- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Semangat Bocah Cacat,Merangkak Naik Turun Bukit Untuk Sekolah!!


TS
bubs
Semangat Bocah Cacat,Merangkak Naik Turun Bukit Untuk Sekolah!!
Quote:
Original Posted By >
indosiar.com, Sukabumi - (29/11/2013) Inilah Arya Gustiansyah, bocah yatim piatu berusia 8 tahun, warga kampung Cibinong, Jampang Tengah, Sukabumi.
Cacat pada kaki kirinya sejak lahir, membuatnya terpaksa merangkak,
untuk bisa ke sekolah. Bukan jalan
beraspal datar yang ditempuhnya,
melainkan area perbukitan.
Sesekali Arya berhenti untuk mengistirahatkan lututnya yang sakit, karena terus menopang berat tubuhnya, naik turun bukit.
Saat harus menuruni bukit cadas, sang nenek yang setiap hari menemani ke sekolah sambil menggendong adik Arya, juga menggendong Arya.
Kekurangan fisik, tak membuat Arya malas bersekolah, demi meraih cita-cita, menjadi dokter. Kegigihan dan semangat Arya bersekolah membuat guru wali kelasnya, kagum.
Kepada nenek yang mengasuhnya sejak
kecil, Arya kadang mengeluh minder dengan teman-temannya di sekolah. Terlebih pada
jam istirahat, saat semua teman-temannya bermain berlarian di luar kelas.
Tak heran, selain bercita-cita menjadi dokter, Arya memiliki impian lain, memiliki kaki palsu yang bisa menopangnya berdiri.
Spoiler for Arya:
indosiar.com, Sukabumi - (29/11/2013) Inilah Arya Gustiansyah, bocah yatim piatu berusia 8 tahun, warga kampung Cibinong, Jampang Tengah, Sukabumi.
Cacat pada kaki kirinya sejak lahir, membuatnya terpaksa merangkak,
untuk bisa ke sekolah. Bukan jalan
beraspal datar yang ditempuhnya,
melainkan area perbukitan.
Sesekali Arya berhenti untuk mengistirahatkan lututnya yang sakit, karena terus menopang berat tubuhnya, naik turun bukit.
Saat harus menuruni bukit cadas, sang nenek yang setiap hari menemani ke sekolah sambil menggendong adik Arya, juga menggendong Arya.
Kekurangan fisik, tak membuat Arya malas bersekolah, demi meraih cita-cita, menjadi dokter. Kegigihan dan semangat Arya bersekolah membuat guru wali kelasnya, kagum.
Kepada nenek yang mengasuhnya sejak
kecil, Arya kadang mengeluh minder dengan teman-temannya di sekolah. Terlebih pada
jam istirahat, saat semua teman-temannya bermain berlarian di luar kelas.
Tak heran, selain bercita-cita menjadi dokter, Arya memiliki impian lain, memiliki kaki palsu yang bisa menopangnya berdiri.
Link
"Kisah Tentang Arya"
Quote:
Original Posted By >
SEMANGAT : Dengan menggunakan kedua tangan dan lututnya, melewati jalan bebatuan dan sawah Arya bocah berusia delapan tahun tetap bersemangat pergi kesekolah ditemani nenek dan adiknya. FOTO : WIDI/RADARSUKABUMI
di sebelah kirinya sejak lahir. Arya tetap semangat untuk pergi ke sekolah walau harus merangkak dengan menempuh perjalanan sekitar dua kilometer.
Pukul 07.00 tepat, Arya atau yang akrab disapa Bombom ini sudah bersiap-siap ke sekolah. Mengenakan seragam SD lengkap Arya ditemani neneknya Engkar ke sekolah dengan berjalan kaki menempuh jarak 2 km dari rumahnya.
Selain harus merangkak ke sekolah medan yang harus dilalui semakin menambah beban Arya.
Rumahnya berada di kaki bukit, kondisi jalan yang tidak merata dengan banyak bebatuan serta jalan yang licin tidak membuat anak
pertama dari dua bersaudara pasangan Maman dan Susanti ini mengeluh ke sekolah.
Sejak kecil Arya tidak pernah mendapat kasih sayang dari orang tuanya. Pasalnya Ibu kandung Arya sudah meninggal karena sakit. Sementara ayahnya kini pergi meninggalkan kedua anaknya entah kemana, sehingga Arya dan juga adiknya yang baru berusia empat tahun diurus oleh nenek dan kakeknya.
Setiap pagi Arya berangkat sekolah
ditemani neneknya dan juga adiknya, tanpa menggunakan alat bantu, Arya menggunakan lutut dan kedua tangannya untuk berjalan terkadang jika melewati medan yang sulit
Arya terpaksa minta digendong oleh neneknya yang sudah berusia setengah abad.
Meskipun memiliki kekurangan fisik tetapi semangat Arya untuk meraih cita-citanya ini tidak pernah surut. Bahkan Arya termasuk anak yang rajin dan pintar di sekolahnya, tak heran jika ia banyak disayang oleh guru-gurunya termasuk guru wali kelasnya Iryan Rismawati yang mengaku sangat bangga ke salah satu muridnya tersebut.
Bahkan, menurut gurunya ini Arya juga
sangat aktif di bidang olahraga, bahkan pada saat jam pelajaran olahraga ia juga mengikuti
pelajarannya.
“Arya anaknya rajin mau kondisi hujan pun ia tetap ke sekolah, selama ini kehadirannya bagus, ia juga termasuk anak yang pandai bergaul dengan teman-temannya begitu pun dengan nilai akademiknya Arya selalu mendapat rangking,” ujar Iryan.
Saat ditanya mengenai cita-cita, bocah tersebut dengan polos ingin menjadi dokter supaya bisa menyembuhkan dan membantu orang-orang di sekitarnya yang sedang sakit. “Pengen jadi dokter dan bisa terus sekolah sampai tingkat yang lebih tinggi,” kata Arya tersipu malu.
Cacat tubuh di kaki kirinya ini, tidak membuatnya merasa malu, bahkan ia pun tetap percaya diri tanpa harus merasa malu saat bergaul dengan Teman-temannya. Berasal dari keluarga tidak mampu, untuk menghidupi kehidap sehari-harinya Kakek Arya yaitu Emen hanya bekerja serabutan sebagai buruh tani di sawah dan kebun
orang lain.
Memiliki penghasilan yang seadanya tentu sangat sulit untuk membeli kaki palsu untuk cucu kesayangannya ini. Untuk itu, ia berharap ada bantuan dari pemerintah setempat untuk memperhatikan nasib cucunya ini.
“Saya udah tua, kalau nanti saya sudah
tidak mampu mengurus kedua cucu saya ini, saya sangat berharap jika ada yang mau menyumbangkan kaki palsu untuk cucu saya supaya dia bisa berjalan normal seperti anak
lainnya,”ungkapnya.
Spoiler for Arya:
SEMANGAT : Dengan menggunakan kedua tangan dan lututnya, melewati jalan bebatuan dan sawah Arya bocah berusia delapan tahun tetap bersemangat pergi kesekolah ditemani nenek dan adiknya. FOTO : WIDI/RADARSUKABUMI
Spoiler for Arya:
di sebelah kirinya sejak lahir. Arya tetap semangat untuk pergi ke sekolah walau harus merangkak dengan menempuh perjalanan sekitar dua kilometer.
Pukul 07.00 tepat, Arya atau yang akrab disapa Bombom ini sudah bersiap-siap ke sekolah. Mengenakan seragam SD lengkap Arya ditemani neneknya Engkar ke sekolah dengan berjalan kaki menempuh jarak 2 km dari rumahnya.
Selain harus merangkak ke sekolah medan yang harus dilalui semakin menambah beban Arya.
Rumahnya berada di kaki bukit, kondisi jalan yang tidak merata dengan banyak bebatuan serta jalan yang licin tidak membuat anak
pertama dari dua bersaudara pasangan Maman dan Susanti ini mengeluh ke sekolah.
Sejak kecil Arya tidak pernah mendapat kasih sayang dari orang tuanya. Pasalnya Ibu kandung Arya sudah meninggal karena sakit. Sementara ayahnya kini pergi meninggalkan kedua anaknya entah kemana, sehingga Arya dan juga adiknya yang baru berusia empat tahun diurus oleh nenek dan kakeknya.
Setiap pagi Arya berangkat sekolah
ditemani neneknya dan juga adiknya, tanpa menggunakan alat bantu, Arya menggunakan lutut dan kedua tangannya untuk berjalan terkadang jika melewati medan yang sulit
Arya terpaksa minta digendong oleh neneknya yang sudah berusia setengah abad.
Meskipun memiliki kekurangan fisik tetapi semangat Arya untuk meraih cita-citanya ini tidak pernah surut. Bahkan Arya termasuk anak yang rajin dan pintar di sekolahnya, tak heran jika ia banyak disayang oleh guru-gurunya termasuk guru wali kelasnya Iryan Rismawati yang mengaku sangat bangga ke salah satu muridnya tersebut.
Bahkan, menurut gurunya ini Arya juga
sangat aktif di bidang olahraga, bahkan pada saat jam pelajaran olahraga ia juga mengikuti
pelajarannya.
“Arya anaknya rajin mau kondisi hujan pun ia tetap ke sekolah, selama ini kehadirannya bagus, ia juga termasuk anak yang pandai bergaul dengan teman-temannya begitu pun dengan nilai akademiknya Arya selalu mendapat rangking,” ujar Iryan.
Saat ditanya mengenai cita-cita, bocah tersebut dengan polos ingin menjadi dokter supaya bisa menyembuhkan dan membantu orang-orang di sekitarnya yang sedang sakit. “Pengen jadi dokter dan bisa terus sekolah sampai tingkat yang lebih tinggi,” kata Arya tersipu malu.
Cacat tubuh di kaki kirinya ini, tidak membuatnya merasa malu, bahkan ia pun tetap percaya diri tanpa harus merasa malu saat bergaul dengan Teman-temannya. Berasal dari keluarga tidak mampu, untuk menghidupi kehidap sehari-harinya Kakek Arya yaitu Emen hanya bekerja serabutan sebagai buruh tani di sawah dan kebun
orang lain.
Memiliki penghasilan yang seadanya tentu sangat sulit untuk membeli kaki palsu untuk cucu kesayangannya ini. Untuk itu, ia berharap ada bantuan dari pemerintah setempat untuk memperhatikan nasib cucunya ini.
“Saya udah tua, kalau nanti saya sudah
tidak mampu mengurus kedua cucu saya ini, saya sangat berharap jika ada yang mau menyumbangkan kaki palsu untuk cucu saya supaya dia bisa berjalan normal seperti anak
lainnya,”ungkapnya.
Link
Quote:
Original Posted By bubs
"Semoga pemerintah disana dapat mefasilitasi Arya,toh cuma kaki palsu yang diminta Arya ga lain..dan jika pemerintah disana bisa memberikan lebih,apresiasi besar buat pemerintah disana,terlepas pencitraan atau tidak hal seperti ini memang harus menjadi perhatian Petugas yang bertanggung jawab disana!!!semoga cerita lain yang ada di daerah pedalaman semua bisa terangkat di media. Untuk para kaskuser semoga Trit ane bisa mengingatkan berbahagialah & beruntungnya kita yang bisa sekolah dengan enak & berkaskus ria Tanpa harus susah payah seperti adik Arya, Karena masih banyak di luar sana yang Bernasib di bawah kita...
..!!!

"Makasih Buat Agan yang Udah Ngasih
buat ane 


Diubah oleh bubs 05-12-2013 07:12
0
2.8K
Kutip
40
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan