TEMPO.CO, Jakarta:Kirab budaya yang dilaksanakan oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama terbilang sukses. Warga terlihat antusias menonton di sepanjang rute, atau mengitari kawasan Monas.

Mereka memadati pinggiran jalan dan tak sedikit yang mencoba mengabadikan momen Jokowi-Ahok duduk sebagai kusir kereta kencana dari Solo tersebut. Sebenarnya, Jokowi dan Ahok semula tak dirancang duduk sebagai kusir. Tapi ada cerita di balik layar mengapa Jokowi-Ahok duduk sebagai sais. (Baca: Jokowi-Ahok Jadi Raja Jayakarta di Kirab Keraton)

"Sebenernya mereka tidak duduk sebagai kusir tapi di dalam kereta," kata seorang panitia yang mengurusi tata acara pada Ahad, 8 Desember 2013. Rupanya Jokowi kangen naik kuda karena satu alasan. Maka, dia meminta menjadi sais. (Baca: Jokowi: Urusan Budaya Mesti Terus Diangkat)

Permintaan mendadak ini membuat kelimpungan panitia. Bagaimana tidak, kata dia, “ini urusan mengendalikan kuda di jalan." Jokowi pun bisa meyakinkan panitia bahwa dia bisa.

Si kusir aslinya pun diminta turun dan mendampingi di samping kuda. Dua kusir ini lah yang bertugas memegangi kuda selama perjalanan. "Pantas saja Pak Wakil Gubernur pucat, orang di luar rencana," kata panitia ini.

Tempo yang ikut dalam iring-iringan persis di depan kereta Jokowi-Ahok melihat bagaima mantan Bupati Belitung Timur ini mencoba tenang sepanjang perjalanan. Hanya, wajahnya terlihat pucat. Dia berkomentar singkat sembari menghela nafas ketika ditanya wartawan usai kirab, “fyuhhhh.” Maklim saja, duduk sebagai kusir merupakan pengalaman pertamanya.

-----------------------------------

di belitung ada kuda ga ya?