Kamis, 05 Desember 2013 | 12:23 WIB
BI Rate Naik, Investor Pilih Deposito

TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate mempengaruhi kapitalisasi atau nilai akumulasi modal yang terkumpul di bursa saham. Banyak investor berduit besar yang melakukan cut loss atau memangkas investasinya di sektor tersebut.

"Mereka meninggalkan pasar saham dan memilih menanamkan uangnya dalam bentuk deposito di bank," kata ekonom dari Samuel Sekuritas, Lana Soelistyaningsih, kepada Tempo, Kamis, 5 Desember 2013.

Menurut Lana, terjadinya hijrah sangat wajar karena investor berdana besar bisa memperoleh bunga deposito di atas 10 persen dari bank setelah bunga acuan naik. Tingkat bunga itu sangat menarik jka dibandingkan dengan keuntungan dari pasar modal yang saat ini tengah jeblok (Baca: IHSG Masih Nangkring di Zona Merah)."Apalagi belum ada tanda-tanda pemulihan kinerja pasar saham."

Seperti diketahui, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan (BI rate) 1,75 persen sepanjang Juni-November 2013. Saat ini BI rate bertengger di level 7,5 persen. Sedangkan bunga wajar dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk bank umum naik ke level 7,25 persen. Seiring dengan kenaikan tersebut, bank umum akan menaikkan bunga deposito.

Lana mencontohkan, investor besar yang mungkin memindahkan dananya adalah pengelola dana pensiun. Menurut dia, selama ini dana pensiun membantu pergerakan pasar modal. Namun, dalam kondisi sekarang, pengelola dana tersebut kemungkinan memindahkan dananya sementara waktu.

"Jika rupiah mulai menguat, indeks membaik, saya yakin investor tersebut akan kembali menempatkan dana di pasar saham," katanya.

Pada perdagangan Rabu, 4 Desember 2013, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia terkoreksi 47,46 poin (1,11 persen) ke level 4.2.41,30. Sedangkan rupiah turun 98 poin (0,82 persen) menuju level 11.986 per dolar Amerika.

MARTHA THERTINA

Ember