- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tentang Jose Mujica, Seorang Kepala Negara yang Hidup Sangat Sederhana


TS
Pandjoel.123
Tentang Jose Mujica, Seorang Kepala Negara yang Hidup Sangat Sederhana
Tentang Jose Mujica, Seorang Kepala Negara yang Hidup Sangat Sederhana


Jika ada yang bisa menjadi teladan dalam hal kesederhanaan, dia adalah José Mujica, pesiden Uruguay yang memilih meninggalkan istana kepresidenan dan tinggal di rumah pertanian, mendonasikan sebagian besar gajinya untuk proyek-proyek sosial, terbang di kelas ekonomi, dan menyetir sendiri mobil Volkswagen Beetle tua.
Namun mantan gerilyawan ini sangat tidak suka dijuluki sebagai “presiden termiskin di dunia” dan, di umurnya yang menginjak 78.tahun, ia sudah cukup lama terjun di politik untuk tahu betapa bodohnya menjadikan diri sendiri sebagai contoh bagi yang lain.
"Jika aku meminta orang lain untuk hidup seperti caraku, mereka
akan membunuhku," kata Mujica dalam sebuah wawancara dengan
media Inggris, The Guardian .
Presiden adalah mantan gerilyawan Tupamaros, yang terkenal di awal 1970an karena sering merampok bank, menculik orang dan membagikan makanan curian untuk warga miskin. Dia pernah ditembak polisi enam kalidan menghabiskan 14 tahun di penjara militer, dan cukup lama disekap di ruang bawah tanah.
Namun sejak menjadi pemimpin Uruguay pada 2010, dia telah
mendapat pujian sekaligus kontroversi di seluruh dunia karena
hidup dengan caranya sendiri, menolak pengeluaran yang berlebihan dan mendukung kebijakan perkimpoian sesama jenis, aborsi dan legalisasi ganja, yang membuat Uruguay menjadi negara paling liberal kehidupan sosialnya di Amerika Latin.
Pujian datang dari semua spektrum politik. Mujica mungkin satu-
satunya pemimpin sayap kiri di dunia yang dipuji tabloid Inggris
Daily Mail , yang memujanya sebagai pemimpin yang bisa dipercaya
dan karismatik, dalam artikel berjudul: “Akhirnya, ada Politisi yang
tidak Bohong tentang Pengeluarannya.”
Namun pria dengan nama panggilan Pepe ini mengatakan mereka
yang menganggapnya miskin tidak paham arti kekayaan.
"Aku bukan presiden paling miskin. Orang paling miskin adalah
mereka yang butuh banyak hal untuk bisa hidup," ujarnya.
"Gaya hidupku adalah akibat dari derita yang kualami. Aku putra
dari sejarahku sendiri. Ada tahun-tahun di mana aku sudah cukup
senang punya kasur saja."
Dia hidup dengan istrinya, Lucía Topolansky, seorang anggota Kongres terkemuka yang juga bertindak sebagai pejabat pelaksana presiden.
Di rumahnya, hanya ada dua penjaga di mulut gang, dan anjing
miliknya yang berkaki tiga, Manuela.
Mujica bangga dengan negaranya – salah satu yang paling aman
dan paling rendah tingkat korupsinya di kawasan itu– dan dia menggambarkan Uruguay sebagai “pulau pengungsian di dunia yang penuh orang gila ".
Negara itu juga bangga dengan tradisi sosialnya. Pemerintah
menentukan harga-harga komoditas penting seperti susu, dan
menyediakan komputer dan sekolah gratis untuk semua anak.
Industri energi penting dan telekomunikasi dinasionalisasi. Para
pendahulu Mujica menjadikan Uruguay salah satu yang terdepan
dalam hal pembatasan konsumsi tembakau. Namun awal pekan ini,
Uruguay mengesahkan undang-undang yang memberi kekuasaan
negara untuk memproduksi, mendistribusikan dan menjual ganja.
Meski demikian, Mujica enggan menyebut Uruguay sebagai negara
liberal, sama enggannya dia disebut sebagai presiden termiskin.
"Negaraku tidak sepenuhnya terbuka. Cara-cara kami ini logis
saja," ujarnya.
"Soal ganja, ini tidak ada kaitannya dengan liberal. Kami ingin
menjauhkan pengguna dari pengedar gelap. Tapi kami juga
membatasi hak mereka untuk mengisap (ganja) jika melampaui
takaran konsumsi yang dibenarkan. Ini seperti alkohol. Jika anda
meminum sebotol wiski sehari, maka anda harus dirawat sebagai
orang sakit."
Pilihan Uruguay untukmemperbaki kehidupan sosialnya juga
terhalang oleh kekuatan kapital global, ujarnya.
"Saya muak dengan hal ini. Kita hidup di jaman di mana kita tidak
bisa hidup tanpa menerima logika pasar," kata presiden.
"Politik kontemporer (masa kini) cuma soal pragmatisme jangka
pendek. Kita telah meninggalkan agama dan filsafat. Yang kita
punya sekarang adalah secara otomatis melakukan apa yang
disuruh oleh pasar."
Benci Kaitan Pertumbuhan dan Konsumsi
Presiden hidup dengan caranya dan mendorong penggunaan energi
terbarukan serta daur ulang dalam kebijakan-kebijakan pemerintah.
Dalam Konferensi PBB Rio+20 tentang pembangunan berkelanjutan
tahun lalu, dia menentang “obsesi buta” bahwa pertumbuhan
ekonomi bisa didorong dengan peningkatan konsumsi.
Namun, dengan perekonomian Uruguay yang tumbuh di atas 3%,
Mujica dengan agak menggerutu juga mengakui dia harus
mewujudkan ekspansi material.
"Aku adalah presiden. Aku berjuang menciptakan lebih banyak
lapangan kerja dan investasi karena rakyat meminta lebih banyak.
Aku mencoba meningkatkan konsumsi namun juga mengerem
konsumsi tak perlu. Aku menentang pemborosan energi, sumber
daya dan waktu. Kita perlu membangun hal-hal yang tahan lama.
Itu idealnya, namun mungkin tidak realistis karena kita hidup dalam
era akumulasi.”
Ditanya soal solusi yang dia punya tentang kotradiksi ini, presiden
mengaku tidak punya jawabannya. Namun mantan penganut Marxisme ini mengatakan cara mencari solusi harus lewat jalan politik.
"Kita bisa mendaur ulang nyaris semuanya sekarang ini. Jika kita
hidup dengan cara kita sendiri – dengan hati-hati – tujuh miliar populasi dunia akan bisa mencukupi kebutuhan mereka. Politik global harus mengarah ke sana," katanya. "Namun kita perlu berpikir sebagai rakyat dan negara, bukan spesies." Mujica dan istrinya juga bercerita dengan hangat soal pertemuan
mereka dengan Che Guevara, dan presiden menduga dia mungkin pemimpin terakhir yang bertemu Mao Zedong. Namun perasaannya campur aduk soal konflik danaksi protes yang merebak di Brasil, Turki, Mesir dan negara-negara lain.
"Dunia selalu butuh revolusi, namun itu bukan berarti aksi tembak dan kekerasan. Revolusi adalah ketika anda mengubah cara berpikir
anda. Kong Hu Chu dan Kristen juga revolusioner," kata dia.
Namun dia sangat sinis menilai aksi demonstrasi yang digalang jejaring sosial yang dengan cepat raib sebelum mampu menciptakan sesuatu yang tahan lama.
"Para demonstran itu mungkin kemudian bekerja di perusahaan
multinasional, lalu meninggal karena penyakit modern. Semoga
saya keliru."
Namun mantan gerilyawan ini sangat tidak suka dijuluki sebagai “presiden termiskin di dunia” dan, di umurnya yang menginjak 78.tahun, ia sudah cukup lama terjun di politik untuk tahu betapa bodohnya menjadikan diri sendiri sebagai contoh bagi yang lain.
"Jika aku meminta orang lain untuk hidup seperti caraku, mereka
akan membunuhku," kata Mujica dalam sebuah wawancara dengan
media Inggris, The Guardian .
Presiden adalah mantan gerilyawan Tupamaros, yang terkenal di awal 1970an karena sering merampok bank, menculik orang dan membagikan makanan curian untuk warga miskin. Dia pernah ditembak polisi enam kalidan menghabiskan 14 tahun di penjara militer, dan cukup lama disekap di ruang bawah tanah.
Namun sejak menjadi pemimpin Uruguay pada 2010, dia telah
mendapat pujian sekaligus kontroversi di seluruh dunia karena
hidup dengan caranya sendiri, menolak pengeluaran yang berlebihan dan mendukung kebijakan perkimpoian sesama jenis, aborsi dan legalisasi ganja, yang membuat Uruguay menjadi negara paling liberal kehidupan sosialnya di Amerika Latin.
Pujian datang dari semua spektrum politik. Mujica mungkin satu-
satunya pemimpin sayap kiri di dunia yang dipuji tabloid Inggris
Daily Mail , yang memujanya sebagai pemimpin yang bisa dipercaya
dan karismatik, dalam artikel berjudul: “Akhirnya, ada Politisi yang
tidak Bohong tentang Pengeluarannya.”
Namun pria dengan nama panggilan Pepe ini mengatakan mereka
yang menganggapnya miskin tidak paham arti kekayaan.
"Aku bukan presiden paling miskin. Orang paling miskin adalah
mereka yang butuh banyak hal untuk bisa hidup," ujarnya.
"Gaya hidupku adalah akibat dari derita yang kualami. Aku putra
dari sejarahku sendiri. Ada tahun-tahun di mana aku sudah cukup
senang punya kasur saja."
Dia hidup dengan istrinya, Lucía Topolansky, seorang anggota Kongres terkemuka yang juga bertindak sebagai pejabat pelaksana presiden.
Di rumahnya, hanya ada dua penjaga di mulut gang, dan anjing
miliknya yang berkaki tiga, Manuela.
Mujica bangga dengan negaranya – salah satu yang paling aman
dan paling rendah tingkat korupsinya di kawasan itu– dan dia menggambarkan Uruguay sebagai “pulau pengungsian di dunia yang penuh orang gila ".
Negara itu juga bangga dengan tradisi sosialnya. Pemerintah
menentukan harga-harga komoditas penting seperti susu, dan
menyediakan komputer dan sekolah gratis untuk semua anak.
Legalisasi Ganja
Industri energi penting dan telekomunikasi dinasionalisasi. Para
pendahulu Mujica menjadikan Uruguay salah satu yang terdepan
dalam hal pembatasan konsumsi tembakau. Namun awal pekan ini,
Uruguay mengesahkan undang-undang yang memberi kekuasaan
negara untuk memproduksi, mendistribusikan dan menjual ganja.
Meski demikian, Mujica enggan menyebut Uruguay sebagai negara
liberal, sama enggannya dia disebut sebagai presiden termiskin.
"Negaraku tidak sepenuhnya terbuka. Cara-cara kami ini logis
saja," ujarnya.
"Soal ganja, ini tidak ada kaitannya dengan liberal. Kami ingin
menjauhkan pengguna dari pengedar gelap. Tapi kami juga
membatasi hak mereka untuk mengisap (ganja) jika melampaui
takaran konsumsi yang dibenarkan. Ini seperti alkohol. Jika anda
meminum sebotol wiski sehari, maka anda harus dirawat sebagai
orang sakit."
Pilihan Uruguay untukmemperbaki kehidupan sosialnya juga
terhalang oleh kekuatan kapital global, ujarnya.
"Saya muak dengan hal ini. Kita hidup di jaman di mana kita tidak
bisa hidup tanpa menerima logika pasar," kata presiden.
"Politik kontemporer (masa kini) cuma soal pragmatisme jangka
pendek. Kita telah meninggalkan agama dan filsafat. Yang kita
punya sekarang adalah secara otomatis melakukan apa yang
disuruh oleh pasar."
Benci Kaitan Pertumbuhan dan Konsumsi
Presiden hidup dengan caranya dan mendorong penggunaan energi
terbarukan serta daur ulang dalam kebijakan-kebijakan pemerintah.
Dalam Konferensi PBB Rio+20 tentang pembangunan berkelanjutan
tahun lalu, dia menentang “obsesi buta” bahwa pertumbuhan
ekonomi bisa didorong dengan peningkatan konsumsi.
Namun, dengan perekonomian Uruguay yang tumbuh di atas 3%,
Mujica dengan agak menggerutu juga mengakui dia harus
mewujudkan ekspansi material.
"Aku adalah presiden. Aku berjuang menciptakan lebih banyak
lapangan kerja dan investasi karena rakyat meminta lebih banyak.
Aku mencoba meningkatkan konsumsi namun juga mengerem
konsumsi tak perlu. Aku menentang pemborosan energi, sumber
daya dan waktu. Kita perlu membangun hal-hal yang tahan lama.
Itu idealnya, namun mungkin tidak realistis karena kita hidup dalam
era akumulasi.”
Ditanya soal solusi yang dia punya tentang kotradiksi ini, presiden
mengaku tidak punya jawabannya. Namun mantan penganut Marxisme ini mengatakan cara mencari solusi harus lewat jalan politik.
"Kita bisa mendaur ulang nyaris semuanya sekarang ini. Jika kita
hidup dengan cara kita sendiri – dengan hati-hati – tujuh miliar populasi dunia akan bisa mencukupi kebutuhan mereka. Politik global harus mengarah ke sana," katanya. "Namun kita perlu berpikir sebagai rakyat dan negara, bukan spesies." Mujica dan istrinya juga bercerita dengan hangat soal pertemuan
mereka dengan Che Guevara, dan presiden menduga dia mungkin pemimpin terakhir yang bertemu Mao Zedong. Namun perasaannya campur aduk soal konflik danaksi protes yang merebak di Brasil, Turki, Mesir dan negara-negara lain.
"Dunia selalu butuh revolusi, namun itu bukan berarti aksi tembak dan kekerasan. Revolusi adalah ketika anda mengubah cara berpikir
anda. Kong Hu Chu dan Kristen juga revolusioner," kata dia.
Namun dia sangat sinis menilai aksi demonstrasi yang digalang jejaring sosial yang dengan cepat raib sebelum mampu menciptakan sesuatu yang tahan lama.
"Para demonstran itu mungkin kemudian bekerja di perusahaan
multinasional, lalu meninggal karena penyakit modern. Semoga
saya keliru."
Riwayat penting Mujica
1969 Aktif di kelompok revolusi Tupamaros, yang dijuluki sebagai
“gerilyawan Robin Hood" karena merampok truk-truk barang dan
membagikan makanan serta uang ke warga miskin.
1970 Pertama kali ditangkap, dari total empat kali penangkapan
yang dialaminya. Mujica kabur dari penjara Punta Carretas, lalu
tertembak dan terluka beberapa kali dalam pertikaian dengan
aparat keamanan.
1972 Dipenjara lagi. Selama lebih dari satu dekade dia dipenjara,
termasuk dua tahun diisolasi di dasar sebuah sumur di mana dia
bicara dengan katak dan serangga untuk menjaga pikirannya agar
tetap waras.
1985 Demokrasi dihidupkan lagi di Uruguay dan Mujica dibebaskan
di bawah undang-undang amnesti.
1994 Terpilih sebagai wakil ketua parlemen dan tiba di gedung
parlemen naik Vespa. Seorang petugas parkir yang kaget bertanya:
"Anda akan lama di sini?” Mujica menjawab: "Memang itu yang
kuharapkan."
2009 Memenangi pemilihan presiden. Satu-satunya perkataan dia
ke media: "Terlepas dari kata-kata pemanis ini, dunia tidak akan
berubah." Dia lalu memperkenalkan gaya pemerintahan tengah-kiri
seperti Lula di Brasil dan Bachelet in Chili, bukan pemerintahan kiri
seperti Hugo Chávez di Venezuela.
2012 Disambut meriah usai berpidato di Konferensi PBB Rio+20
tentang pembangunan berkelanjutan di mana dia menyerukan
perlawanan atas konsumsi gila-gilaan yang menghancurkan
lingkungan. "Penyebabnya adalah model peradaban yang kita
ciptakan. Dan hal yang perlu kita tinjau ulang adalah cara hidup
kita."
2012 Mengumumkan bahwa istana kepresidenan termasuk salah
satu lokasi penampungan para gelandangan milik negara. Sembari
melakukan itu, Mujica tetap tinggal di rumah pedesaan kecilnya di
luar Montevideo.
2013 Pemerintahan Mujica mengajukan legalisasi ganja ke
Kongres. "Iini tidak ada kaitannya dengan liberal. Kami ingin
menjauhkan pengguna dari pengedar gelap."
http://m.beritasatu.com/amerika/1556...pa-istana.html








luar biasa gan
bila berkenan
:





Diubah oleh Pandjoel.123 15-12-2013 15:24
0
3.7K
23


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan