TRIBUNNEWS.COM, SOLO- RY, siswa SMK Muhammadyah I Surakarta yang menyilet gurunya menggunakan pisau cutter akhirnya mengundurkan diri dari sekolahnya. Pengunduran diri disampaikan orang tua RY.

Kepala Sekolah SMK Muhammadyah I Surakarta, Nurnida Setyaningsih mengatakan pengunduran diri menjadi keputusan terbaik agar belajar mengajar di sekolahnya tidak terganggu.

"RY juga sudah kelas XII, kalau dikeluarkan nanti sulit mencari sekolah, orangtuanya lebih memilih mengundurkan diri dan memindahkan ke sekolah lain," ujarnya.

Nur mengatakan permasalahan tersebut sudah dianggap selesai. "Kejadian ini tidak sampai dikasuskan ke polisi," ujarnya.

Seperti diberitakan, Muhammad Fathoni (30), seorang guru SMK Muhammadiyah I Surakarta terkena sabetan cutter dari RY (17) muridnya. RY tersinggung ketika guru tersebut menegurnya saat jam pelajaran tapi RY berada di luar sekolah.

Fathoni pun dilarikan ke Rumah Sakit Kustati, Solo, Kamis (5/12/2013). Akibat sabetan cutter tersebut tangan kanannya luka sobek sekitar 10 centimeter.

Kejadian ini bermula RY keluar sekolah saat jam pelajaran. Kelakuan RY diketahui Fathoni yang kemudian menegurnya. Namun RY tidak terima dengan teguran guru olah raga tersebut dengan nada keras.

Perkataan RY membuat Fathoni geram dan keduanya terlibat adu mulut. Sempat terjadi saling dorong. Saking marahnya, RY kemudian mengambil cutter dari dalam tas dan menyabetkannya ke arah Fathoni. Fathoni menangkis dengan tangan kanannya.

"Saya tahu ada cek-cok adu mulut. Lalu Pak Guru (Fathoni) menegur dengan kata ‘kalau mau selesaikan masalah dengan cara kekerasan jangan di sekolahan karena tidak enak dengan pihak sekolah’. Tapi kemudian muridnya langsung mengambil cutter dan melukai tangan pak guru," ujar saksi mata.

Humas RSU Kustati, Nur Fitri membenarkan adanya pasien bernama Muh Fathoni yang masuk IGD sekitar pukul 11.30 WIB.

"Setelah ditangani pasien tersebut diperbolehkan pulang dan mendapatkan rawat jalan," ujarnya.

Terpisah, Kapolsek Serengan, Kompol Edy Sulistyanto mendapatkan informasi terkait kejadian tersebut. Namun pihak sekolah akan menyelesaikan permasalahan itu secara kekeluargaan.

"Pihak sekolah akan menempuh perdamaian secara kekeluargaan. Jadi kami beri kesempatan tersebut dan saat ini belum ada laporan," ujarnya.