KESEPAKATAN perdagangan bebas organisasi perdagangan atau World Trade Organization (WTO) telah mengancam sektor pertanian Indonesia. Pertemuan yang akan dihadiri oleh menteri perdagangan Gita Wirjawan ini akan membahas perdagangan bebas di Bali Desember mendatang.

"Kami mendesak pemerintah memberikan perlindungan terhadap sektor pertanian dan pangan, karena kesepakatan ini bisa menghancurkan sektor ini," ujar Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih di Jakarta, Jumat (29/11/2013).

Ia menegaskan, karena menyangkut kebutuhan dasar manusia, sektor pertanian dan pangan harus dikeluarkan dari WTO. Alasannya karena sektor ini tidak bisa disamakan dengan barang-barang industri.

Menurutnya, ancaman WTO tidak hanya dirasakan oleh Indonesia tapi juga di seluruh negara anggota G33 yang sama-sama memperjuangkan sektor pertanian.

"Banyak kesepakatan WTO yang terbukti tidak adil. Contohnya penghapusan subsidi pangan dan melakukan privatisasi sektor publik. Tapi negara-negara maju malah mensubsidi petaninya," katanya.

Pemerintah, katanya, terlalu lemah mengambil sikap terhadap WTO. Terbukti tanpa dasar yang jelas, Indonesia bersedia menjadi penyelenggara konferensi WTO.

Pemerintah, ketimbang memperjuangkan kepentingan petani dan rakyat Indonesia lebih memilih berbaik-baik dengan para peserta WTO.

"Sebaiknya WTO diakhiri saja, diganti dengan sistem perdagangan yang lebih adil. Sebab WTO hanya merugikan ekonomi Indonesia," pungkasnya. POL

- See more at: http://politik.pelitaonline.com/news...a#.Upin19Kw3wA