Kaskus

Entertainment

ken neroAvatar border
TS
ken nero
sah kaprah penyebutan kata : Kita
coba deh dengar orang-orang bicara.sering dengar kan orang bilang : kita ,untuk mewakili pihak mereka, yang maksud sebenarnya adalah "kami".

yang benar :

kita : aku, kau , semua orang termasuk lawan bicara
kami : aku n orang2 yg di pihak pembicara tapi tidak termasuk lawan bicara.

selama ini ternyata yang salah kaprah bukan orang2 yg ga berpendidikan tapi pejabat2 yang bicara di depan tv sering salah sebut "kita" mewakili institusinya.padahal artinya "kami".

contoh gw nanya dokter:

gw: " hari ini praktek ga dok?".
dokter : "hari ini , kita dokter2 mau demo ".

lha, gw yang nanya kan bukan dokter ?.....

harusnya dokter jawab begini kan :

dokter : "hari ini, kami dokter2 mau demo".


ternyata bahasa indonesia kita sudah terpengaruh bahasa "alay".yang salah guru bahasa indonesia / kita yang mau "gaya berbahasa" , mau "beda" malah salah arti.


Salah Kaprah Kata ‘Kita’


Kata ‘kita’ sering sekali kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi apakah kita benar-benar tepat dan mengerti arti
dan penggunaannya? Menurut KBBI definisi kata ‘kita’: pronomina persona pertama jamak, yg berbicara bersama dengan
orang lain termasuk yg diajak bicara. Selain itu, juga ada kata ‘kami’ yang mirip dengan ‘kita’. Kata ‘kami’ sendiri menurut
definisi KBBI: yang berbicara bersama dengan orang lain (tidak termasuk yg diajak berbicara). Jadi jelaslah ada perbedaan
antara kata ‘kita’ dan ‘kami’. Herannya di Indonesia ini, masih banyakyang belum mengerti arti dan penggunaan yang sesuai
dari kata ‘kita’. Saya beri contoh kata ‘kita’ yang tepat/sesuai. “Kita tak boleh menyerah dengan kepentingan asing.”
Maksudnya tepat bahwa pembicara/ pendengar sama-sama merupakan Bangsa Indonesia. Atau misalnya seorang anak
bertanya pada kedua temannya,” Yu, Man, kita habis gini mau ke mana?”. Kata ini tepat karena yang ia maksud adalah
dirinya dan kedua temannya.
Penggunaan ‘kita’ sering dipraktekkanuntuk memaksudkan pembicara dan kelompoknya kepada pendengar. Padahal
pendengar tersebut bukanlah subjek yang termasuk ‘kita’ yang mereka ucapkan. Lebih tepat bila mereka/ salah satu dari
mereka yang berucap tersebut, menggunakan kata ‘kami’. Karena yang mereka maksud adalah dirinya dan kelompoknya tak
termasuk lawan bicara/pendengarnya. Masa, kita sebagai WNI tidak ingat lirik dari lagu Bagimu Negeri? Seperti: Padamu
Negeri kami berjanji, padamu Negeri kami berbakti, padamu Negeri kami mengabdi, bagimu Negeri jiwa raga…kami. Masa
ada lagu ‘Bagimu Negeri’ pake kata ‘kita’ seperti ini: Padamu Negeri kita berjanji, padamu negeri kita berbakti, padamu
negeri kita mengabdi, bagimu negeri jiwa raga.., kita. Lak, ngawur sekali, dan nggak ada yang kaya begitu seumur-umur,
he..he..he…
Contoh kesalahan lainnya saya ambildari berita kebakaran rumah di Kelapa Gading, Jakut ini: “Kita kan maunya pergi dari
sini lebih layak bukan malah tambah belangsak,". Hal ini menjadi sangat lucu dan enak aja lo, dalam hati saya bilang. Masa
saya yang membaca berita tersebut termasuk dalam ‘kita’ yang mereka sebut? Padahal kan saya bukan merupakan
kelompok/bagian dari mereka. Saya tidak bertempat tinggal seperti mereka, kok bisa-bisanya dibilang ‘kita’. Ngapain lu,
bawa—bawa gue?
Bahkan para pejabat pun banyak sekali yang salah dalam mengucapkan makna kata ‘kita’. Misalnya Jokowi, Rikwanto, dll
yang hampir selalu mengucapkan kita untuk pengertian ‘kami’. Sangat jarang sekali mereka menggunakan kalimat ‘kami’
dalam berkomunikasi/berbicara dengan masyarakat. Padahal konteksnya bukan mengajak masyarakat melainkan kelompok
mereka sendiri. Contoh: “Keluarga masih berkabung, setelah itu baru kita perdalam. Kita cari apa motivasi bunuh diri,"ujar
Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Senin (27/5). Padahal pembaca, wartawan, dan banyak orang yang mendengar informasi
dari Pak Rikwanto tersebut bukanlah kelompok Polisi. Bagaimana mungkin kita semua dianggap anggota Kepolisian sama Pak
Rikwanto. Masa, kita yang punya kegiatan dan kerjaan yang berbeda dengan Kepolisian, harus bahu-membahu dengan pihak
kepolisian untuk mencari motif dari bunuh diri tersebut?Nggak masuk akal sekali bukan?
Contoh lainnya lagi dari Mayor Inf Agus Harimurti Yudhoyono pun dalam perbincangan dengan Mata Najwa pun, sering
mengucapkan kata ‘kita’ untuk menceritakan pengalaman dirinya bersama dengan kelompok tentaranya di Libanon. Lihat
disini(Perhatikan mulai menit ke 02:35) "Kita berangkat berdasarkan mandat 1701 Dewan Keamanan PBB. “ Ternyata banyak
juga orang yang berpangkat tinggi pun salah kaprah/persepsi tantang penggunaan dan makna kata ‘kita’. Bahkan Jokowi pun
sering salah dalam penggunaan kata ‘kita’ contoh pada berita ini:"Kita sudah simulasikan kemarin, ya mesti ada tambahan
sedikit. Kalau lapangannya diatur, dikelola, saya kira enggak akan macet," pungkasnya. Padahal kan nggak mungkin
Masyarakat Jakarta mensimulasikan pengatasan kemacetan bersama jajaran Pemprov/Dishub. Seharusnya kata ‘kami’
digunakan bukan kata ‘kita’.
Yang saya apresiasi adalah para pembawa acara dan news anchor yang memang mungkin background bahasanya lebih
bagus memang, yang tahu kapan mengucapkan ‘kita’ dan kapan mengucapkan ‘kami’. Hampir semua news anchor mampu
menggunakan kata ‘kita’ dan ‘kami’ secara sesuai. Hanya beberapa news anchor/pembawa acara saja yang masih salah
dalam pengertian kita. Misalnya pelawak seperti Sule, Gilang, Wendy, dll yang memang latar belakangnya bukan pembawa
acara resmi yang berulang-ulang menyebut ‘kita’ untuk maksud kata ‘kami’ dalam lawakan yang mereka tampilkan. Selain
itu,tokoh publik yang baik pengucapannya yang patut kita apresiasi contohnya: Liliyana Natsir , Udar Pristono,dan Pakde
Karwo yang menyebut ‘kami’ dan konteksnya tepat, bukan ‘kita’ yang salah konteksnya. Lihat di Liliyana: jangan dukung
kami saat menang saja."Kami arahkan parkir di dalam pasar. Hari ini pelanggaran banyak sekali," “Kami berterima kasih
kepada semuanya, parpol, ormas serta elemen masyarakat lainnya yang ikut mendukung langkah kami untuk memajukan
Jawa Timur,”
Seharusnya pejabat terutama kalau memang mau menggunakan Bahasa Indonesia pahami dulu kata-kata yang akan diucap
agar pas dan enak didengarnya. Malu lah rasanya, masa sebagai seorang ketua/atasan tak memberi contoh penggunaan
kata yang sesuai pada rakyat/maupunbawahan? Meski itu terasa sepele, hal tersebut harus menjadi pelajaran dan tak boleh
dibiarkan. Ini Bahasa Indonesia, bukan bahasa ibu kita sendiri, bukan Bahasa Inggris yang arti dari 'kita' dan 'kami' hanya
diwakili oleh ‘we’ dan ‘our’/’us’ untuk kepemilikan. Kalau masyarakat bawah seringkali, kata ‘kami’ ketuker ‘kita’, saya sendiri
masih sedikit toleran. Tapi kalau sudah pejabat publik/tokoh yang sering tampil di publik, wah ya terlalu. Seharusnya mereka
lebih cermat dalam berkomunikasi lagi, biar tidak salah kaprah dan diikuti oleh rakyat/pendukungnya. Semoga tulisan ini
bermanfaat bagi anda, dan agar kita lebih cermat lagi dalam mengucapkan kata secara tepat, terutama kata ‘kita’ dan ‘kami’
dalam berbicara/menulis.



http://m.kompasiana.com/post/read/604480/2/salah-kaprah-kata-kita
Diubah oleh ken nero 29-11-2013 09:25
0
2K
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan