PT Kereta Api Indonesia menghabiskan sekitar Rp 200 miliar untuk menambah 180 unit kereta rel listrik (KRL) bekas yang dibeli dari Jepang. Menurut Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan, ke-180 unit kereta api tambahan itu rencananya mulai dioperasikan sekitar April 2014.

“(Dananya) itu enggak banyak, kira-kira Rp 200 miliar, kita enggak bekerja sama, tapi beli bekas,” kata Jonan di Jakarta, Kamis (5/12/2013).

Menurutnya, sebanyak 70 unit dari 180 unit kereta sudah tiba di Tanjung Priok, Jakarta, beberapa waktu lalu. Sisanya, kata Jonan, akan sampai di Jakarta akhir tahun 2013. Jonan mengatakan, sebanyak 70 unit gerbong tambahan yang tiba lebih dulu itu rencananya dioperasikan mulai awal Januari 2013.

“Yang sudah sampai di Tanjung Priok itu lagi pengujian dan setting untuk operasi, itu sudah 70,” ujarnya.

Dia juga mengungkapkan, tambahan unit KRL ini diharapkan dapat menampung lebih banyak penumpang. Saat ini, menurut Jonan, PT KAI telah mengoperasikan kira-kira 500 unit KRL.

“Jadi kalau nambah 180 itu signifikan sekali,” katanya.

Dengan tambahan 180 KRL itu, sebanyak 750.000 penumpang diperkirakan bisa terangkut setiap harinya. Saat ini, menurut Jonan, baru 600.000 penumpang yang terangkut. “Sekarang itu maksimum 600.000 penumpang satu hari untuk kereta listrik Jakarta, dengan 180 bisa sampai 750.000 penumpang setiap hari, tapi longgar, tidak berdesakan terlalu padat,” tuturnya.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dalam acara yang sama menyatakan mendukung penambahan KRL oleh PT KAI. Menurut Basuki, pola transportasi makro yang sudah dirancang Pemprov memang mengutamakan moda transportasi di atas rel.

“Kebijakan pola transportasi makro kita memang harus berdasarkan di atas rel kereta ini jadi kita utamakan yang berbasis rel ini, karena kalau tidak, tidak mungkin headway bisa tercapai. Makanya saya katakan, dari awal kami mendukung penambahan kereta api, apa pun yang terjadi ini harus dilakukan,” ujarnya.