ayamjantannAvatar border
TS
ayamjantann
[Kasian] Sosok: Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya Jualan Be Pindang (Ikan Asin)
Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya mengatakan ibunya dulu jual “be” (ikan) pindang. Menurut adiknya, Wisnu Bawa Tenaya lah yang mengantarkan pindang itu dari rumah ke Pasar Kreneng. Siapa sebenarnya Mayjend TNI Wisnu Bawa Tenaya?



emoticon-Sorryemoticon-Sorry

Krama Bali mungkin ada baiknya tahu sedikit tentang siapa sosok yang satu ini, karena Wisnu Bawa Tenaya adalah putra asal Bali kedua yang menduduki jabatan Pangdam IX/Udayana setelah Kolonel (Anumerta) I Gusti Ngurah Rai. Berhasil menduduki jabatan Pangdam, tentu bukan orang biasa.

Dalam acara antar dan sambut pangdam di Aula Makodam IX/Udayana, Pertengahan Juli 2012, Wisnu Bawa Tenaya memperkenalkan dirinya:

Spoiler for BUKA:


Ini Boidata Myjen TNI Wisnu Bawa Tanay

Spoiler for BUKA:


Memegang Dua Jabatan Militer Prestisius

emoticon-Mewek

Saat dilantik sebagai Pangdam IX/Udayana pada tanggal 15 Juni 2012, jenderal bintang dua asal Banjar Munggu, Desa Gulingan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung ini juga memangku jabatan Komandan Jenderal di pasukan elite baret merah Kopassus.

Jabatan Danjend Kopassus baru diserahterimakan kepada pejabat berikutnya pada 25 Juli 2012.
Jualan Be Pindang Di Pasar Kreneng

Wisnu Bawa lahir dari keluarga sederhana dari Desa Gulingan, Mengwi. Ayahnya, Mayor (Purn) I Made Dana (80) terakhir bertugas di Polda Bali. Ibu kandung Wisnu Bawa Tenaya, Ni Made Nyableg (78), berasal dari banjar adat tetangga ayahnya.

Dari perkimpoian Made Dana dan Made Nyableg lahir lima buah hati. Anak sulung, Wisnu Bawa Temaja, kini menjabat Irwilkab Kabupaten Badung. Wisnu Bawa Tenaya lahir sebagai anak kedua. Putra ketiga, Wisnu Bawa Tanumejaya, sekarang menjadi pengusaha di Jakarta. Dosen STP Bali Dr. Wisnu Bawa Tarunajaya, S.E., M.M. merupakan anak keempat. Putri bontot, Helinawati, saat ini menduduki posisi sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Badung.

Banyak kenangan manis masa muda di Bali yang masih terekam dalam benak Wisnu Bawa Tenaya, putra kedua pasutri Made Dana dan Made Nyableg ini. Ada salah satu kenangan yang diungkapkan sebelum ia menjadi tentara. Dulu dirinya dan kakak sulungnya, Wisnu Bawa Temaja, ikut ibu kandung mereka berdagang ikan pindang di Pasar Kreneng, Denpasar. Hal itu dialami setelah ayah Bawa tenaya memboyong istri dan anaknya ke Denpasar.

Mereka bertempat tinggal di Jalan Nangka. Penghasilan Made Dana sebagai polisi saat itu tak cukup untuk membiayai semua keperluan keluarganya. Ketika diwawancari Tokoh, Wisnu Tarunajaya (adik Wisnu Bawa Tenaya) mengatakan:

“Ibu kami lalu jualan be pindang di Pasar Kreneng.”

Ketika memasuki SMP, Wisnu Bawa Tenaya dan kakaknya Wisnu Bawa Temaja bertugas ikut ibunya berjualan be pindang di pasar tradisional tersebut. Tiap pagi, pukul 04.00, keduanya sudah harus terjaga dari tidur lelap. Wisnu Tarunajaya menceritakan:

“Saat anak-anak lain masih tidur nyenyak, kedua kakak saya ini [Wisnu Bawa Tenaya dan Wisnu Bawa Temaja] sudah bangun. Mereka naik sepeda dayung membawa masing-masing empat kaleng berisi ikan pindang ke pasar.”

Habis mengantar be pindang untuk dijual sang ibu, kakak beradik ini kembali ke rumah. Ibunya pulang berdagang sekitar pukul 15.00. Biasanya Wisnu Bawa Tenaya kakak dan 3 adiknya sudah menanti kedatangan sang ibu di teras rumah.

“Ibu biasanya membawa oleh-oleh untuk anak-anaknya. Kami sudah tahu kebiasaan Ibu seperti itu. Makanya, tiap Ibu akan tiba di rumah, kami sudah siap-siap berebutan menyambutnya di halaman rumah.”


Masuk Akademi Militer di Magelang

Disiplin ditegakkan Made Dana di rumahnya. Jika ada kegiatan di luar rumah, anak-anak harus melaporkan ke orangtua mereka. Wisnu Taruna Jaya menuturkan:

“Begitu juga jika menginap di rumah keluarga. Orangtua harus diberi tahu. Kami selalu patuh pada aturan disiplin waktu yang diterapkan Ayah. Sebagai polisi, beliau punya wibawa di keluarga. Makanya, kami segan berbuat macam-macam. Padahal, jika anaknya salah, Ayah tak pernah main pukul.”

Meski demikian, Wisnu Bawa Tenaya dan saudara-saudaranya tidak hanya diajari menjadi anak rumahan. Mereka juga didorong bergaul dengan lingkungan sosialnya. Seperti dituturkan Wisnu Tarunajaya:

“Jika malam Minggu, biasanya kami berlima kumpul-kumpul di teras rumah. Ayah biasanya menghampiri, lalu memberi sangu. Kami disuruh bergaul ke luar rumah. Ada yang disuruh ke banjar, ke komunitas karang taruna, dan kelompok remaja lain. Kami baru sadar belakangan, ini cara ayah kami mendidik kami belajar berorganisasi. Buktinya, kami semua pernah menjadi aktivis organisasi semasa kuliah maupun saat bekerja.”

Saat tamat SMA Swastiastu Denpasar (sekarang SMA St. Yoseph), Wisnu Bawa Tenaya, memilih ikut mimpi ayahnya dan lolos tes pendidikan Akademi Militer di Magelang. Tamat pendidikan perwira tahun 1981.

Karir Militer Wisnu Bawa Tenaya Mulus

Spoiler for :


Jangan Lupa Utamakan
Spoiler for :


Dan jangan lupa emoticon-Blue Guy Cendol (L)dan emoticon-Rate 5 Star

Spoiler for Sumber :
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
10.3K
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan