
VIVAnews - Di tengah kemajuan teknologi, badan pemerintah di Amerika Serikat diketahui masih menggunakan teknologi penyimpan dan tranfer data jadul sampai hari ini, yaitu disket alias floppy disk.
Tepatnya di Federal Register, jurnal harian pemerintah AS itu mengaku masih menggunakan disket untuk menyimpan tugas penting, misalnya membawa perintah eksekutif, pengajuan perubahan aturan, sampai pernyataan kepresidenan.
Disebutkan alasan menggunakan disket jadul itu adalah demi keamanan, efisiensi, dan adopsi teknologi keamanan yang terbilang lambat di berbagai lembaga AS.
"Anda memang punya sistem yang kuno saat bekerja, tapi sistem ini yang paling efisien dan seharusnya," kata Stan Soloway, Kepala Eksekutif Dewan Layanan Profesional kepada New York Times.
Soloway menambahkan, perusahaan yang bekerja sama dengan pemerintah akhirnya tak bisa berbuat banyak. "Baik lembaga lama atau baru yang bekerja sama dengan pemerintah, semua terhambat oleh keterbatasan yang sama," tambah dia.
Meski penggunaan disket hampir punah, Government Printing Office, bagian yang menjalankan Federal Register, tetap menerima dokumen dalam bentuk CD ROM, disket alih-alih menerima flash drive, microSD atau e-mail.
New York Times melansir, Senin 9 Desember 2013, sistem keamanan yang dimiliki pemerintah tergolong mahal. Ironisnya lagi beberapa lembaga pemerintah belum memperbaharui sistem keamanannya.
Akibatnya, beberapa lembaga masih melakukan pekerjaan dengan memindai dokumen ke komputer, dan menyimpannya di disket. "Dan, disket itu kemudian dikirim oleh kurir," ujar harian itu.
Sedangkan, pejabat Federal Register menjelaskan kurangnya dana dan adopsi yang lambat ditambah problem keamanan akhirnya memaksa lembaga itu menggunakan disket. Kalau Anda, ingatkah kapan terakhir kali memakai floppy disk? (umi)
Sumur