Ketimbang Urus Jilbab, Polri Sebaiknya Perhatikan Jenjang Karier Polwan
JAKARTA - Anggota Komisi III DPR, Eva Kusuma Sundari mengkritisi langkah Mabes Polri yang belakangan justru terlalu sibuk mengurusi jilbab polwan dibandingkan melakukan pembenahan di internal institusi tersebut.
Menurut politikus Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan ini, ketimbang sibuk mengurusi jilbab polwan, Mabes Polri seharusnya mengupayakan adanya kesetaraan jenjang karier bagi polwan di posisi-posisi strategis.
"Aku agak kecewa kenapa kok urusan seragam didahulukan. Aku minta polwan ditambah, polwan jadi Kapolda, itu lebih esensial kalau memang ngomong hak asasi," kata Eva,Senin (2/12/2013) malam.
Menurut Eva, harus ada persamaan karier bagi polisi pria dan polwan, sehingga hak asasi para polwan benar-benar terjamin. "Polwan harus diberikan kesempatan karier juga. Ini penting," sambungnya.
Eva bukannya tidak sepakat dengan pemakaian jilbab oleh para polwan. Namun menurutnya, alangkah lebih bijak jika Mabes Polri memberikan kebebasan bagi para anggotanya terkait hal tersebut.
"Itu bagus kalau menjadi pilihan, diberi kebebasan, bukan diwajibkan. Pakai jilbab silakan, yang mau pakai pakaian biasa juga silakan. Tapi aku setuju saja kalau ditunda," usulnya.
Sebelumnya, Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri), Komjen Pol Oegroseno, mengaku telah berkoordinasi dengan Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Irjen Pol Anton Bahrul Alam terkait penggunaan jilbab bagi polisi wanita (polwan).
Hasil koordinasi tersebut memutuskan untuk menunda terlebih dahulu penggunaan jilbab bagi polwan.
Seperti diketahui, sejak 25 November Polri mengizinkan bagi polwan yang ingin mengenakan jilbab. Meski Polri tak menyediakan jilbab yang seragam. mereka berusaha untuk menyesuaikan jilbab dengan seragam dinas masing-masing satuan.
SUMBER.....