Jakarta, POL
JANJI Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat kampanye lalu akan selalu dekat dengan rakyat hanya omong kosong.

Terbukti selama menjabat lebih banyak berpihak ke konglomerat dengan menyesengsarakan rakyat. Hal ini terungkap dalam dialog publik di Gedung Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (3/12/2013) kemarin.

Budayawan Ridwan Saidi menngatakan, kebijakan Jokowi-Ahok itu membinasakan orang miskin bukan membinasakan kemiskinan.

Ia mencontohkan upaya relokasi pedagang kaki lima ke Blok G Tanah Abang yang sepi. Akibatnya secara perlahan akan membuat padagang gulung tikar.

“Para pedagang kecil itu mata pencariannya terancam mati karena dipaksa pindah ke tempat yang sepi,” katanya.

Selain itu, lanjutnya, kawasan Jakarta Industri Estate Pulogadung (JIEP) dikosongkan untuk pembangunan apartemen, membuktikan Jokowi-Ahok berpihak kepada kalangan konglomerat.

“Begitu juga dengan kasus sengketa lahan di Taman BMW juga untuk kepentingan pengembang,” ucapnya.

Hal senada dikatakan mantan Wagub DKI Prijanto bahwa kasus sengketa lahan di taman BMW merupakan sikap Jokowi-Ahok yang tidak peduli terhadap nasib rakyat kecil.

“Pengembang merekayasa seolah membayar utang fasos dan fasum di lahan itu. Padahal sebenarnya lokasi lahan itu fiktif. Karena bukan beralamat di Jalan RE Martadinata seperti keberadaan Taman BMW,” jelas Prijanto.

Sedangkan pengamat politik Amir Hamzah mencontohkan kebijakan yang dianggap tidak pro rakyat adalah proyek MRT.

“MRT itu memiliki kepanjangan Maha Raja Tega, karena ada warga yang tidak terima ganti rugi lahan,” pungkasnya. POL

- See more at: http://metropolitan.pelitaonline.com...t#.Up8lHtIW0wY