 WIB Pasukan gabungan TNI, Polisi, dan Security PT. Asiatic melanjutkan penggusuran di rumah keluarga Ibu Hanimah. Ada 25-an rumah yang dihancurkan.Pada saat penggusuran, warga dan anak-anak berlarian dan menangis histeris.
Pukul 13.00 WIB Pasukan gabungan TNI, Polisi dan Security PT. Asiatic melanjutkan penggusuran di keluarga Bani. Ada puluhan rumah yang dibongkar dan dihancurkan.Di sini warga juga ketakutan dan histeris menyaksikan penghancuran terhadap rumah-rumah mereka.
Pukul 14.00 WIB Pasukan penggusuran melanjutkan penggusuran di rumah keluarga Idris Kuris (Beloncok) di dusun Terawang, desa Bungku, kecamatan Bajubang, Batanghari. Ada puluhan rumah yang dihancurkan dan dibongkar.
Sumber Artikel: http://www.berdikarionline.com/kabar...-malaysia.html
Spoiler for berita lain:
Kabar Rakyat
Warga Suku Anak Dalam: Kami Diancam Dibunuh Bila Tidak Tinggalkan Kampung
Sejak tanggal 7 Desember lalu, PT. Asiatic Persada (anak perusahaan Wilmar Grup asal Malaysia) terus mengusir paksa warga Suku Anak Dalam di tiga kampung di Jambi, yakni Padang Salak, Pinang Tinggi, dan Tanah Menang.
Menurut Damayanti, salah seorang warga SAD di Pinang Tinggi, proses pengusiran paksa itu diwarnai dengan penghancuran pemukiman warga, penghancuran rumah-rumah warga, perampasan harta benda, dan ancaman pembunuhan.
“Kami diancam mau dibunuh kalau tidak tinggal kampung. Mereka mencincang-cincang ternak kami, lantas mereka bilang, kalau berani melawan akan dibegitukan,” ungkap Damayanti.
Karena diancam mau dibunuh, kata Damayanti, warga pun tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka hanya menangis histeris ketika rumah mereka diratakan dengan tanah. Tak hanya itu, ternak warga dibantai dengan rentetan tembakan oleh TNI dan Brimob.
Ironisnya lagi, ungkap Damayanti, para penggusur yang terdiri dari TNI, Brimob, dan security PT. Asiatic merampas harta benda milik warga SAD, seperti ponsel, beras, dompet, tabungan, ayam, kambing, dan ternak lainnya.
Damayanti juga mengungkapkan, karena harta benda warga dijarah, banyak warga SAD yang belum makan sejak penggusuran dimulai. “Kami kelaparan karena harta benda kami habis. Tidak ada lagi uang untuk membeli kebutuhan hidup. Ternak-ternak kami dirampas atau dibantai,” ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan Yelbi, warga SAD dari dusun Pinang Tinggi. Menurut Yelbi, ketika penggusuran berlangsung, warga tidak diberi kesempatan menyelamatkan harta bendanya. Malahan, kata dia, security PT. Asiatic begitu leluasa menjarah harta benda milik warga.
“Uang saya di dalam rumah tersimpan di dalam tas sebanyak Rp 2,5 juta juga diambil. Ketika saya minta uang saya, mereka (security PT. Asiatic) meletakkan samurai di batang leher saya,” katanya.
Lebih parah lagi, kata Welby, tanaman-tanaman peliharaan warga juga turut dibabat dengan parang oleh security PT. Asiatic. “tanaman seperti ubi, cabai, pohong pisang, Labu, tomat, dan lain-lain habis semua ditebas oleh mereka,” ungkapnya.
Untuk diketahui, proses pengusiran paksa warga SAD dari pemukimannya oleh PT. Asiatic Persada dilakukan dengan dukungan aparat keamanan gabungan TNI, Polri, dan Security PT. Asiatic Persada. Proses pengusiran dan kekerasan masih berlanjut hingga sekarang ini.
Saat ini banyak warga SAD yang memilih menyingkir ke tengah hutan karena ketakutan. Sebagian memilih pergi ke rumah kerabat atau kenalan. Sebagian besar terlunta-lunta tanpa tempat tinggal.
Ulfa Ilyas
Sumber Artikel: http://www.berdikarionline.com/kabar...n-kampung.html
Warga Suku Anak Dalam: Kami Diancam Dibunuh Bila Tidak Tinggalkan Kampung
Sejak tanggal 7 Desember lalu, PT. Asiatic Persada (anak perusahaan Wilmar Grup asal Malaysia) terus mengusir paksa warga Suku Anak Dalam di tiga kampung di Jambi, yakni Padang Salak, Pinang Tinggi, dan Tanah Menang.
Menurut Damayanti, salah seorang warga SAD di Pinang Tinggi, proses pengusiran paksa itu diwarnai dengan penghancuran pemukiman warga, penghancuran rumah-rumah warga, perampasan harta benda, dan ancaman pembunuhan.
“Kami diancam mau dibunuh kalau tidak tinggal kampung. Mereka mencincang-cincang ternak kami, lantas mereka bilang, kalau berani melawan akan dibegitukan,” ungkap Damayanti.
Karena diancam mau dibunuh, kata Damayanti, warga pun tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka hanya menangis histeris ketika rumah mereka diratakan dengan tanah. Tak hanya itu, ternak warga dibantai dengan rentetan tembakan oleh TNI dan Brimob.
Ironisnya lagi, ungkap Damayanti, para penggusur yang terdiri dari TNI, Brimob, dan security PT. Asiatic merampas harta benda milik warga SAD, seperti ponsel, beras, dompet, tabungan, ayam, kambing, dan ternak lainnya.
Damayanti juga mengungkapkan, karena harta benda warga dijarah, banyak warga SAD yang belum makan sejak penggusuran dimulai. “Kami kelaparan karena harta benda kami habis. Tidak ada lagi uang untuk membeli kebutuhan hidup. Ternak-ternak kami dirampas atau dibantai,” ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan Yelbi, warga SAD dari dusun Pinang Tinggi. Menurut Yelbi, ketika penggusuran berlangsung, warga tidak diberi kesempatan menyelamatkan harta bendanya. Malahan, kata dia, security PT. Asiatic begitu leluasa menjarah harta benda milik warga.
“Uang saya di dalam rumah tersimpan di dalam tas sebanyak Rp 2,5 juta juga diambil. Ketika saya minta uang saya, mereka (security PT. Asiatic) meletakkan samurai di batang leher saya,” katanya.
Lebih parah lagi, kata Welby, tanaman-tanaman peliharaan warga juga turut dibabat dengan parang oleh security PT. Asiatic. “tanaman seperti ubi, cabai, pohong pisang, Labu, tomat, dan lain-lain habis semua ditebas oleh mereka,” ungkapnya.
Untuk diketahui, proses pengusiran paksa warga SAD dari pemukimannya oleh PT. Asiatic Persada dilakukan dengan dukungan aparat keamanan gabungan TNI, Polri, dan Security PT. Asiatic Persada. Proses pengusiran dan kekerasan masih berlanjut hingga sekarang ini.
Saat ini banyak warga SAD yang memilih menyingkir ke tengah hutan karena ketakutan. Sebagian memilih pergi ke rumah kerabat atau kenalan. Sebagian besar terlunta-lunta tanpa tempat tinggal.
Ulfa Ilyas
Sumber Artikel: http://www.berdikarionline.com/kabar...n-kampung.html
miris ane gan


gimana tuh tanggapan agan ???
Diubah oleh iqbalz18 17-12-2013 19:17
0
3.6K
Kutip
29
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan