- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Seorang Mahasiswa Meninggal Diduga Alami Kekerasan Saat Ikut Pembinaan Fisik


TS
greenray
Seorang Mahasiswa Meninggal Diduga Alami Kekerasan Saat Ikut Pembinaan Fisik
Quote:

Quote:
Bandung - Mahasiswa Universitas Widyatama Ridha Rajati (19), menghembuskan nafas terakhir di RS Al Islam, Kota Bandung, Senin (25/11/2013) dini hari. Sebelumnya Ridha mengikuti pembinaan fisik dan mental yang digelar unit kegiatan mahasiswa pecinta alam kampus Widyatama di Rancaupas, Ciwidey, Kabupaten Bandung. Keluarga mencurigai ada kekerasan selama Ridha melaksanakan kegiatan tersebut.
Ayah kandung Ridha yakni Maman Suherman mengatakan anak keduanya tersebut berada di Rancaupas selama seminggu atau 9-16 November. "Kakaknya menjemput Ridha. Ibunya nangis-nangis (melihat Ridha) luka-luka pada kaki di dengkul (kanan). Anak saya (Ridha) malah menenangkan ibunya, dia bilang enggak apa-apa," kata Maman saat ditemui usai pemakaman anaknya di TPU Cibangkong, Kota Bandung.
"Jadi bukan ospek. Ridha ikut pembinaan fisik dan mental. Anak saya bilangnyanya latihan fisik dan survival," tambah Maman.
Setelah pulang dan berada di rumahnya, Jalan Rindu Sari I, Kota Bandung, tubuh Ridha panas. Dia sempat dibawa ke dokter. Lantaran kondisinya menurun, Ridha diboyong keluarga ke RS Al Islam pada 18 November. Seminggu di rumah sakit, Ridha sempat dioperasi lambung.
"Kata dokter ada luka dalam," jelas Maman.
Setelah mendapat perawatan intensif, mahasiswa jurusan Manajemen semester satu ini tutup usia pada Senin (25/11/2013) sekitar pukul 01.00 WIB.
Disinggung apakah ada kecurigaan selama ikut pembinaan fisik dan mental itu Ridha mengalami tindak kekerasan, Maman menganggukan kepala. "Ya kalau indikasi (kekerasan) ada," ucap Maman.
Sekitar pukul 10.00 WIB tadi, jenazah Ridha dikebumikan TPU Cibangkong. Keluarga dan puluhan rekan Ridha turut hadir di lokasi pemakaman. Air mata keluarga dan kerabat terdekat tak terbendung sewaktu jenazah Ridha masuk liang lahat.
Dihubungi melalui telepon Kabag Kemahasiswaan Universitas Widyatama Muharram menyatakan belum bisa memberi keterangan banyak. Pihak universitas masih menunggu data dari unit kegiatan mahasiswa pecinta alam.
"Kami bentuk tim investigasi dan hari ini rapatnya. Jadi mohon maaf kami belum bisa keterangan apa-apa," ujarnya.
Ayah kandung Ridha yakni Maman Suherman mengatakan anak keduanya tersebut berada di Rancaupas selama seminggu atau 9-16 November. "Kakaknya menjemput Ridha. Ibunya nangis-nangis (melihat Ridha) luka-luka pada kaki di dengkul (kanan). Anak saya (Ridha) malah menenangkan ibunya, dia bilang enggak apa-apa," kata Maman saat ditemui usai pemakaman anaknya di TPU Cibangkong, Kota Bandung.
"Jadi bukan ospek. Ridha ikut pembinaan fisik dan mental. Anak saya bilangnyanya latihan fisik dan survival," tambah Maman.
Setelah pulang dan berada di rumahnya, Jalan Rindu Sari I, Kota Bandung, tubuh Ridha panas. Dia sempat dibawa ke dokter. Lantaran kondisinya menurun, Ridha diboyong keluarga ke RS Al Islam pada 18 November. Seminggu di rumah sakit, Ridha sempat dioperasi lambung.
"Kata dokter ada luka dalam," jelas Maman.
Setelah mendapat perawatan intensif, mahasiswa jurusan Manajemen semester satu ini tutup usia pada Senin (25/11/2013) sekitar pukul 01.00 WIB.
Disinggung apakah ada kecurigaan selama ikut pembinaan fisik dan mental itu Ridha mengalami tindak kekerasan, Maman menganggukan kepala. "Ya kalau indikasi (kekerasan) ada," ucap Maman.
Sekitar pukul 10.00 WIB tadi, jenazah Ridha dikebumikan TPU Cibangkong. Keluarga dan puluhan rekan Ridha turut hadir di lokasi pemakaman. Air mata keluarga dan kerabat terdekat tak terbendung sewaktu jenazah Ridha masuk liang lahat.
Dihubungi melalui telepon Kabag Kemahasiswaan Universitas Widyatama Muharram menyatakan belum bisa memberi keterangan banyak. Pihak universitas masih menunggu data dari unit kegiatan mahasiswa pecinta alam.
"Kami bentuk tim investigasi dan hari ini rapatnya. Jadi mohon maaf kami belum bisa keterangan apa-apa," ujarnya.
Quote:
[url=http://news.detik..com/bandung/read/2013/11/25/124734/2422588/486/mahasiswa-widyatama-meninggal-diduga-alami-kekerasan-saat-ikut-pembinaan-fisik?9922022]SUMBER[/url]
Quote:
Usai Ikuti UKM Pecinta Alam, Ridho Meninggal
BANDUNG, (PRLM).- Diduga karena ujian fisik saat ospek untuk menjadi anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pencinta Alam di Universitas Widyatama, Ridho Rodjai (19) mahasiswa baru semester 1 jurusan Manajemen, akhirnya meninggal dunia karena mengalami luka dalam dan infeksi di kaki.
"Sebelumnya Ridho ikutan ospek untuk jadi pecinta alam di Rancaupas, Ciwidey, sejak tanggal (9/11/2013) hingga tanggal (16/11/2013). Lalu pas pulang Ridho sempat ingin dipijat terlebih dahulu, dan sempat tidur di rumah. Lusanya yaitu tanggal 18 dia masuk rumah sakit," kata Ayahanda Ridho Rodjai, Maman Suparman saat ditemui di pemakaman Ridho, di TPU Cibangkong, Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Senin (25/11/2013).
Maman menjelaskan, seminggu berada di Rumah Sakit Al Islam, akhirnya putra kesayangannya tersebut meninggal dunia setelah mengalami luka dalam dan infeksi di kaki. "Ada sobekan juga di lambungnya dan dadanya sering sakit. Ternyata di lambungnya infeksi, dan sudah terdapat banyak zat asam yang menjadi racun," kata Maman.
Maman pun menjelaskan selama di Rumah Sakit, Ridho langsung masuk ke ICU, dan bahkan sempat ditengok oleh panitia. "Tapi pas saya tanyakan ke kampus ternyata ospek tersebut tak ada izinnya. Tapi ketika panitia datang menengok, mereka bilang bahwa ada izin penyelenggaraan ospek untuk mengikuti UKM pecinta alam itu," ujarnya.
Sementara itu saat ditanya respon dari pihak kampus, ternyata pihak kampus seakan-akan tak memperdulikannya. Maman juga menjelaskan dari keterangan salah seorang teman Ridho, bahwa Ridho dalam pelatihan tersebut disuruh untuk lakukan push up hingga 200 kali, dan bahkan setelah itu disuruh untuk berjalan di sungai.
"Kata temannya mungkin karena kecapaian, Ridho sempat pingsan terbawa arus sungai. Parahnya lagi selama seminggu tersebut Ridho, hanya diberi makan satu kali sehari, itu pun makan seadanya," kata dia.
Oleh karenanya Maman berharap kejadian yang menimpa Ridho ini, bisa dijadikan pelajaran agar Ospek tidak usah sekejam itu. "Saya juga ikhlas karena ini sudah merupakan takdir Ridho," ucapnya.
Sementara menurut Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Pemasaran Universitas Widyatama, Devy Mawarni, pihak Universitas sudah memberikan santunan kepada keluarga Ridho. "Biaya perawatan, dan rawat inap akan kami tanggung seluruhnya. Sementara karena Ridho sudah ikut asuransi, maka akan diberikan juga santunan sebesar Rp 7,5 juta," jelaasny di Universitas Widyatama, pada Senin (25/11/2013).
Devy juga mengungkapkan, tak hanya pihak universitas yang memberikan santunan, pihak yayasan juga berikan santunan untuk keluarga dari Ridho. Saat disinggung mengenai penganiayaan tersebut, pihak universitas belum bisa memastikan hal tersebut. "Itu kan masih dugaan sementara, jadi kita belum bisa ambil keputusan," katanya.(A-211/A-147)***
Quote:
[url=http://S E N S O RxRjprxvIZx]SUMBER [/url]
Merdeka.com
[url=http://nasional.inilah..com/read/detail/2050404/pulang-ospek-mahasiswa-widyatama-meninggal]inilah..com[/url]
tribunnews
Merdeka.com
[url=http://nasional.inilah..com/read/detail/2050404/pulang-ospek-mahasiswa-widyatama-meninggal]inilah..com[/url]
tribunnews
Quote:
Ridha menghembuskan napas terakhir setelah dirawat di RS Al Islam Bandung dengan mengalami luka di lambung dan tetanus di kaki kanan.
Ridha yang tinggal di Jalan Rindu Sari I Nomor 15, Kelurahan Antapani Tengah, Kecamatan Antapani, dimakamkan tadi pagi sekitar pukul 10.00 WIB di TPU Cibangkong, Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batu Nunggal Kota Bandung.
Orang tua Ridha, Maman Suherman, menyebutkan anaknya minta izin untuk ikut kegiatan di Rancaupas dari Sabtu (9/11/2013) hingga Sabtu (16/11/2013). Pada hari terakhir kegiatan, anak bungsunya itu harus dijemput lantaran mengalami luka di kaki dan dengkulnya.
"Besoknya (Minggu) pagi kita bawa ke dokter dan dikasih obat, namun Senin (18/11/2013) Ridha menggigil dan dibawa ke UGD Al Islam Bandung selama seminggu dirawat dan dinihari tadi sekitar pukul 1.45 WIB meninggal. Padahal selama ini Ridha tidak punya riwayat penyakit dalam," kata Maman kepada wartawan seusai pemakaman.
Maman menduga ada indikasi kekerasan terhadap anaknya oleh panitia kegiatan. Keluarga pun sudah memberikan kritikan kepada pihak kampus mengenai hal tersebut.
Ia belum ada niatan untuk melaporkan kelalaian atau dugaan kekerasan yang menimpa anaknya itu ke polisi. "Sampai saat ini kita ikhlas. Belum ada niat ke sana (melapor polisi)," ujarnya.
Sementara itu kakak ipar Ridha, Muhammad Fauzan (25) mengatakan saat dijemput kondisi adik iparnya itu mengalami luka lebam dan memar di sekujur tubuhnya.
"Sebelum meninggal, adiknya pernah bilang kalau seniornya melakukan kekerasan. Dia disuruh push up hingga 200 kali di sungai sampai pingsan dan terbawa arus, bahkan satu hari itu cuma dikasih makan satu kali," ungkapnya.
Dari hasil rontgen, Rido teridentifikasi mengalami luka dalam yakni jantung dan lambung yang bocor. Dia diharuskan dioperasi lantaran asam racunnya menyebar. Setelah dioperasi kondisinya tidak juga membaik, malah harus dirawat di ruang Intensif Care Unit (ICU) RS Al Islam. [hus]
Ridha yang tinggal di Jalan Rindu Sari I Nomor 15, Kelurahan Antapani Tengah, Kecamatan Antapani, dimakamkan tadi pagi sekitar pukul 10.00 WIB di TPU Cibangkong, Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batu Nunggal Kota Bandung.
Orang tua Ridha, Maman Suherman, menyebutkan anaknya minta izin untuk ikut kegiatan di Rancaupas dari Sabtu (9/11/2013) hingga Sabtu (16/11/2013). Pada hari terakhir kegiatan, anak bungsunya itu harus dijemput lantaran mengalami luka di kaki dan dengkulnya.
"Besoknya (Minggu) pagi kita bawa ke dokter dan dikasih obat, namun Senin (18/11/2013) Ridha menggigil dan dibawa ke UGD Al Islam Bandung selama seminggu dirawat dan dinihari tadi sekitar pukul 1.45 WIB meninggal. Padahal selama ini Ridha tidak punya riwayat penyakit dalam," kata Maman kepada wartawan seusai pemakaman.
Maman menduga ada indikasi kekerasan terhadap anaknya oleh panitia kegiatan. Keluarga pun sudah memberikan kritikan kepada pihak kampus mengenai hal tersebut.
Ia belum ada niatan untuk melaporkan kelalaian atau dugaan kekerasan yang menimpa anaknya itu ke polisi. "Sampai saat ini kita ikhlas. Belum ada niat ke sana (melapor polisi)," ujarnya.
Sementara itu kakak ipar Ridha, Muhammad Fauzan (25) mengatakan saat dijemput kondisi adik iparnya itu mengalami luka lebam dan memar di sekujur tubuhnya.
"Sebelum meninggal, adiknya pernah bilang kalau seniornya melakukan kekerasan. Dia disuruh push up hingga 200 kali di sungai sampai pingsan dan terbawa arus, bahkan satu hari itu cuma dikasih makan satu kali," ungkapnya.
Dari hasil rontgen, Rido teridentifikasi mengalami luka dalam yakni jantung dan lambung yang bocor. Dia diharuskan dioperasi lantaran asam racunnya menyebar. Setelah dioperasi kondisinya tidak juga membaik, malah harus dirawat di ruang Intensif Care Unit (ICU) RS Al Islam. [hus]
Quote:
Original Posted By mamit►Saya kakaknya Ridho, agan-agan pasti bisa bayangin gimana keluarga saya sekarang..
Mudah-mudahan ini jadi pembelajaran kita semua, semoga semua warga Kaskus sependapat dengan saya, Stop Orientasi-Orientasi di lingkungan kampus, kalau terus dibiarin, akan terus kaya gini.
Mudah-mudahan ini jadi pembelajaran kita semua, semoga semua warga Kaskus sependapat dengan saya, Stop Orientasi-Orientasi di lingkungan kampus, kalau terus dibiarin, akan terus kaya gini.
Si Ridho ini temen sekelas SMA ane gan, dia orangnya baik banget, orangnya sabar, dan gak sakit2an alias sehat, kemarin ane sempet ngejenguk beliau, tapi sepertinya kondisinya semakin parah. namun ternyata Allah SWT memanggil nama beliau, semoga Amal ibadah nya diterima disisi-NYA, Amiiin, ane cuma bisa MINTA DOANYA ya para kaskuser.


Diubah oleh greenray 25-11-2013 19:52
0
6.7K
Kutip
68
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan