Kisah Orang Indonesia Yang Pernah Berguru di Padepokan Wong Fei Hung
TS
IsnanExcl
Kisah Orang Indonesia Yang Pernah Berguru di Padepokan Wong Fei Hung
Setelah 27 tahun belajar Kungfu, Khong A Djong menguasai dua aliran yang berbeda yaitu siau liem dan nggo mbie paei. Wuih mantap!
Gambarnya, seorang pemuda berambut cepak tengah berdiri gagah bersedekap tangan.
Badannya sedang-sedang saja, tak begitu besar, pun terlampau kecil. Namun tubuh pemuda itu terlihat kukuh dengan sembulan otot-otot di kedua lengan dan hastanya. Lebih gagah, karena ia mengenakan pakaian yang terbuat dari kulit harimau (fu bei sam).
Spoiler for Orangnya gan:
Quote:
''Ini foto saya waktu masih muda dulu, kira-kira umur 30-an,'' tutur Khong A Djong lirih.
Quote:
Rasanya susah membayangkan, pemuda dalam foto itu Khong A Djong, sebab pada usia tuanya saat ini, tubuh lelaki itu terlihat renta dan rapuh.
Quote:
Untuk berjalan atau beranjak dari tempat duduknya saja, dia harus dipapah seorang pembantu.
Quote:
Begitu pun artikulasi suaranya saat bicara, tak lagi mudah ditangkap. Agar bisa dipahami, perlu ''transliterasi'' putra bungsunya Khong Fan Shen (41).
Quote:
Untuk meyakinkan, Khong Fan Shen mengambil pakaian kulit harimau yang terdapat dalam foto dari dalam lemari.
Quote:
Serupa dengan tubuh Khong A Djong, kondisi pakaian yang terbuat dari kulit harimau asli itu juga terlihat rapuh.
Quote:
Beberapa bagiannya telah koyak oleh usia. Tak berlebihan jika Khong A Djong repot-repot menyimpannya, sebab itulah kenangan terindah yang dia dapatkan di masa muda sebagai pendekar kung fu.
Quote:
Menurut Khong A Djong, pakaian kulit harimau itu dia dapatkan setelah memenangi kejuaraan kung fu gaya bebas di daratan Tiongkok (baligay) selama tujuh kali berturut-turut.
Quote:
Kebanggaan lain, dia mengaku pernah mencecap ilmu kung fu Siong Mao, murid mahaguru kung fu legendaris Tiongkok Wong Fei Hong .
Quote:
Khong A Djong lahir di Kampung Gabahan Lengkong Buntu, kawasan Pecinan Semarang pada 10 Oktober 1896, sebagai anak tunggal dari pasangan Khong Hien Yie dan Lie Kwat Nio, yang berprofesi sebagai pedagang lo shio bak (babi panggang).
Quote:
Menurut dia, ''Khong'' sebagai nama depan, menunjukkan dirinya sebagai keturunan ke-70 filsuf besar Khong Hu Cu.
Berguru di Tiongkok
Quote:
Umur enam tahun, orang tuanya menitipkan Khong A Djong kepada seorang pamannya yang tinggal di Kota Nam Hai, Provinsi Kwang Tung, Tiongkok.
Quote:
Di negeri besar itu, dia belajar kung fu di Siao Liem Sie, perguruan masyhur tempat para pendekar kung fu terbaik Tiongkok menuntut ilmu.
Quote:
Jangan tanya guru-gurunya, hampir semuanya nama-nama kondang, satu di antaranya Siong Mao, murid Wong Fei Hong.
Quote:
Di perguruan yang juga menelurkan bintang film kung fu legendaris Bruce Lee itu, dia memelajari dua aliran kung fu, yakni siau liem dan nggo mbie paei.
Quote:
Siau liem adalah aliran kung fu dari Tiongkok Selatan yang mengutamakan pertarungan tangan kosong jarak jauh.
Quote:
Adapun nggo mbie paei, berasal dari Tiongkok Utara yang mengedepankan pertarungan tangan kosong jarak pendek. Meski demikian, penggunaan senjata seperti toya, pedang, trisula, kwang tauw, tombak, golok, hwa, dan tali, juga diajarkan.
Quote:
''Dibandingkan dengan senjata-senjata yang lain, tali adalah senjata paling hebat. Meski kelihatannya sepele, dia bisa mengalahkan pedang, tombak, golok, dan senjata tajam lainnya,'' jelasnya.
Quote:
Di luar itu, setiap murid juga mendapat ilmu bahasa sandi dan pengobatan cidera. Bahasa sandi digunakan untuk pembicaraan rahasia antarkawan seperguruan.
Quote:
Bahasa itu, sekaligus menjadi identitas keanggotaan Siao Liem Sie. Jika dua orang bertemu di jalan dan bisa berbincang dengan bahasa sandi itu, hampir dapat dipastikan mereka saudara seperguruan.
Quote:
Khong Fan Shen mengisahkan, suatu ketika ayahnya didatangi beberapa murid seperguruan dari Tiongkok. Saat bersua, mereka berbicara dengan bahasa aneh yang tak dia mengerti.
Quote:
Namun, kendati belum pernah bertemu sebelumnya, mereka terlihat sangat akrab. Bahasa sandi Siau tak boleh diajarkan kepada orang lain di luar perguruan.
Quote:
Setelah 27 tahun belajar kungfu di Tiongkok, A Djong dipanggil orang tuanya pulang ke Semarang untuk menikah dengan seorang gadis tetangga dari Kampung Gabahan Lengkong Buntu, Auw Yang Ien Nio.
Punya tanggungan keluarga, A Djong bekerja apa saja. Dia juga memanfaatkan kemampuan bela dirinya untuk melatih dan menggelar pertunjukan kungfu di tempat umum. Kemudian berpraktek sebabgai tabib, dan meninggal pada 22 September 2008.
Komentar agan2...??
-----------------#-----------------
Komentar pilihan dari agan2
Quote:
Original Posted By brainburner►Waaaah,ane malah baru tau gan,padahal beliaunya buka praktek pijat tulang di Semarang, dan ane salah seorang pasiennya sekitar tahun 1999 waktu patah tangan.... Sayangnya sekarang udah ga ada ya gan