Terkuaknya skandal penyadapan yang dilakukan oleh pemerintah Australia pada tahun 2009 membuat heboh banyak pihak. Sebab, salah satu tokoh penting yang ikut disadap adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan sejumlah pejabat negara RI.

Isu ini semakin bergejolak ketika Presiden SBY mengambil sikap untuk meminta tanggapan kepada duta besar Australia untuk Indonesia dan Perdana Menteri Australia Tony Abott guna menanggapi kasus penyadapan tersebut.

Dalam diskusi Indonesia ICT Institute bertajuk 'Generasi Muda Bangsa Menyikapi Aksi Penyadapan' yang digelar di kantor Kemenpora, Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Roy Suryo ikut berkomentar menanggapi isu itu.

"Penyadapan yang terjadi di Indonesia sebenarnya sudah terjadi puluhan tahun yang lalu. Bahkan lepasnya Timor Timur dari Indonesia di tahun 1999, itu tak terlepas dari isu penyadapan," kata Roy Suryo di kantor Kemenpora, Jumat (6/12/2012).

Saat itu, lanjut Roy, para pejabat militer Indonesia di Dili diketahui disadap oleh pemerintah Australia. Menurutnya, sejak satelit Palapa diluncurkan di Indonesia pada tahun 1976, isu penyadapan kerap terjadi.

"Ada benang merah antara isu penyadapan yang terjadi sejak dulu hingga isu penyadapan yang terjadi saat ini," ujar Roy lagi.

"Sebenarnya yang disadap itu bukan nomor ponsel SBY, tetapi satelitnya. Jadi sebenarnya kita bisa memprediksi siapa pelaku penyadapan tersebut," tukasnya.

Namun sayangnya, Roy tidak bersedia menginformasikan siapa dalang di balik aksi penyadapan itu. Roy hanya menyebut, sebaiknya aksi penyadapan dilakukan untuk hal yang positif saja. Akan tetapi pihaknya tidak bisa melarang aksi para hacker untuk menyerang situs Australia karena itu di luar kendali pemerintah.

Meski demikian, Roy mendukung para hacker Indonesia untuk fokus menyerang situs Australia. "Serangnya ya harus fokus. Fokus ke situs Australia," tegasnya sambil tersenyum.


SUMBER