Kaskus

Entertainment

kemalmahendraAvatar border
TS
kemalmahendra
Peringatan Keamanan Dari Presiden
Menjelang keberangkatan ke Jepang, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono seperti biasa memberikan keterangan pers kepada wartawan. Satu yang menarik untuk disimak adalah peringatan akan adanya ancaman keamanan yang dilakukan kelompok tertentu dengan menggunakan momentum Hari Natal dan Tahun Baru.

Menurut Presiden, kita harus meningkatkan kewaspadaan, karena ia mendapat laporan potensi ancaman itu dari Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Sutarman. Aparat keamanan sendiri terus melakukan upaya preventif agar gangguan keamanan yang dilakukan kelompok tertentu tidak sampai bisa dilaksanakan.

Peringatan akan adanya ancaman keamanan menjadi serius karena disampaikan secara terbuka oleh Presiden. Di satu sisi tentunya baik untuk membuat kita semua berjaga-jaga, tetapi di sisi lain membuat kesan bahwa negeri kita ini tidaklah aman.

Baru saja kita mendengar hasil penelitian yang dikeluarkan Kantor Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan tentang menurunnya indeks demokrasi di Indonesia. Salah satu indikatornya adalah penggunaan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok dalam mencapai tujuannya.

Keamanan itu sendiri bukan hanya diukur dari adanya bahaya yang terjadi, tetapi juga dari persepsi tentang ada-tidaknya rasa aman di tengah masyarakat. Amerika Serikat boleh selalu merasa berada dalam ancaman, tetapi masyarakat di sana hidupnya tenang karena memiliki rasa aman.

Perasaan aman ini menjadi sesuatu yang penting karena membuat kita tidak merasa waswas apabila hendak melakukan aktivitas. Ketika rasa aman itu tinggi, maka orang tidak pernah merasa takut untuk keluar rumah atau tinggal di dalam rumah sendirian.

Pertanyaannya, apakah kita memiliki rasa aman, sehingga kualitas hidup kita menjadi lebih baik karena memiliki ketenangan? Kita harus mengatakan bahwa rasa aman itu tidak kita miliki. Kita merasa waswas ketika ada anggota keluarga kita yang belum sampai rumah di atas jam sembilan malam. Sebaliknya kita khawatir kalau meninggalkan rumah untuk waktu yang agak lama.

Apalagi kehidupan di ibu kota negara Jakarta seperti sekarang ini. Bisa-bisa terjadi hal yang tidak diinginkan kepada anggota keluarga kita. Dan kalau sudah terjadi sesuatu, kita pun tidak tahu harus melapor kepada siapa dan meminta bantuan kepada siapa.

Apakah polisi bisa menjadi andalan untuk menjaga keamanan dan rasa aman kita? Masih jauh sekali dari harapan ideal. Kita sama dengan masuk ke rimba yang tidak jelas, ketika harus melaporkan atau meminta bantuan kepada polisi.

Kalau kita yang tinggal di Indonesia saja waswas, bagaimana lalu orang asing yang hendak datang ke Indonesia. Mereka pasti akan berpikir dua kali untuk datang ke Indonesia. Padahal katanya negara ini adalah negeri yang indah dan penuh dengan keramahtamahan.

Apalagi kalau orang nomor satunya di Indonesia pun memperingatkan soal keamanan. Kalau Presiden sudah memberi peringatan keamanan, pasti persoalannya serius dan tingkat kedaruratannya tidak main-main.

Inilah yang sungguh merupakan sebuah paradoks. Di era demokrasi yang seharusnya serba terbuka dan serba aman, kita justru merasakan ketidakamanan. Sebaliknya di era otokrasi yang seharusnya penuh dengan ketakutan, kita justru merasakan adanya keamanan.

Pekerjaan rumah besar berada pada kita dalam membangun demokrasi. Bagaimana kebebasan yang kita usung ini memberi manfaat yang lebih besar pada peningkatan kualitas hidup masyarakat. Bukan hanya menciptakan keingar-bingaran dan akhirnya ketakutan.

Berulangkali kita sampaikan bahwa yang kita harus lakukan bukanlah demokrasi dalam tingkatan wacana atau talking democracy. Kita harus belajar dari negara yang lebih dahulu membangun demokrasi di mana sistem itu dipakai untuk menghasilkan karya nyata bagi perbaikan kehidupan rakyatnya atau working democracy.

Termasuk di dalam menciptakan keamanan dan rasa aman, aparat keamanan bekerjalah untuk menciptakan situasi yang aman itu. Bukan dengan gembar-gembor akan adanya ancaman keamanan dan tidak mengerjakan pekerjaan rumahnya untuk bagaimana menciptakan situasi aman itu.

Kita memang perlu untuk waspada, tetapi tidak perlu juga sampai menimbulkan ketakutan. Peringatan yang disampaikan Kapolri hanya menimbulkan ketakutan, karena kita tidak tahu apakah polisi sudah bekerja dan punya kemampuan untuk mencegah terjadinya tindakan yang bisa mengganggu rasa aman di kegiatan penutup tahun ini.

Peringatan yang hanya menciptakan ketakutan sangat tidak baik bagi kepentingan yang lebih besar. Bagaimana lalu kita bisa berharap datangnya investasi ke negeri ini apabila keamanan tidak bisa dijamin? Marilah kita menciptakan ketenangan dengan sama-sama mengerjakan tugas dan tanggung jawab kita masing-masing. Jangan kita belum bekerja, tetapi sudah berteriak-teriak sehingga membuat orang justru menjadi penuh kekhawatiran.
Diubah oleh kemalmahendra 16-12-2013 00:07
0
1.7K
15
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan