Malang (beritajatim.com)- Upaya untuk mengungkap kematian mahasiswa baru Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Fikri Dolasmantya Surya terus dilakukan. Bahkan Kepolisian Daerah Jawa Timur juga akan turun tangan menuntaskan kasus tersebut.

Kapolda Jatim, Inspektur Jenderal Unggung Cahyono mengatakan polisi saat ini masih terus melakukan penyelidikan kasus tersebut. "Masih terus didalami kasusnya," ujar Unggung pada sela kunjungannya di Lembaga Pemasyarakatan Lowokwaru Malang, Rabu (11/12/2013).

Sementara itu, Kapolres Malang, AKBP Adi Deriyan Jayamarta mengaku jika pihaknya telah meminta keterangan pada empat mahasiswa ITN Malang. Mahasiswa tersebut dinilai mengetahui kronologi kejadian meninggalnya Fikri. "Kami juga telah melakukan penyelidikan berdasarkan hasil visum dokter forensik Rumah Sakit Saiful Anwar Malang. Hasilnya, tak ada indikasi kekerasan fisik yang dialami Fikri (WTF!!)," katanya.

Selain itu, sambungnya, pihak kepolisian juga telah menjalin komunikasi komunikasi dengan pihak keluarga Fikri. Saat itu, polisi hendak meminta izin pada keluarga agar jasad Fikri diotopsi atau bedah mayat untuk mengetahui penyebab kematiannya."Namun keluarga tidak mengizinkan adanya otopsi, mereka hanya mengizinkan visum luar, dan kami menghormati itu," tandasnya.

Terpisah, dosen pembibimbing Kemah Bakti Desa (KBD) ITN Malang, Hutomo Moestajab mengungkapkan jika pihaknya masih belum menerima surat dari Kepolisian atas penyelidikan perkara tersebut. "Belum ada panitia atau dosen yang dimintai keterangan, tetapi jika dibutuhkan kami siap," pungkasnya. [num/ted]

Polisi Selidiki Keabsahan Foto Ospek Mahasiswa ITN

Malang (beritajatim.com) - Besok lusa, Satuan Reserse Kriminal Polres Malang akan menarik kasus meninggalnya mahasiswa ITN saat ospek di Pantai Goa Cina, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang dari Polsek setempat.

Kepastian itu ditegaskan Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Malang, AKP M Aldy Sulaeman, Selasa (10/12/2013) sore. "Hari ini kita gelar kasusnya dulu. Lusa, seluruh berkas kematian mahasiswa ITN akan kita tarik ke Polres," ungkapnya.

Dijelaskan Aldy, kendala di Polsek adalah, minimnya alat bukti. "Minimal harus ada 2 alat bukti. Saat ini, masih satu alat bukti. Yakni kesaksian sejumlah rekan korban saat ospek," paparnya.

Mantan Kapolsek di Polda Bengkulu itu melanjutkan, dari gelar kasus hari ini, tim khusus akan dibentuk untuk melakukan penyidikan lebih lanjut. Termasuk, mencari dokumen sah terkait foto-foto adanya kekerasan saat ospek. "Sejauh ini kami sudah melihat foto-fotonya. Hanya saja, nanti akan kita cari beberapa orang dalam foto tersebut. Apa benar mahasiswa ITN atau bukan," ujarnya.

Ditambahkan Aldy, selain sejumlah foto kekerasan, tersebarnya foto dugaan pelecehan seksual, menjadi atensi tersendiri. Kalau memang ada rekan-rekan korban saat ospek merasa dilecehkan, bisa segera melapor.

Menanggapi pernyataan Kasatreskrim, Aliansi Mahasiswa Anti Kekerasan (Amak) Malang Raya menimpali, tidak menutup kemungkinan memang ada pelecehan seksual. Hanya saja, beberapa saksi rata-rata takut melapor karena berbagai pertimbangan.

"Dari foto itu, kami kroscek dulu, apakah benar itu adalah ospek mahasiswa ITN. Kalau memang saksi takut, petugas pasti akan melindungi dan merahasiakan identitas korban yang merasa dilecehkan," pungkas Aldy. [yog/kun]

Para fendem yg ngospek Fikri sdh mulai gak bisa tidur gan
Sudah sono, mewek ke emak masing2

Tag judul: akhirnya polisi bergerak, tp kok hasil visum RS......

Berita video: Rektor ITN: Kegiatan Ospek Menyimpang dari Proposal



Kecerobohan 2, layak dipertimbangkan