MESKI menyangsikan telegram rahasia dikeluarkan Kapolri, Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah Mustafa B. Nahrawardaya mengatakan, perintah pencopotan Jilbab bertujuan untuk memecah belah umat Islam.

"Saat ini jelas apa yang dilakukan Polri sebuah langkah blunder paling memalukan dan paling melukai bagi Umat," ujar Mustafa kepada wartawan di Jakarta, yang kami tulis (2/12/2013).

Dalam telegram rahasia yang tertulis, 'Keputusan untuk menggunakan jilbab ditunda sambil menunggu SK”, merupakan upaya dari pihak yang tidak senang dengan Islam.

Ia berharap Kapolri tidak mudah dikendalikan oleh kelompok intoleran yang bertujuan untuk memecah belah umat. Karena, Sutarman saat menjadi Kapolri dengan tulus membolehkan Polwan memakai jilbab.

“Seharusnya apabila memang ada keinginan membuat seragam khusus bagi Polwan berjilbab di waktu mendatang tidak perlu perintah menanggalkan jilbab,” katanya.

Menurutnya para Polwan yang mengenakan jilbab mengikuti anjuran Kapolri merupakan sebuah respon positif dari segenap aparat Polwan di kepolisian.

Jika Polri tidak lagi berkenan menjadi pengayom dan pelindung serta pelayan umat, kepada siapa lagi umat Islam akan mengadu?

“Kepada ormas Islam khusunya NU dan Muhammadiyah, inilah saatnya bersatu untuk membendung intoleran yang mencoba membodohi Polri,” tandasnya. POL

- See more at: http://dunia-islam.pelitaonline.com/...m#.UpxW1NKw3wA